Calvin, sekarang ia sedang berada dirooftop sekolahnya dengan ke dua temannya yang setia menemaninya, Juan dan Zion.
"Woy ngapa si lo daritadi senyam senyum gajelas, lo kesurupan apa gimnaa". Tanya Juan kesal karena calvin sedari tadi melamun sesekali tersenyum padahal sebelumnya calvin hanya menampilkan wajah datar.
"Suttt kayaknya kita harus sembur dia deh, gua takut beneran kesurupan tu bocah". Ucap zion.
"Bener juga kata lo". Jawab juan.
Lalu juan langsung meminum air dan menyemburkannya tepat didepan wajah calvin membuat calvin kaget.
"Nah sadar juga lo". Ucap juan.
"Anjing lo". Bentak Calvin kesal.
"Kabur woy kabur". Teriak zion sambil menarik kerah baju juan agar segera pergi dari sana sebelum kena amuk singa.
"MAAP VIN GUA KIRA LO KESURUPAN". Teriak juan langsung berlari dari sana.
Calvin hanya bisa menahan emosi, ada apa dengan dirinya ini, membayangkan senyum ganetha membuatnya ikut tersenyum sampai-sampai lupa jika ia sedang bersama kedua orang jadi-jadian itu.
Sedangkan disisi lain ganetha sedang berjalan di koridor sekolah sendirian, nia sudah duluan kekelas karena tadi ia izin ke toilet dan menyuruh nia duluan.
"Cewek murahan". Ucap fita yang tiba-tiba sudah ada dihadapannya dengan ke dua temannya, selly dan laras.
Ganetha pun langsung menghentikan langkahnya dan menatap mereka bertiga bingung.
"Baru aja kemarin putus sama rafa eh udah deket sama cowok lain aja lo". Ucap fita lagi, melipat kedua tangannya di dada.
"Dia cuma temen gue kak". Jawab ganetha.
"Halahh alasan". Ucapnya sambil mengode selly dan laras untuk membawa ganetha.
Saat kedua tangan ganetha dicekal, ganetha pun memberontak namun tenaganya kalah kuat dengan tenaga kedua kakak kelasnya itu. Jadi ia hanya pasrah.
Bughh...
Ganetha tersungkur begitu saja digudang kosong sekolah yang berdebu. "Awsh..." Rintihannya saat tangannya tidak sengaja tergores benda tajam.
Saat gudang sudah dikunci Fita segera menjalankan aksinya, ia mencekram dagu ganetha lalu menamparnya berkali-kali meninggalkan bekas merah dipipi itu.
Plakk...plpakk...
"S-sakit kak". Ucap ganetha.
"Diem lo". Bentak fita dan menendang kaki ganetha sangat kencang membuat ganetha kembali meringis kesakitan.
Setelah puas menyiksa ganetha, tak lupa juga menyiramnya hingga basah kuyup fita dan kedua temannya itu mengunci pintu gudang meninggalkan ganetha yang sudah tidak sadarkan diri.
••
Kini nia sedang mencari-cari ganetha, lagi-lagi ganetha menghilang. Dari jam istirahat sampai jam pulang ini ganetha belum juga menampakkan batang hidungnya.
Laras dan selly yang melihat itupun langsung mendapatkan ide bagus. "Hehhh lo sini". Panggil laras pada salah satu adik kelasnya yang lewat.
"I-iya kenapa kak". Tanya orang yang tadi laras panggil, ia menunduk takut karena kakel yang memanggilnya ini terkenal galak.
"Lo bilang ke tu orang". Ucap selly menunjuk nia yang sedang sibuk menanyai teman-temannya. "Kalo lo tadi liat ganetha udah balik duluan". Lanjutnya.
"I-iya kak". Jawab gadis itu.
"Yaudah sono huss". Usir selly, gadis itupun langsung pergi dari sana karena takut dan langsung menjalankan perintah kakel nya.
"Nia". Panggil gadis itu.
"Iya, lo liat ganetha ga??". Tanyanya.
"I-iya tadi aku liat dia udah pulang duluan". Jawabnya takut sambil menunduk.
"Serius". Tanya nia memastikan dan dibalas anggukan oleh orang itu. "Yaudah kalo gitu makasih ya sinta". Ucap nia dan pergi pulang.
Sinta, orang yang disuruh berbohong oleh Laras dan Selly tadi. Menagapa nia langsung percaya kepadanya? Karena ia mengenali sinta, gadis polos itu tidak mungkin berbohong, lagipula untuk apa dia berbohong sinta dikenal sebagai gadis yang jujur dikelasnya.
•••
Hari sudah mulai gelap, ganetha baru saja sadar. "Eughh...". Lenguhnya ketika merasakan seluruh tubuhnya sakit.
Ia bangun, mengerjapkan matanya berulang kali sampai ia sadar sepenuhnya. "Hahh, gue dimana kenapa gelap". Ucapnya kebingungan.
"Ahh". Teriaknya ketika kepalanya terasa sangat sakit, dan seketika ia ingat bahwa ia sedang di gudang se habis di siksa oleh kakak tirinya itu.
Gelap. Ganetha sangat takut dengan gelap, dirinya meringkuk ketakutan dengan ke adaan yang bisa dibilang sangat tidak baik. Tidak ada penerangan disini, hanya ada cahaya bulan yang masuk lewat celah-celah.
"Bunda...tolongg hiks.. aku takut". Isaknya.
Disisi lain vina dan fita malah sedang asyik-asyiknya menikmati makan malam di restoran mahal.
"Sayang aaa". Ucap rafa kepada fita.
"Dasar anak muda hahaa!". Goda vina.
"Hahaha!!". Seorang pria yang duduk berhadapan dengan vina ikut tertawa.
Mereka tidak hanya berdua, mereka bersama ayah rafa dan rafa. Rafa dan fita baru sudah resmi jadian makanya mereka merayakannya dengan makan malam bersama.
°°
Ganetha sangat terkejut ketika mendengar suara-suara, ia sudah gemetaran ditempatnya sampai sebuah cahaya menyorotnya dan lelaki bertudung hitam pun muncul dari balik cahaya itu membuatnya terkejut.
"K-kamu siapa". Tanya ganetha dengan suara gemetar.
Lelaki itu hanya diam dan menyodorkan senter itu kepada nya.
Ia tidak merespon karena takut orang ini akan berbuat jahat padanya, namun ia semakin gemetaran ketika orang itu memegang lengannya menyuruhnya bangun dan menyuruh ganetha menggenggam senternya lalu pergi dari sana.
Ganetha yang sudah sedikit peka pun langsung bergegas membawa senter itu dan pergi dari sana.
"Huhuu syukurlah". Ucap ganetha ketika berhasil pergi dari sekolah dan mengatur nafasnya karena lelah berlari-larian.
Seketika, ia sadar akan keadaan tubuhnya yang dihiasi banyak lebam yang mulai nyeri. Bahkan keningnya sedikit mengeluarkan darah saat ia pegang.
Calvin yang baru saja pulang dari rumah juan setelah bermain game disana pun mengerutkan keningnya saat menangkap sosok yang ia kenali. "Ganetha?". Gumamnya lalu berhenti untuk memastikan ia salah lihat atau tidak.
Ia keluar dari mobil untuk melihat orang itu, seketika jantungnya berdetak tak karuan saat melihat keadaan ganetha yang penuh luka, bahkan gadis itu hanya menatap kosong ke depan.
"tha? Lo kenapa?". Tanya calvin.
Ganetha tersadar. "Hah? Lo ko bisa disini". Bukannya menjawab ganetha malah bertanya balik. sedetik kemudian ia kehilangan keseimbangannya.
Calvin yang ada didekatnya pun refleks menahan tubuh ganetha yang akan terjatuh. "tha?... thaa bangun tha". Cemasnya sembari menepuk-nepuk pipi ganetha.
Karena ganetha tidak sadar juga, tanpa pikir panjang calvin menggendongnya dan memasukkan nya ke dalam mobil dan pergi kerumah sakit.
🌼🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
GANETHA [END]
Novela JuvenilGanetha, seorang anak yang dipisahkan dari ibu dan kakaknya oleh ayahnya sendiri. Ia hidup dibawah tuntutan ibu tirinya sementara ayahnya sibuk bekerja. Bukan cuma itu, ganetha juga tidak bisa belajar dengan tenang karena kakaknya yang tidak jauh be...