Part 22

12.3K 730 34
                                    

I= saya love= cinta you= kamu
I love you= kita temenan aja

Happy Reading

Dua sejoli yang berdebat pasal baju tadi kini sudah berada di ruangan Alvaro. Ayyla mengedarkan pandangannya memperhatikan ruangan suaminya, ruangannya itu sangat luas dan juga nyaman, kalo gue tinggal di sini kayaknya sih enak-enak aja pikir Ayyla. Lalu Ayyla menuju semacam balkon yang langsung menampilkan pemandangan gedung-gedung tinggi.

Ayyla merentangkan kedua tangannya sambil memejamkan matanya menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya. Sangat nyaman itu yang di rasakan Ayyla. Lalu tiba-tiba ada tangan kekar yang melingkar di perutnya ya siapa lagi pelakunya kalau bukan Alvaro.

"Ayok masuk sayang kita makan" ajak Alvaro lembut sambil menikmati pelukannya.

Ayyla memegang tangan Alvaro yang berada di perutnya. "Kalo malam pasti cantik banget ya pemandangannya?" tanya Ayyla dengan mata fokus ke depan.

"Iya, tapi kamu tau ga ada yang lebih cantik dari pemandangan ini?"

Ayyla menyampingkan wajahnya untuk melihat Alvaro. "Apa?"

"Kamu" ucap Alvaro sambil menatap Ayyla begitu lekat.

Pipi Ayyla bersemu merah. "Ihh gembel!" ucapnya lalu dia memperhatikan pemandangan lagi.

Alvaro tersenyum melihat reaksi istrinya, dia tau bahwa Ayyla itu salah tingkah. "Aku beneran loh ga boong. Nanti kapan-kapan aku ajak kamu liat pemandangan gedung-gedung waktu malam hari soalnya pemandangan lebih bagus"

Ayyla menatap Alvaro. "Beneran ya, awas aja kalo tipu-tipu!"

"Iya sayang" balas Alvaro lalu dia mencium kening Ayyla.

Ayyla hanya tersenyum. "Ayok kita makan, ini udah lewat jam makan siang loh" ujar Ayyla sambil menarik tangan sang suami masuk ke dalam tapi Alvaro menghentikan langkahnya dan menarik Ayyla ke meja kerjanya.

"Hari ini aku belum dapat vitamin" ujar Alvaro.

"Haa vitamin apa?" tanya Ayyla bingung.

Alvaro mengelus bibir tipis istrinya. "Vitamin ini" ujarnya dengan pandangan fokus ke bibir istrinya.

"Ihh jangan macam-macam ya!" peringat Ayyla dengan mata yang menatap Alvaro galak. "Nanti kalo ada yang liat gimana?" lanjutnya.

Alvaro berdecak kesal. "Enggak akan ada sayang, lagian siapa sih yang berani asal masuk ruangan aku"

"Sekretaris kamu lah" balas Ayyla.

"Udah aku bilang sama Roy tadi jangan ganggu jadi dia ga akan berani kesini. Ayok aku mau isi energi dulu" ujar Alvaro sambil menarik wajah Ayyla.

Ayyla menahan dada Alvaro agar tidak menciumnya. "Nanti kalo ada yang liat gimana? malu tau" ucap Ayyla sama seperti tadi.

Alvaro menghela napas panjang lalu lelaki itu mengambil dokumen. "Kamu lama!" ujar Alvaro lalu langsung mencium bibir istrinya seraya tangannya mengangkat dukumen yang di pegangnya tadi untuk menutup wajah mereka berdua. Ayyla tersentak kaget namun ujung-ujungnya dia hanyut dalam kegiatan Alvaro.

Setelah selesai dengan vitaminnya tadi kini mereka duduk di sofa dengan Ayyla yang sibuk mengeluarkan makanan dari rantang. Alvaro hanya memperhatikan istrinya itu tapi tunggu dulu dia melihat ke anehan di jari tangan kiri Ayyla, bukannya yang luka tadi jari telunjuk lah ini di plester jari jempol pikir Alvaro.

"Sayang kok jempol kamu di plester?" tanya Alvaro bingung.

Ayyla gelagapan, ini gimana ya. Kalo boong juga percuma pikirnya. "Oh ini luka kecil aja kok jadi Om ga perlu khawatir, nah ini makanannya udah siap" ujar Ayyla sambil menyodorkan makanan ke arah Alvaro berniat mengalihkan pembicaraan.

Mas CEO Mas Suami | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang