(7)
⚠⚠⚠1 minggu sebelum pernikahan.
Alysha POV
Aku terbangun dari tidurku. Ku lihat jam di meja samping tempat tidurku, ternyata sudah jam 5 subuh. Kepalaku terasa pusing saat hendak bangun, perlahan ku pejamkan mata, menghitung sampai lima dalam hati dan membukanya kembali.
Setelah mencuci muka, menggosok gigi dan shalat subuh, aku keluar dan menemukan Mama sedang bergelut di dapur. Berjalan pelan ku menghampirinya namun terhenti saat hidungku mencium aroma yang menusuk dan tiba-tiba perutku bergejolak.
Ku pikir karena masuk angin, sebab kemarin malam aku tidur cepat dan tidak sempat makan.
Kembali ku hampiri Mama dan hendak memeluknya, dengan sekuat tenaga menahan rasa mual yang muncul tiba-tiba.
"Pagi Ma. Masak apa?" Tanyaku sambil melirik bahan masakan yang tersusun di atas meja dapur.
"Eh pagi, Sayang." Balas Mama memeluk dan mencium keningku.
"Ini Mama mau bikin gulai sayur singkong, perkedel jagung dan sambal terasi kesukaan kamu." Terangnya sambil menunjukkan bahan-bahan dan saat Mama menunjuk ke arah terasi, seketika rasa mual yang ku tahan mulai berlomba keluar dari perut menuju mulutku.
Dengan cepat aku berlari menuju kamar mandi di samping dapur dan memuntahkan semua isi perutku. Namun anehnya tak ada satupun yang keluar. Hanya cairan bening yang lumayan menguras perutku.
Mama yang melihat ku berlari segera mengejar dan membantu mengusap leher dan punggung belakangku.
"Kamu kenapa, Sayang?" Tanya Mama sambil mengurut leher belakangku.
"Gak tau nih Ma. Dari bangun tadi kepalaku pusing, terus tadi pas liat terasi tiba-tiba aja langsung mual. Mungkin masuk angin kali ya Ma, kan semalam aku gak makan." Ucapku menjelaskan apa yang kurasakan pada Mama.
Ku lihat Mama terdiam mendengar penjelasan ku. Matanya melihatku dari atas ke bawah dan berhenti tepat ke arah perutku.
"Kenapa sih Ma? Liatin Adek sampai segitunya?" Tanyaku yang risih di lihat seperti itu. Gak biasanya Mama menatapku seolah sedang menerka-nerka sesuatu.
"Kamu ngerasa lemas gak, Dek? Atau barangkali capek padahal kamu gak ngelakuin apapun?" Aku menganggukkan kepala mendengar pertanyaan Mama.
"Mual muntah terus karena mencium sesuatu yang biasanya kamu gak apapa dengan aromanya?" Tanya Mama lagi dan lagi-lagi ku menjawab semua pertanyaannya dengan anggukan kepala.
Segera Mama memelukku erat dengan suara yang bergetar menahan tangis dan mengatakan “Yang sabar ya, Dek…”
Mulanya aku tak mengerti maksud Mama apa, tapi saat terucap satu kata yang ia lontarkan seketika aku menegang dan terdiam.
"Kemungkinan kamu hamil." Ucap Mama dengan wajah sedih dan tatapan sayu, seketika itu juga aku melepaskan diri dari pelukannya.
"GAK! AKU GAK MUNGKIN HAMIL! GAK MA!" Ucapku dengan nada keras. Mama masih terus menatapku dengan airmatanya yang terus mengalir.
"Kita coba periksa ya Dek. Mama temani kamu." Ujarnya memintaku memeriksakan keadaanku.
"Gak Ma! Aku cuma kecapekan dan masuk angin aja kok, semalam kan gak makan." Sanggahan ku berikan dan aku mencoba mengingat kembali kapan terakhir aku mendapatkan jadwal bulananku.
Mataku memindai ruang tamu dan nampak kalender meja di nakas samping sofa. Segera ku ambil dan mencari tahu karena biasanya aku dan Mama akan melingkari tanggal bulanan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alysha (Revisi-End)
Ficção GeralWarning!!! Cerita mengandung unsur 21+ atau dewasa, penuh dengan adegan mature di dalamnya. Seluruh hak cipta di lindungi oleh Undang-Undang. Create by : ziga1810