22
hari ini usia adik min sudah 5 bulan, sudah canggih dalam berguling ke kanan dan ke kiri. mengkhawatirkan sebenarnya tapi ya mau bagaimana lagi. sudah saatnya adik min berguling dan siap merangkak. sehun dan jongin hanya harus mengawasi youngmin dengan ekstra kan sebenarnya tapi sayang semua itu hanya rencana belaka karena sehun harus pergi memeriksa pekerjaannya dan ini adalah minggu super sibuk untuk sehun. jadi hanya jongin dan para nanny yang akhirnya mengawasi youngmin yang sedang asik-asiknya belajar berguling-guling.
sehun harus membereskan beberapa pekerjaan kantornya yang sudah benar-benar tidak bisa di tinggalkan lagi. sehun akan pergi bekerja sangat pagi dan pulang hampir ditengah malam, yah sebenarnya jongin cukup paham dengan kesibukan sehun. dulu sebelum keduanya menikah juga sehun sangat sibuk, kesibukan sehun bukan hanya ada dikantornya saja tapi juga pergi ke beberapa kota di dalam maupun luar negeri, menjalin kerjasama ini dan itu yang tidak jongin pahami. karena jongin kan hanya seorang pemilik resto saja.
jika jongin sangat memahami kesibukan sehun yang tiba-tiba ini maka anak tidak bisa, kwangmin dan jaemin sudah terbiasa dengan papa. papa selalu ada di sisi mereka entah itu saat keduanya membuka mata mereka di pagi hari ataupun saat akan menutup mata mereka di malam hari. anak-anak yang mulai rewel dan mencari kemana papa mereka yang tiba-tiba hilang selama beberapa hari dan itu cukup membuat jongin pusing.
di hari pertama sehun tidak ada dirumah semuanya masih baik-baik saja. hanya kwangmin yang bertanya dimana papanya berada dan ketika jongin menjawab jika papa sedang ada urusan hari itu kwangmin memahami, tapi begitu tiga hari berlalu kwangmin mulai rewel begitu juga dengan jaemin. bayangkan di hari keempat kwangmin dan jaemin pulang dengan wajah cemberut maksimal karena bukan papa yang menjemput mereka di hari itu, bukan juga paman yol apalagi paman ravi hanya supir biasa yang selalu menemani mama pergi belanja. jelas keduanya tahu jika papa tidak ada dirumah lagi di hari itu.
kwangmin dengan kesal menjatuhkan tas dan juga tas bekalnya sebelum duduk di sofa besar di ruang tengah yang akhirnya diikuti oleh jaemin yang ikut-ikut duduk di samping kwangmin. keduanya cemberut dengan baju sekolah berantakan dan jangan lupakan wajah mereka yang merah karena kesal. jongin sebenarnya geli juga melihat kelakuan dua anak sehun ini. saat papanya ada di dekat mereka mereka cuek saja tapi begitu papa menghilang mereka ribut sendiri. ini bru hari keempat papa menghilang lho.
"kenapa sih?" tanya jongin sambil mengambil dua tas bekal milik kwangmin dan jaemin dan menyerahkannya pada maid yang mengikutinya. setelah membereskan tas anak-anaknya jongin kemudian duduk diantara keduanya.
"papa mana?" tanya akak min dengan nada kesalnya yang tidak bisa di sembunyikan.
"masih bekerja akak min" jawab jongin sambil mengelus rambut kwangmin dan tersenyum. jongin tentu tahu kwangmin dan mode gengsinya benar-benar sudah menyatu dengan baik.
"bekerja terus sih?"
"papa harus bekerja untuk membayar sekolah akak min dan juga adik jae jae"
"ndak kulah" ucap jae jae gendut yang diangguki oleh kwangmin.
"ya terus? mau jadi apa?"
"jadi jae jae" gumam jaemin yang membuat jongin mau tidak mau tertawa. yang benar saja. benar sih, sekolah atau tidak jae jae tetap jae jae, tapi bukan itu yang jongin maksud.
"sudah, sekarang ganti baju dan pergi makan siang lalu tidur siang" ucap jongin kemudian.
"ndak malas" ucap kwangmin sambil melengos.
"hmm malas" balas jaemin masih sambil duduk bersandar di sofa besar tanpa semangat sama sekali.
"benar-benar kangen papa?"
"ndak"
"ndak tuh" jawab dua oh bersaudara yang membuat jongin kembali tertawa.
"kenapa tidak mau mengakui saja sih? kangen ya bilang saja kangen jangan di tunda-tunda"
"ndak, pokoknya ndak" ucap jaemin.
"lalu kenapa jae jae selalu kesal?"
"lelah mama"
"baiklah, makan siang lalu tidur siang ya"
"setelah bangun tidur siang papa sudah di rumah?"
"tentu saja belum"
"lalu kapan papa akan pulang?" tanya akak min dengan nada tidak sabaran yang sangat kentara terdengar.
"mama tidak tahu, mungkin sebentar lagi atau bisa juga lama lagi karena masih ada pekerjaan yang harus dilakukan"
"telpon papa" kata jae jae yang membuat jongin tersenyum.
"video call" sambung kwangmin dengan penuh semangat.
"baiklah, tapi tidak tahu ya akan diangkat atau tidak" jongin menarik ponselnya dari saku celananya dan mulai mendial nomor sehun dengan mode video call sesuai permintaan kwangmin.
panggilan pertama diabaikan, panggilan kedua juga sama saja diabaikan, panggilan ketiga dan selanjutnya masih sama yang membuat kwangmin dan jaemin langsung menangis sesenggukan. tangisan keduanya memenuhi ruangan bahkan membuat nanny mereka berbondong-bondong menghampiri ruang tengah yang menjadi sumber suara tangisan memilukan putra pertama dan kedua tuan mereka.
jongin hanya bisa memeluk keduanya dimasing-masing tangannya dan mengangguk pada nanny mereka, memberikan isyarat bahwa semuanya baik-baik saja karena disaat seperti ini nanny tidak bisa membantu apapun. karena oh bersaudara kini sedang dalam mode kangen papa mereka tapi masih gengsi saja mengakui itu semua.
"sudah jangan menangis lagi, akak, jae jae. papa kalau sudah selesai bekerjanya pasti nanti menghubungi mama dan kalian bisa bicara sampai puas" hibur jongin sambil mengusap punggung keduanya.
"kenapa bekerja? biasanya tidak bekerja" ucap kwangmin disela tangisannya.
"karena ada pekerjaan mendadak yang tidak bisa di tinggalkan begitu saja akak min"
"papa punya pe el?" tanya jaemin dengan nada super polos yang membuat jongin tertawa. benar juga sehun punya pe er dan itu cukup masuk akal.
"iya, pe er papa sangat banyak jadi harus dikerjakan dulu, setelah itu baru papa bisa main dengan jae jae dan akak min juga"
"mama tidak kangen papa?" tanya kwangmin yang membuat tawa jongin semakin menjadi.
"tentu saja tidak, papa harus bekerja jadi ya harus pergi bekerja"
"mama kangen papa" bisik jaemin.
"ndak tuh"
"iya, mama pasti kangen papa. iya kan?" goda kwangmin meski masih sambil sesenggukan.
"mama mengaku taja tebelum telambat" goda jaemin menirukan kata-kata godaan jongin tadi, menyebalkan sekali sih.
"menangisnya sudah? kalau sudah sekarang ganti baju, makan siang lalu tidur siang"
"hmm" jaemin menggelengkan kepalanya dan memeluk jongin dengan erat, jae jae bahkan menyembunyikan wajahnya di dada jongin.
"ndak, mau peluk mama saja" ucap kwangmin sambil melakukan hal yang sama. memeluk mama dengan erat, seerat yang dia bisa lalu menyandarkan dirinya papa mama.
"oke, pelukan sampai ingin ganti baju dan makan siang ya?"
"hmm" jawab kedua putranya dengan kompak.
setelah mendapatkan jawaban dari keduanya jongin hanya bisa bersandar dengan nyaman di sofa ruang tengah mengusap punggung jaemin dan kwangmin dengan kedua tangannya berusaha menghibur keduanya yang sedang mode tidak jelas. hingga akhirnya jongin malah mendengar helaan nafas teratur dari kedua putranya. kwangmin dan jaemin tertidur di dalam pelukannya.
sesekali manja tidak masalah kan?
tbc
Pageeeeee!!!! Yg kangen trio min nih owe bawain biar klean semangat di hari selasa yg baru aja mulai ini 😂😂😂😂
Jangan lupa mampir di book baru yak gengs, kasih jejak kudu dilanjut apa kagak enaknya hehe
Book yg iniDah ya gengs, see ya soooooon
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER OUR BABY PT 2
Fanfictionkelanjutan story Yang kita cintai bersama ihir 🤣🤣🤣