(4)

19.3K 702 6
                                    

(4)

⚠⚠⚠

Plak!!

Rivaldi tersentak kemudian terdiam membisu setelah dia merasakan begitu kerasnya tamparan Alysha. Pandanganya terlihat sendu saat ia melihat Alysha yang semakin meringkuk dengan tubuh bergetar ketakutan.

Dia mengusap kasar wajahnya seraya menghela napas berat. Tangannya menggenggam erat pinggir kemudi hingga memutih. Sekali lagi ia menghela napasnya mengumpulkan kembali kesadarannya.

"Terus Saya harus gimana, Alysha? Kamu berkeras gak mau Saya nikahi, tapi Saya harus bertanggung jawab atas diri kamu." Ujarnya lirih sambil menundukkan kepalanya. Penat di kepalanya semakin menjadi kala niat baiknya selalu di patahkan oleh Alysha.

"Bapak tenang aja. Saya gak akan cerita apapun soal kejadian itu, tidak ada satupun orang yang tahu, bahkan keluarga Saya sekalipun. Jadi Bapak gak perlu terbebani dengan rasa tanggung jawab." Ucap Alysha seraya mengusap hidungnya dengan tisu yang berada di dashboard.

"Terus gimana kalau kamu hamil? Apa tanggapan mereka seandainya bayi itu hadir. Apa yang akan kamu katakan?"

Dan satu jawaban yang keluar dari mulut Alysha sukses membuatnya murka.

"Saya akan menggugurkannya!!" Ucapnya tenang namun tegas.

"JANGAN BERANI KAMU GUGURKAN KANDUNGAN KAMU! Kamu pikir kamu siapa berani menyakiti dan membunuh darah daging Saya!?" Bentakan dari Rivaldi membuat Alysha kembali tersentak, namun ia berusaha tenang meski tangannya kembali gemetar.

"Dari awal Saya sudah bilang Bapak gak perlu tanggung jawab! Sekalipun jika Saya hamil!!"

Habis sudah kesabarannya, dan bila di lanjutkan pembicaraan mereka, Rivaldi takut ia akan lepas kendali dan menyakiti hati gadis itu lagi.

Rivaldi memutuskan kembali melanjutkan perjalanan mereka hingga satu jam kemudian mereka sampai di tujuan. Terlihat Mama Mariska menyambut mereka berdua.

Tanpa banyak kata Alysha segera turun dan membanting pintu mobil, lagi-lagi membuat Rivaldi menahan ucapan kasarnya yang sudah hampir di ujung lidah.

"Loh kok cuma berdua aja? Nino mana, Sayang?" Tanya Mama Mariska pada putri bungsunya setelah mereka saling berpelukan.

"Bang Nino katanya nyusul Mam. Masih ada masalah di kantornya. Papa sama bang Sandi mana?" Jawabnya dan menanyakan Papa Jimmy dan abang nomor duanya, Sandi.

"Bang Sandi sama Papa di RS, jagain Enin. Yuk masuk, ajak nak Aldi juga Sayang!" Ajak Mama Mariska dan meminta Alysha mengajak masuk Rivaldi.

Alysha memilih masuk tanpa mengajak Rivaldi. Melihat itu Rivaldi hanya mendengus dan menggelengkan kepalanya.

"Bener-bener uji mental banget nih calon bini!" Ucap batinnya melihat tingkah Alysha.

"Loh kok nak Aldi gak di ajak masuk sih, Dek? Kalian belum makan malam kan?" Seru Mama saat melihat hanya putri bungsunya yang duduk di sofa tanpa kehadiran Rivaldi.

"Belum Ma. Lapar, hehe." Jawabnya memeluk lengan sang Mama, namun mencebikkan bibirnya saat Mama sekali lagi memerintahkannya mengajak Rivaldi masuk.

Dengan kaki di hentak, ia kembali berjalan keluar bermaksud mengajak Rivaldi masuk. Dirinya melihat Rivaldi tengah menurunkan dua tas miliknya dan juga milik pria itu sendiri.

Segera ia menyambar tas miliknya dari tangan Rivaldi yang membuat keduanya hampir jatuh, jika saja Aldi tak refleks menjatuhkan tas miliknya dan menahan pinggang Alysha dan bersandar dengan cepat di sisi mobil.

Alysha (Revisi-End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang