(15)
Maaf ya buat pembaca lama, aku merevisi cerita ini dan ada beberapa tulisan yang aku ubah🙏🙏
*******
Alysha, Valdi, dan juga Nino berjalan kaki di sepanjang pinggiran jalan tempat jajanan di daerah puncak. Mereka mencari rujak mangga pesanan bumil muda itu. Valdi menggerutu dalam hatinya saat melihat sang istri yang bergandengan mesra dengan kakak iparnya, Nino. Sementara ia yang notabene adalah suaminya tak di hiraukan. Hanya mengekori mereka saja.
'Ini sebenarnya yang suami mana yang ipar mana sih!? Kenapa bini gue malah gandengan sama si kunyuk!'
Gerutu Valdi dalam hati melihat 'kemesraan' dua kakak beradik itu. Wajahnya di tekuk dengan matanya menatap tajam keduanya. Ingin rasanya ia menepis tangan Nino dan menggantikan posisinya di samping sang istri, namun kembali tersadar bila ia nekad kemungkinan Alysha akan histeris kembali. Dirinya hanya bisa menghela napas dan mengurut dadanya.
"Turut prihatin ya, Mas!" Ejek Sandi dari belakang sambil menepuk bahu kanan Rivaldi.
Valdi hanya bisa mencibir menjawab ejekan kakak ipar laknat nomor duanya itu.
"Kok Mas Valdi gak gabung sama Alysha?" Tanya Mama mertua padanya. Ia hanya bisa tersenyum tipis.
'Ayo siapa lagi!? Gak sekalian nih Papa mertua ikutan bully gue mumpung bully itu gratis!?'
Lagi-lagi ia menggerutu dalam hatinya.
"Mas Valdi!!"
Teriakan Alysha yang memanggil namanya bagaikan sebuah air dingin yang menyirami hatinya yang gersang. Dengan cepat ia berlari menghampiri wanitanya, calon ibu dari anaknya itu.
"Kenapa Sayang? Ada yang sakit? Kamu haus, mau Mas beliin minum? Kita cari tempat duduk dulu yuk." Valdi memberondong pertanyaan untuknya namun hanya di tanggapi wajah melongo sang istri.
'Duh Sayang, jangan pasang muka imut gitu dong. Kan Mas jadi pengen peluk dan cium kamu.'
Ucapnya dalam hati melihat wajah polos sang istri.
"Gak. Aku gak apa-apa, gak haus juga." Jawab Alysha datar.
Mendengar itu tanpa sadar Valdi menghela napasnya lega.
"Terus kamu mau apa, mau makan dulu?"
Alysha menggelengkan kembali kepalanya dan menyerahkan dua buah plastik berisi rujak mangga yang ia inginkan beserta cemilan lainnya.
"Tolong bayarin. Icha gak bawa dompet, lupa." Jawabnya enteng dan berbalik pergi setelah dua plastik itu di terima suaminya.
Jangan tanyakan bagaimana wajah Valdi sekarang.
Ia terdiam berusaha mencerna ucapan sang istri. Beberapa detik kemudian mengumpat pelan saat menyadari dirinya hanya dimintai tolong untuk membayar semua belanjaan tadi.
Setelah membayarkan semua belanjaan sang istri, dengan langkah berat ia mengikuti kembali jejak langkah Alysha.
Sayup-sayup terdengar ucapan salah seorang pedagang yang mengatakan mereka, Alysha dan Nino adalah pasangan yang serasi dan romantis. Nino sebagai suami siaga dan berbagai pujian lainnya yang seharusnya itu di sematkan untuknya.
"Ehem! Maaf ini istri Saya, bukan istri dia!" Ujarnya pada sang pedagang itu sambil menekankan kata istri.
"Bawa nih!" Tukasnya pada Nino, memberikan bungkusan tadi dan meraih tangan istri kecilnya dan menyeretnya menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alysha (Revisi-End)
General FictionWarning!!! Cerita mengandung unsur 21+ atau dewasa, penuh dengan adegan mature di dalamnya. Seluruh hak cipta di lindungi oleh Undang-Undang. Create by : ziga1810