11
"jadi? anda memutuskan untuk memanggil suami anda karena merasa kalah berdebat dengan saya?" tanya jongin langsung pada permasalahan yang menggelitik dirinya untuk berkomentar.
"kamu juga membawa suamimu juga kan? lalu kenapa aku tidak boleh?"
"oh tentu saja boleh, silahkan. itu bukan urusanku dan dengan membawa suami anda kesini tidak akan merubah apapun. tidak akan merubah yang salah menjadi sebuah kebenaran, dan tak akan merubah kebenaran menjadi sebuah kesalahan" ucap jongin dengan senyumannya.
"suamiku seorang manager di sebuah perusahaan besar jika kamu ingin tahu. dan dia tentu tahu mana yang benar dan salah" ucap wanita itu dengan nada bangga yang membuat jongin ingin tertawa.
"ah benarkah? perusahaan mana? sekarang anda ingin pamer suami atau bagaimana sebenarnya?" jongin tertawa melihat sikap kekanakan wanita di depannya ini. oh ayolah ini bukan lagi jaman dimana kita orang dewasa harus menang melawan orang dewasa yang lain.
jongin benar-benar harus menahan tawanya melihat bagaimana seseorang dengan sedikit kedudukan berubah menjadi sangat egois dan mengunggulkan kedudukannya seolah tidak ada orang yang berada di atasnya. seperti katak dalam tempurung yang hanya sibuk dengan dirinya sendiri dan lupa jika dunia ini sangat luas.
sehun yang sudah berhasil menidurkan youngmin kembali ketempat dimana jongin menunggunya. sehun sedikit terkejut melihat jongin dikerumuni oleh dua orang yang tidak sehun kenal. sehun tidak mengenali dua orang yang mengerumuni jongin karena jarak keduanya Yang cukup jauh. sehun jadi bertanya-tanya tentang apa yang sedang terjadi.
"ada apa?" tanya sehun saat dirinya sudah ada di dekat jongin. sehun kan keheranan juga dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"t-tuan oh"
"oh pak kim, sedang mengantarkan anaknya juga?"
"yah begitulah tuan oh"
"jadi pak kim ini siapa sayang?" tanya jongin sambil merangkul tangan sehun sok mesra. padahal ada udang dibalik batu. jongin sedang ada maunya.
"ah aku lupa."
"manajer?"
"aku tidak tahu. kenapa?"
"dia ayahnya jonghyuk" ucap jongin sambil tersenyum meremehkan kearah ibu jonghyuk yang mengesalkan sejak tadi.
"ah, jadi jonghyuk anak anda?" tanya sehun setelah mengoper youngmin kedalam pelukan jongin pelan-pelan berusaha tidak mengganggu tidur youngmin.
"y-ya tuan oh"
"ah perkenalkan, aku ayah jaemin atau jae jae. anak laki-laki yang terluka karena anakmu kemarin dan dengan sangat bijaksana istrimu memaksa anakku untuk minta maaf karena mendorong anakmu hingga menangis dan enggan minta maaf pada jae jae karena sikap tidak menyenangkan yang anakmu lakukan." ucap sehun dengan santai tapi cukup memukul meski hanya dengan sebuah kalimat yang cukup sadis dan to the point.
"suami nyonya boleh jadi menejer tapi suamiku pemilik perusahaan itu. anda harus ingat jika diatas langit masih ada langit yang lain yang lebih tinggi" ucap jongin sebelum menarik sehun pergi menjauh dari pasangan menyebalkan ini.
"sadis sekali" bisik sehun yang membuat jongin tertawa geli.
"sesekali sadis boleh dong ya"
"yah setelah sekian lama mama tidak pernah sadis boleh lah" ucap sehun sambil mengusap rambut jongin atau lebih tepatnya mengacak rambut halus jongin dengan tangannya.
jika melihat bagaimana sikap sehun pada jongin, orang-orang mungkin akan mengira jika keduanya adalah pasangan di mabuk cinta atau bahkan pasangan baru yang baru saja meresmikan hubungan mereka atau suami istri yang baru saja memiliki satu anak saja.