Terik matahari mulai masuk di celah-celah ruangan serba putih ini, membangunkan gadis yang terbaring lemah.
Ganetha mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk, seketika hidungnya mencium bau obat-obatan yang menyengat. Ketika kesadarannya sudah full ia heran mengapa dirinya bisa ada dirumah sakit?.
"Citt...".
Suara pintu terbuka menyadarkan ganetha yang sedang mencoba mengingat kejadian semalam.
Seorang lelaki pun muncul dengan hoodie putih yang melekat ditubuhnya. "Udah sadar".
"Alvin...". Lagi-lagi ganetha dibuat bingung. "Gw kenapa bisa disini". Ia bangun dan langsung meringis ketika kepalanya sangat sakit, saat ia pegang kepalanya itu, ia baru sadar ternyata kepalanya diperban.
"Ck ngapain bangun". Decak calvin sambil membantu ganetha yang memaksa untuk bangun.
"Jawab pertanyaan gue vin".
"Semalem gw nemu lo dijalan dengan banyak luka, terus tiba-tiba lo pingsan jadi gw bawa kesini". Jelas calvin. "Sekarang giliran gw nanya, kenapa lo bisa jalan sendirian tengah malem dengan banyak luka hah?". Tanyanya penuh penekanan. Bukan niatnya untuk marah, hanya saja ia benar-benar sangat khawatir.
Ganetha menunduk. "Maaf".
"Gausa nunduk ganetha, dan kenapa lo minta maaf lo ga salah". Ucap calvin masih sama dengan nada penuh penekanan.
"Gue g-gatau mau jawab apa alvin, jangan marah-marah". Jawab ganetha perlahan mengangkat kepalanya.
Seketika calvin tersadar bahwa dirinya terlalu kasar berbicara dengan ganetha sehingga membuat gadis itu ketakutan. "Maaf".
"Untuk?". Tanya ganetha.
"Lupain, sekarang lo istirahat gw keluar beli makan dulu".
Disisi lain nia lagi-lagi dibuat khawatir karena ganetha tidak masuk sekolah, anak itu memang suka sekali menghilang pikir nia. Nia pun berniat kerumahnya sepulang sekolah tidak peduli jika ia akan diusir oleh ibu tiri ganetha.
Nia juga sudah mengetahui bahwa fita dan rafa sudah resmi pacaran 'mau aja ngambil bekasan ganetha' pikir nia.
Nia sempat berpikir 'apakah ganetha sedang galau makanya tidak masuk sekolah?' tapi ia menggeleng, mana mungkin ganetha selebay itu? Sepanjang perjalanan nia melamun memikirkan ganetha.
Sesampainya dirumah ganetha, ia langsung mengetuk pintu dan tidak lama kemudian muncullah vina dari balik pintu. "Tante, ganetha nya ada".
"Anak itu belum pulang dari kemarin, jual diri kali". Jawab vina asal dengan ketus.
"Jaga ucapan tante!". Geram nia, ia langsung pergi dari sana tak tentu arah.
Seketika itu nia teringat ucapan sinta waktu itu, ia tidak yakin bahwa gadis itu berbohong. Namun siapa tau ia mengetahui sesuatu tentang ganetha?
Berbeda dengan nia, kini ganetha sedang berkeliling ditaman rumah sakit, tentu ditemani oleh calvin. Ganetha dan calvin memang baru-baru ini berkenalan, tetapi mereka sudah sangat dekat.
"Lo masih belum mau cerita kenapa lo bisa dapet luka-luka ini". Tanya calvin.
"Maaf vin".
Calvin menghela nafas, sudah berkali-kali ia menanyakan ini, tetap saja ganetha tidak ingin memberi tahunya. Ia juga tidak mau memaksanya, mungkin ini masalah pribadinya pikir calvin.
°
°
Nia, gadis itu sudah berdiri didepan rumah sinta. Ia sudah berkali-kali mengetuk pintu namun tidak ada jawaban.
Sampai ia memilih pulang saja karena sepertinya tidak ada orang dirumah itu, hingga suara tak asing pun terdengar. "Nia, ngapain kerumah aku".
"Eh lo darimana aja busett ni tangan gw dh mau patah ngetuk pintu". Cerocos nia kesal.
"Pintu ga salah kenapa di ketuk, kan kasian". Jawaban sinta membuat nia melongo.
"Au ah, gw mau tanya".
"Tanya apa".
"Dimana ganetha".
"Aku gatau".
"Gausa bohong sinta". Tekan nia membuat Sinta semakin takut. Bukan, bukan takut pada nia, melainkan takut kepada fita.
"Tadi aku abis kerumah sakit jenguk kakek, terus aku liat ganetha sama cowo ditaman rumah sakit 'kartika sari' ". Setelah mengucapkan itu, Sinta pun langsung pergi masuk kedalam rumah meninggalkan nia yang sedang berpikir.
Sinta tidak berbohong, dirinya memang habis dari sana dan tidak sengaja melihat ganetha.
Nia yang sudah cemas dengan pikiran yang kemana-mana pun langsung pergi ke rumah sakit yang sinta sebutkan tadi.
Sesampainya dirumah sakit, ia pergi ke taman yang ada dirumah sakit, banyak orang disini, pasti akan sulit menemukan ganetha.
Setelah cukup lama berdiam dengan mata yang terus meneliti wajah orang-orang pun akhirnya nia menemukan ganetha yang sedang duduk dibawah pohon.
"THA, OMOOO LO KENAPA? KO BISA DISINI ASTAGA, LO NGAPAIN? KENAPA PAKE BAJU RS GINI TA". Teriak nia kepada ganetha, menyerbu gadis itu dengan banyak pertanyaan.
Ganetha yang sedang duduk menunggu calvin membeli cemilan pun terlonjak kaget dengan kehadiran nia disini, darimana nia tau? ditambah lagi pertanyaan bertubi-tubi dari nia.
"Jangan teriak-teriak nia, ini rumah sakit astaga". Ucap ganetha sambil menutup telinganya.
"Ya maaf gw lupa, jawab pertanyaan gw tha ihh".
"Gue cuma sakit dikit aja, besok juga sembuh ko". Jawab ganetha singkat.
"BOHONG". Bantah nia.
"Nggak, gue ga bohong nia".
"Juj-".
Ucapan nia terpotong oleh suara berat milik calvin. "Dia siapa". Tanyanya kepada ganetha.
"Sahabat gue".
"Gw mau ngomong berdua bareng ganetha, lo bisa pergi dulu? ". Tanya nia kepada calvin.
Calvin pun mengangguk dan pergi dari sana, sedangkan ganetha masi sibuk memakan cemilan yang dibelikan calvin.
Setelah calvin pergi, nia langsung heboh namun suaranya ia pelankan. "Omooo dia siapa tha ? Ko cakep bet si berasa liat pangeran gw, aaaa ga sia-sia gw kesini".
"Lebayy". Ejek ganetha.
Nia memanyunkan bibirnya kesal.
"Hehh". Ganetha menampol bibir nia. "Gausa monyong-monyong gitu mulutnya jelek tau".
"Ah ganetha mahh ihh". Kesal nia.
Malam telah tiba, ganetha sedang istirahat. Calvin masi disini menjaga ganetha padahal ganetha sudah berulang kali menyuruhnya pulang. Ia benar-benar sangat berhutang budi kepada calvin.
Nia yang habis mengangkat telfon pun menghampiri ganetha. "tha, orang tua gw bakal keluar kota". Ucapnya senang.
"Orang tua keluar kota malah seneng".
"Seneng lahh, kan gw jadi bebas, terus gw bisa jagain lo".
Ganetha tersenyum, beruntung sekali dia memiliki teman sebaik nia dan calvin.
🌼🍃
FOLLOW KOMEN VOTE THANK!!
KAMU SEDANG MEMBACA
GANETHA [END]
Teen FictionGanetha, seorang anak yang dipisahkan dari ibu dan kakaknya oleh ayahnya sendiri. Ia hidup dibawah tuntutan ibu tirinya sementara ayahnya sibuk bekerja. Bukan cuma itu, ganetha juga tidak bisa belajar dengan tenang karena kakaknya yang tidak jauh be...