9

876 105 41
                                    

9

sehun pulang dengan keadaan mood yang sangat tidak bersahabat. sehun inginnya marah-marah pada semua orang yang dia temui karena kejadian dengan jaemin tadi. tapi sehun tentu tidak boleh menjadi egois dan menjadikan semua orang sebagai pelampiasan emosinya kan? jadi sehun hanya bisa menahannya hingga kini tak terasa malam sudah datang.

anak-anak sudah ada di tempat tidur masing-masing menutup mata dan mengarungi mimpi mereka masing-masing. sehun dan jongin sudah berbaring juga di atas kasur mereka. saling memeluk sebelum menjemput mimpi masing-masing juga.

"jadi? bagaimana taman bermain jae jae? masih sama seperti saat kita mengantar kwangmin dulu?" tanya jongin berusaha membuka percakapan dengan sehun yang terlihat masih kesal.

"ya, masih sama saja hanya ada salah satu hal yang membuatku sangat kesal"

"jadi? jae jae tidak akan bersekolah disana?"

"aku masih memikirkannya karena sepertinya jaemin suka dengan taman bermain itu"

"jika jae jae suka. biarkan dia disana saja"

"hari ini jae jae benar-benar mengejutkan jongin, dia membiarkan anak lain yang lebih besar darinya merebut mainannya. jaemin hanya mendengus saja tapi sepertinya itu membuat anak itu kesal lalu dia melemparkan mainannya hingga mengenai kaki jaemin. kaki jaemin memerah itu pasti sakit dan jaemin mendorong anak itu hingga terjatuh dan menangis"

"itu hanya pertengkaran anak-anak saja sehun. jangan terlalu keras pada anak orang lain"

"bukan itu yang membuatku kesal. ibu anak itu membuat jaemin minta maaf tapi enggan membuat anaknya juga minta maaf pada jaemin. mengesalkan sekali. aku benar-benar kesal sekali jongin" gumam sehun cepat seperti sedang membaca mantra saja yang itu membuat jongin tertawa geli.

"jaemin kita sudah lebih besar lagi sehun. hanya cukup awasi dia saja agar tidak ada yang melukainya, awasi dia agar lebih bijaksana dalam bersikap, awasi dia agar dia menjadi lebih kuat lagi, ajari dia tentang mana yang salah dan mana yang benar secara utuh. bukan hanya orang lain yang bersalah sedang kita bisa bersikap pengecut seperti itu. bukankah itu tugas kita sebagai orang tua?" ucap jongin yang membuat sehun tertawa juga.

"aku tahu kamu juga kesal jadi jangan bersikap sok bijak kim jongin" goda sehun yang membuat jongin bangkit dari pelukan sehun dan meremas bantal yang tadi dia gunakan untuk berbaring.

"ih siapasih ibu-ibu itu beraninya membuat jae jae ku minta maaf dan membiarkan anaknya yang mengesalkan itu berdiam diri dan tidak minta maaf? aku kesal sekali ingin berteriak marah. bagaimana bisa anak itu melukai jaeminku!!" ucap jongin penuh dengan kekesalan sambil meninju bantal yang di gunakannya juga meredam suaranya karena si bungsu sudah tertidur dan enggan membuat keributan karena tangisan bungsunya itu memang luar biasa sekali.

sehun hanya bisa tertawa geli melihat jonginnya yang awalnya sangat bijaksana kini berubah menjadi beruang galak juga karena anaknya terluka. yah meski hanya memar memerah saja tapi itu tetap nilai minus. mengesalkan jelas.

"aku akan beri pelajaran pada ibu-ibu gila itu" gumam jongin.

"ya beri pelajaran padanya sekeras mungkin tapi jongin sekarang waktunya tidur dulu. ayo tidur mengisi energi sebelum mengeluarkan semuanya besok" ucap sehun sambil membuka kedua tangannya lebar.

"hmm mengesalkan sekali" gerutu jongin sebelum berbaring didalam dekapan sehun. mencoba mengesampingkan rasa kesalnya dulu dan menutup matanya untuk tidur.

🐻🐻🐻

pagi ini sehun dikejutkan dengan jongin yang sudah rapi dengan setelan guccinya, si bungsu yang tenang di dalam stolernya.

ANOTHER OUR BABY PT 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang