(2)

28.8K 887 4
                                    

Ku baringkan tubuhku setelah merapikan baju ke dalam koper kecilku. Entah aku akan menginap berapa lama disana mengingat tak akan ada lagi kegiatan sekolah setelah acara kelulusan.

Rencanaku setelah lulus adalah bekerja di salah satu cafe milik temannya Bang Sandi.

Sebenarnya begitu banyak rencana dalam hidup yang sudah ku susun rapi, namun semua berantakan sejak kejadian itu.

Dan tujuanku menginap disana adalah menghindari dia yang mengatakan akan datang kembali nanti malam. Beruntung kedua orangtua ku sedang pergi.

Ku tatap wajahku di cermin. Pucat dan seolah tak ada sinar kehidupan. Mataku meneliti dan memindai area mana saja yang terdapat tanda merah darinya.

Sialnya, hampir di seluruh leher ku terdapat tanda merah dan juga bagian dadaku. Aku menggeram, membayangkan dia menggerayangi tubuhku seenaknya, mencumbu paksa.

Aku ingat, saat itu aku memohon dan berteriak padanya agar sadar dan menghentikan perbuatannya. Jika saja malam itu aku mengurungkan niatku untuk ke toilet mungkin ini semua tidak akan terjadi.

-Flashback 21+ on-

Malam itu aku berjalan mencari toilet dan dengan tiba-tiba seseorang menarik dan menyeretku ke dalam ruangan.

Bau alkohol terasa sangat pekat bahkan ia meracau dan berusaha mencium ku namun aku berontak. Tetapi sekuat apapun aku berontak tetap tak mampu melawannya terlebih lagi aku syok saat mengetahui siapa pelakunya.

"Pak berhenti! Jangan begini!" Jeritku mencoba menghalau wajahnya yang berusaha mendekat.

"Aku menunggu kamu cukup lama tapi kamu tetap tak menyadari kehadiranku di sekitarmu! Malam ini, akan ku jadikan kamu milikku!!" Ucapnya dan kembali mendekatkan wajahnya padaku.

"Pak tolong! JANGAN!!" aku menjerit dan terdiam saat sebuah tamparan mendarat di pipiku.

Di tahannya kedua tanganku di atas kepala, sementara mulutnya mulai menyentuh leherku. Airmataku menetes, tak sanggup lagi membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya.

"Ssh... Jangan menangis dan malam ini kamu dan aku menjadi satu. Kamu dan aku menjadi kita, Sayang!"

Lagi, dia meracau dan tertawa dengan nafas terperangah, aku tak mengerti di tujukan untuk siapa ucapannya itu.

Kemudian kedua tangannya mulai mengoyak dengan paksa pakaian yang ku kenakan.

Aku mulai menjerit, berteriak saat kurasakan tangannya mulai melepaskan dengan paksa celana dalam yang kukenakan, lalu dilebarkannya kedua kakiku.

Dilumatnya kewanitaanku dan tiba-tiba saja tanpa aba-aba dia memaksakan kejantanannya masuk.

"Jangan Pak! Ah sakiiit!" Pekik ku saat dirinya berhasil memasukiku dan bergerak dengan brutal tanpa memperdulikan rasa sakit yang kurasakan.

Hancur sudah.

Hilang tak bersisa dan selanjutnya hanya isakan tangisku yang terdengar dan juga suara geraman dan desahan darinya yang terus meracau kan kata-kata yang membuatku jijik dengan diriku sendiri. Kegelapan mulai menyapaku dan semuanya hilang.

-Flashback 21+ off-

Aku tersentak saat ingatan itu kembali hadir. Dengan napas tersengal dan tubuh gemetar ku peluk tubuhku dan kembali menangis. Meraung dan meratap.

Bertanya pada Tuhan, apa salahku hingga DIA menghukumku seperti ini!?

Ku putar kembali ingatanku tentang dia sosok yang selama ini selalu aku kagumi dan aku hormati.

Alysha (Revisi-End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang