Part 9

10.2K 739 16
                                    

Happy Reading




Pukul 19.40

Ayyla baru saja selesai sholat Isya. Dengan masih mengenakan mukenanya dia sudah rebahan di kasur, baru saja dia mau nonton drakor tiba-tiba handphone nya berdering, dilihatnya

Om Al Kulkas is calling

Ini ngapain Om Al tiba-tiba telpon ya batin Ayyla, kemudian dia mengangkat panggilan itu.

"Assalamu'alaikum" ucap Alvaro.

"Waalaikumsalam"

"Gimana luka kamu?" tanya Alvaro to the point.

"Udah lumayan mendingan Om"

"Syukurlah kalo gitu, makanya lain kali jangan ceroboh lagi!" peringat Alvaro.

"Namanya juga musibah Om ga bisa di hindarin. Eh kok Ay pengin liat wajahnya Om ya, kita vc aja yok Om!" ajaknya.

"Saya lagi di kamar mandi"

"Om tipu-tipu ya" ujarnya tidak percaya.

Tiba-tiba Alvaro langsung mengganti panggilannya menjadi video call, langsung saja Ayyla angkat.

"Annyeong!" heboh Ayyla.

"Hm, kamu baru selesai sholat ya?" dilihatnya Ayyla masih mengenakan mukena berwarna pink.

"Iya, tadi rencananya selesai sholat Ay mau nonton drakor, eh tiba-tiba Om telpon jadi di cancel dulu nontonnya"

"Jangan sering-sering nonton begituan tidak baik"

Ayyla mengerutkan keningnya. "Dari mana ga baiknya coba?"

"Saya pernah lihat Rahma lagi nonton drakor terus dia nangis-nangis tidak jelas"

"Itu namanya dia menghayati film-nya"

"Intinya itu tidak baik"

"Iya-iya" pasrah Ayyla.
Lalu Ayyla menyandarkan handphone nya di bantal dengan dia yang tiduran.

"Om mau tanya"

"Apa?"

"Tipe istri idamannya Om itu gimana?"

Beberapa detik Alvaro berpikir kemudian dia menjawab.
"Intinya dia takut pada Tuhan, terus menerima saya dan keluarga saya dan yang tidak kalah penting menjaga komitmen" jawab Alvaro.

"Maaf ya kalo Ay masih banyak kekurangannya" ucapnya pelan.

"Hei saya tidak mempermasalahkan itu, saya pun juga banyak kekurangannya."

Dan yang perlu kamu ingat.
"Pasangan yang baik itu adalah pasangan yang siap menerima segala kekurangan pasangannya, bukan hanya menerima kelebihannya saja, kalau kita bicara masalah kekurangan terus tidak akan ada habisnya karena tidak ada yang sempurna di dunia ini. Ingat di atas langit masih ada langit. Begitu juga yang terlihat sempurna pasti di dalam hidupnya juga mempunyai kekurangan jadi jangan jadikan kesempurnaan itu tolak ukur kebahagiaan" ujar Alvaro panjang lebar.

Ayyla masih bengong tapi bukan bengong dengan penjelasan Alvaro bukan melainkan kalimat itu adalah kalimat terpanjang yang Alvaro ucapkan selama ini.

Melihat Ayyla yang melamun. "Ay Ayyla" panggil Alvaro.

"Eh iya Om"

"Kamu paham kan apa yang saya bilang?"

"Iya paham kok"

"Ay mau tanya lagi."
"Sekiranya Om Al di suruh milih, pilih yang good looking apa good attitude?"

"Saya tidak munafik bahwa yang pertama itu penampilan tapi perlu di garis bawahi percuma saja kalau dia cantik tapi akhlaknya miris, apalagi untuk di jadikan istri pasti milih istri yang baik akhlaknya agar bisa mengajari anak-anaknya kelak. Ingat good looking itu bisa di rombak sedangkan attitude apakah ada jasa operasi akhlak, skin care akhlak, pelangsing atau pemutih akhlak, tidak bisa kan!" cerocos Alvaro.

Sedangkan Ayyla di buat speechless oleh perkataan Alvaro.
"Semoga Alvaro adalah orang yang tepat untuknya" doa Ayyla dalam hati.

"Jadi kamu jangan lagi overthinking karena kita diciptakan dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing."

Ayyla menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Alvaro lalu dia berucap. "Ya Allah Ayyla ga nyangka calon imam Ay tu pinter banget" puji Ayyla.

Seketika Alvaro dibuat mengsalting oleh perkataan Ayyla barusan. "Ehm" dehem Alvaro menghilangkan kesaltingannya.

"Saya tidak sebaik yang kamu kira tapi saya akan selalu berusaha menjadi yang terbaik buat kamu."

Pipi Ayyla pun memerah mendengar perkataan Alvaro barusan. "Kok Om jadi sweet gini sih, ga salah makan kan?" tanyanya heran.

"Saya sweet gini biar kamu suka!"

"Jangan gitu lagi Ay malu tau!" langsung saya kedua tangan Ayyla menutupi pipinya yang merona.

Alvaro terkekeh melihat reaksi Ayyla.
"Ehh kenapa di tutupin? padahal saya mau liat wajah kamu loh!" goda Alvaro.

"Stop Om nanti kalo Ay baper gimana?"

"Ya ga papa baper sama calon suami sendiri"

"Sekarang saya yang tanya sama kamu" ucap Alvaro.

"Sok atuh dipersilahkan"

"Tipe calon suami kamu itu gimana?"

"Tipenya tu ya yang kayak Taehyung tuh Om hehe"

"Saya ga kenal sama gayung"

"Taehyung Om bukan gayung"

"Ya terserah saya dong. Jawab yang benar tipenya yang kayak gimana"

"Simpel sih intinya dia cinta+sayang sama Ayyla terus bisa membimbing Ayyla agar lebih baik lagi kalau bisa sih bergelimang harta hehe genteng itu mah bonus"

"Berarti saya masuk dong kriteria tipe calon suami kamu, kan saya ganteng dan juga kaya" sombongnya.

Ayyla memutar matanya jengah. "Iya-iya Om itu masuk tipenya Ayyla"

"Kamu tidak terpaksa kan di jodohkan dengan saya?"

"Awalnya sih terpaksa tapi seiring berjalannya waktu Ay sadar apa yang dilakukan Ayah sama Bunda itu pasti yang terbaik buat Ayyla, Om pasti juga ga terima kan tiba-tiba di jodohin sama orang yang ga Om kenal?"

"Emang benar awalnya saya tidak menyetujui itu tapi seperti kata kamu tadi, tidak mungkin kan orang tua ngasih yang jelek buat anaknya.

Ayyla menganggukkan kepalanya.
"Nanti kalo udah nikah rencananya Ay mau kerja mau ngerasain cari uang itu gimana. Apa Om mengijinkan Ay kerja?"

"Saya sih terserah kamu aja, asal kewajiban kamu sebagai istri nanti tidak kamu lupakan"

Ayyla berbinar mendengar ucapan Alvaro.
"Ay kira Om ga akan kasih izin loh!"

"Saya tidak akan mengekang kamu, jadi kamu bebas mau kerja atau tidak nanti."

Tidak terasa sudah 2 jam mereka video call dan sekarang sudah pukul 10 lewat.
Dilihatnya Ayyla sudah beberapa kali menguap.

"Kalau kamu ngantuk sana tidur biar saya matikan video callnya"

"Ehh jangan!, tunggu sampai Ay tidur baru boleh di matiin ya Om. Terus Ay mau di nyanyiin"

"Saya tidak bisa nyanyi suara saya jelek, udah sana kamu tidur." Tut tut sambungan telepon terputus.

Susah banget padahal mau acara romantis-romantisan gerutu Ayyla, lalu dia langsung memejamkan matanya dan tertidur.


to be continued




Jangan lupa vote dan komen:)

Baybayy


Mas CEO Mas Suami | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang