GANETHA 15

437 28 1
                                    

Pagi telah tiba, seorang gadis masi tertidur pulas dengan selimut yang menutupi nya.

Tidak ada sinar matahari pagi ini, karena cuaca sangat mendung sebentar lagi pasti turun hujan.

Ganetha terusik dari tidurnya ketika mendengar suara petir. "Eughh"... Lenguhnya lalu bangun.

Ia melirik jam . "Masih jam 09.00". Gumamnya. Tidak lama kemudian matanya membulat sempurna . "HAHH JAM SEMBILAN??".

Tanpa pikir panjang ganetha langsung masuk kekamar mandi. 15 menit berlalu ganetha keluar dari kamar mandi dengan wajah yang segar.

Ia membuat secangkir cokelat hangat lalu duduk dikursi yang menghadap ke arah jendela. Bisa-bisanya ia bangun setelat ini, mungkin karena semalam ia terus-terusan memikirkan hal yang baru saja terjadi.

"Gue masi ga percaya". Gumamnya menatap kosong rintik hujan yang mulai turun dari langit.

Ia baru menyadari jika ini hari minggu yang artinya sekolah libur, semalam ia sudah memikirkan semua ini matang-matang.

Ia akan belajar bela diri untuk melindungi dirinya, dan ia akan mengubah sedikit gaya bicaranya dan banyak hal lagi. Ah rasanya berat sekali untuk semua itu, seperti lahir didunia baru.

"Gue perlu bantuan nia". Ucapnya lalu mengambil handphone yang baru pria itu berikan semalam.

Mengapa ia percaya dengan orang yang baru ia kenal? Ganetha juga tidak tahu, tetapi ia yakin jika ini adalah jalan terbaik.

"Jangan deh, kayaknya gue harus ngasah otak gue biar lebih pinter lagi nih". Ucapnya dengan wajah memelas.

~G~


"arghh". Teriak seorang gadis memukul batu bata hingga terbelah dua.

"Udah sebulan gue ngilang, dan sekarang saatnya balas dendam, tunggu balasan dari gue tante dan kakak manis". Ucapnya mengelus sebuah bingkai berisi foto vina dan fita lalu memukulnya hingga hancur berkeping-keping.

"Ayo mulai permainan". Ucap ganetha lalu tersenyum miring.

yups! Selama sebulan ini ganetha merubah dirinya, yang dulunya tidak tahu apa-apa sekarang menjadi tau semuanya, bahkan sekarang ia bisa mengambil uang dari perusahaan almarhum ayahnya itu. Kok bisa? Karena ia anak kandungnya, ia berhak akan itu dulu ia tidak tahu bagaimana caranya, namun ia dibantu seseorang yang sangat baik dan ikut membantu dengan segala perubahan ganetha.

Besok pun ganetha sudah mulai sekolah lagi, ia akan kembali dengan ganetha yang dulu dari covernya, namun berbeda dari dalamnya.

"Saya pikir, itu sudah cukup jadi mulai besok saya akan pergi". Ucap seorang perempuan yang umurnya hanya berbeda sedikit dari ganetha.

"Ah iya kak, makasih buat semuanya. Ganetha gaakan bisa sampe sini kalo ga dari bantuan tante". Ucapnya.

Perempuan itu mengangguk, lalu berkata sesuatu sebelum pergi. "Habiskan lalu pergi ke sekolah seperti ganetha sebelumnya dan biasakan itu".

Ganetha tersenyum, lalu ia ikut keluar apartemen menuju halte bus.

Menaiki bus dengan earphone ditelinga nya, memandangi jalan sambil menghela nafas panjang dan bergumam. "Jalanin aja, semoga berhasil".

Ganetha turun dari bus, ia melihat nia yang baru saja turun dari mobil, seperti biasa nia diantar supirnya, ganetha mengendap-endap mendekati nia lalu "DORR". Teriaknya mengagetkan nia.

"ANJ......LOH GANETHA???!!". Teriak nia lalu langsung memeluk ganetha dengan erat membuat perhatian kepada siswa-siswi yang sedang lewat.

"Sesek nafas gue nia" ucap ganetha berusaha melepaskan tangan nia dari lehernya.

"Lo kemana aja anjrr, sebulan lo ngilang hampa hidup gw tha". Heboh nia mendrastis.

"Lebay bet". Ganetha menatap malas nia.

"Serius tha, lo gatau apa gw udah nyari ke rumah lo, ke rumah sakit, ke rsj juga sampe ke tempat makam sama zion eh bukannya ketemu lo malah ketemu mbak kunti". Jelas nia.

"Gila". Ucap ganetha lalu langsung pergi meninggalkan nia.

"Serius woyy, lo kemana aja". Teriak nia mencoba mengejar ganetha.

"Kepo".

"Ihhh ganethaa!!".

"Apa".

"Ck males ah". Kesal nia menghentakkan kakinya lalu berjalan duluan menuju kelas.

🌟🌟

"Serius tha lo ga kenapa-kenapa kan sebulan ngilang gini". Tanya nia lagi.

"em". Jawab ganetha, gadis itu sedang mengunyah bakso makanya hanya jawab singkat.

"btw lo tau ga si, itu calvin nanyain lo ke gw mulu tau".

"Masa".

Baru saja nia akan menyerocos lagi namun terhenti ketika calvin tiba-tiba datang. "Tha, lo kemana aja hah". Ucapnya.

"Ga kemana-mana". Jawab ganetha.

"Lo sebulan ngilang tha, lo dari mana aja".

Kringg...

Bel masuk berbunyi sebelum ganetha menjawab pertanyaan calvin. Ganetha pun langsung menyeret nia untuk balik ke kelas. "Gue duluan ya".

🌠🌠

"Yang gw denger ternyata bener ya, adik tiri kesayangan gw udah back". Ucap fita berjalan menuju ganetha dengan angkuh.

Ganetha hanya menunduk, dirinya kini sedang berada di toilet.

"Lo sekarang suka ilang-ilangan beneran abis jual diri ya".

"Jangan nunduk terus ih". Fita mengangkat kepala ganetha dengan menjambaknya.

"Nah gini kan keliatan muka manisnya". Ucapnya lagi tersenyum miring.

Ganetha diam saja, tidak ada air mata yang biasanya keluar jika dirinya diginikan.

"Hukuman apa ya yang pantes buat lo". Ucap fita seraya mengetuk-ngetuk dagu nya seperti orang yang sedang berfikir.

"Ah iya, gimana kalo". Fita mengambil sebotol air bekas pel an dan ditumpahkan ke ganetha.

Namun ganetha yang ada dihadapannya ini bukanlah ganetha yang jika di bully akan diam saja, ia merampas botol itu lalu menumpahkannya ke seragam fita membuat fita melongo tidak percaya.

"Ups.. maaf ga sengaja". Jawab ganetha tersenyum.

"Kurang ajar lo". Geram fita namun tidak dihiraukan oleh ganetha yang sudah pergi duluan.

"ARGHH.... tu orang ngilang selama sebulan dan gw dah cari bahkan pakai detektif handal pun gak ketemu, sekarang dia muncul udah berani ngelawan gue, gabisa dibiarin ini gw harus cepat kasih tau mama". Geramnya ngomel-ngomel sendiri.

🌟🌟

Beri 🌟🌟

Nyambung gak sie?!

GANETHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang