Jinyoung mengetuk pintu kamar Hyunjin pelan lalu masuk ke dalam. Ingin menemui anaknya itu, tadi setelah sampai di rumah, tidak sesuai ekspektasinya. Hyunjin hanya memeluknya seperti biasa, membuka oleh-oleh, lalu makan siang bersama. Dan kini anaknya itu malah sibuk menyusun lego yang ia berikan sebagai oleh-oleh, bukannya melepas rindu.
Hyunjin duduk di karpet berbulu di ruang depan kamarnya. Menyusun lego dengan wajah seriusnya.
Jinyoung mengernyit, biasa Hyunjin tidak suka dengan hal-hal seperti ini, tapi tadi saat memilih oleh-oleh, ia hanya mengambil satu set lego saja. Biasanya ia akan mengambil hal yang ia anggap keren.
"Serius banget nyusun legonya," ucap Jinyoung. Ia memilih duduk di sebelah Hyunjin. Mengusap kepala Hyunjin pelan. Anaknya ini sedikit lebih kurus dari 2 minggu lalu sebelum ia pergi untuk bulan madu. Sekarang pipi Hyunjin tidak begitu berisi dan.... wajahnya tidak secerah biasanya.
Entah karena terlalu fokus atau bagaimana, Hyunjin hanya menjawab dengan dehaman singkat. Matanya juga masih fokus dengan kepingan lego yang berserakan.
"Semua fasilitas kamu udah papa balikin, besok kamu udah bebas ngapain aja."
"Iya," jawab Hyunjin pelan.
Jinyoung merasa ada yang salah. Apa Hyunjin sedang marah? Atau sedang ingin sesuatu?
"Ngga kangen sama papa?"
"Kangen."
Lihat. Sepertinya memang ada yang salah. Hyunjin menjadi normal itu sangat tidak normal. Biasanya selalu rusuh.
"Gimana selama dua minggu ini?"
Hyunjin menghentikan pergerakan tangannya selama beberapa detik setelah Jinyoung melemparkan pertanyaan itu.
"Biasa aja tuh," jawab Hyunjin akhirnya.
"Tapi papa dapet laporan dari om Youngjae kalau sempet ada kejadian." Sudah hanya sampai mengatakan itu saja, Jinyoung ingin melihat reaksi Hyunjin. Jinyoung sebenarnya sudah diceritakan oleh Youngjae.
Hyunjin terdiam. Di otaknya kini kembali terputar kejadian, Minho yang menggendong Felix dengan darah yang menetes dari pergelangan tangan Felix. Hyunjin menggelengkan kepalanya pelan dan meremat legonya. Mengapa menurutnya itu sangat mengerikan?
"Felix... tangannya luka," ucap Hyunjin pelan.
Dil uar dugaannya. Jinyoung pikir Hyunjin akan diam dan pura-pura tidak tau.
"Kayaknya karena Hyunjin."
Dan kalimat Hyunjin selanjutnya membuat Jinyoung berdeham pelan. Hyunjin ternyata langsung mengatakannya. Sebenarnya hingga saat ini ia tidak mengetahui secara pasti mengapa Felix sampai melukai dirinya sendiri. Dari cerita Youngjae juga sama, mungkin saja penyebabnya Hyunjin.
"Kamu dapet bertengkar sama Felix?" tanya Jinyoung pelan.
"H-hyunjin... banyak buat masalah, maaf pa.. janji ga ngulangin lagi." Hyunjin menundukkan kepalanya.
"Masalah apa?"
Membuat Minho marah hingga hampir menampar Felix, membuat Felix melukai dirinya sendiri, membuat Felix hampir tenggelam, membuat Minho dan Changbin bertengkar. Itu isi pikiran Hyunjin.
Hyunjin menatap Jinyoung dan Jinyoung bisa melihat mata anaknya itu bergerak gelisah.
Hyunjin menggeleng pelan.
"Hyunjin janji ga ngulangin lagi, Hyunjin bakal jadi saudara yang baik, Hyunjin ga bakal nyari masalah atau buat siapapun luka lagi. Hyunjin minta maaf... Hyunjin minta maaf pa... papa jangan marah, jangan-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh No! || Hyunjin
FanfictionHyunjin itu anak tunggal, jadi dia benar-benar ingin memiliki seorang kakak yang keren seperti kakak kelasnya yang bernama Changbin. Saat papanya menikah lagi, Hyunjin diberitahu bahwa akan memiliki seorang kakak dan adik kembar. Tapi masalahnya Hy...