GANETHA 18

458 28 1
                                    

Seorang gadis yang sedang terisak itu langsung buru-buru menghapus air matanya ketika mendengar suara pintu terbuka. Ia melihat seseorang dengan pakaian serba hitam mendekatinya. Ia takut, sungguh sangat takut jika itu adalah...

"Hai". Sapa ganetha melepas maskernya lalu menampilkan senyum manisnya.

Naya hanya tersenyum sebelum ganetha melanjutkan ucapannya lagi. "Aku tau kamu disuruh diem, pura-pura bisu sama cewek tadi kan". Tebaknya. "Kamu gausa takut, ayo ngomong, kakak ga jahat, kakak cuma mau masalah ini kelar dan gaada kesalahpahaman. Kamu ngerti kan". Ucap ganetha panjang lebar sembari mengelus pucuk rambut Naya.

"Ganetha". Ucapnya lalu mengulurkan tangan.

"Naya". Balas naya, akhirnya naya memilih percaya saja pada seorang perempuan yang baru ia temui.

"Kamu disuruh bungkam kan sama fita biar dia ga ketauan kalo sebenernya dia yang nabrak kamu".

"Iya kak, aku takut makanya aku diam". Balasnya menunduk.

"Kamu gausa takut, harus berani karena kalo kamu takut masalah bakal bertambah. Dan kamu tau siapa orang yang dijadikan kambing hitam oleh fita".

Naya mengangkat kepalanya lalu menggeleng.

"Aku, dia ngasih hoodie yang dia pakai pas dia tabrak kamu, waktu itu aku seneng banget karena emang itu hoodie masi bagus dan baru. aku gatau kalo aku cuma mau dijadiin kambing hitam. Abangmu ngiranya emang beneran aku yang nabrak, padahal bukan." Jelas ganetha.

"Kamu mau jujur ke abangmu kan, sebelum terlambat".

"Haha makasih ya vin traktirannya."

"Iya sama-sama fit".

Samar-samar ganetha mendengar suara calvin dan fita, ia buru-buru ngumpet dan menyuruh naya diam.

Detik berikutnya calvin dan fita masuk, mereka berbincang, diam-diam ganetha kabur keluar.

"Panas bet anying". Kesal ganetha membuat hoodie nya menyisakan kaos berwarna putih.

"Hay".

"Astagfirullah kaget". Gumam ganetha saat lelaki dengan tangan yang diperban dan berjalan menggunakan tongkat.

"Maaf kalo gue ngagetin". Kekehnya lalu duduk disebelah ganetha.

"Ngapain?". Tanya ganetha.

"Gapapa, kebetulan lewat sini aja tadi". Ucap orang itu.

"Oh". Ganetha hanya ber oh ria setelah itu tak ada pembicaraan apapun dari mereka.

Sekarang mereka sedang duduk berdua ditaman rumah sakit memang.

"Arvian". Ucap orang itu tiba-tiba lalu mengulurkan tangannya.

Ganetha menatap tangan yang menggantung di udara itu, "ganetha". Balasnya tanpa menjabat tangan lelaki itu.

"Ngapain masi disini". Ucap ganetha ketus.

"Suka-suka gue lah".

"Dih". Ganetha menatap arvian sinis.

"Lo ngapain disini, siapa yang sakit". Tanya vian.

"Kepo".

Hening sebentar. "Kenapa tu tangan ma kaki lo". Tanya ganetha yang tidak nyaman dengan suasana hening.

"Jatuh dari motor hehe". Ucap vian dengan cengiran diwajahnya, mengingat bagaimana ia jatuh membuatnya terkekeh, bodoh sekali.

"Kasian, motornya ga kenapa-kenapa kan".

"Lagi operasi dibengkel". Balas vian dengan senyum paksa.

Naya kini berada dikamarnya dengan pikiran yang kemana-mana. Mereka sudah berada dirumah sekarang.

"Semoga berhasil". Ucap fita menepuk bahu calvin.

"Pasti".

Naya yang mendengar pembicaraan mereka pun semakin meringis khawatir, dirinya tidak mau abangnya jadi jahat seperti itu.

💫💫

Ganetha dan calvin kini sedang makan malam , setelah makan malam calvin mengajak ganetha ke suatu tempat ganetha hanya mengangguk saja.

"Ayo". Calvin menarik tangan ganetha menuju hutan-hutan, ia bilang rumah temannya ada disana.

"Tapi ". Ragu ganetha.

"Udah ayo gpp".

Dan merekapun berjalan menuju dalam hutan yang gelap itu, tanpa calvin sadari ganetha dibelakangnya malah sibuk mengutak-atik hp.

"Nah ini rumahnya". Ucap calvin.

"Tapi keknya rumah ini ga berpenghuni deh, sepi banget".

"Ck namanya juga udah malem, udah pada tidur tha". Calvin menyakinkan.

Lalu mereka pun masuk.

💫💫

mmf lma up, tgas numpuk hm😌

GANETHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang