Maaf bagi kalian yang udah baca sebelumnya, aku me-revisi ulang Alysha dari awal sampai akhir. Tidak semua aku revisi kok hanya beberapa part atau alinea yang aku rasa kurang greget setelah aku baca ulang.
Bagi kalian pembaca baru terimakasih sudah berkenan meluangkan waktu kalian untuk membaca cerita ini.
Jangan lupa tag teman kalian dan share ya juga masukkan dalam list bacaan favorit kalian😉
Last but not least, jangan lupa vote dan komen yang banyak di pojok kiri bawah ya, Cintaku...
Selamat membaca😘
_o0o_o0o_
Alysha terbangun karena pintu kamarnya di ketuk dari luar dan terdengar suara Nino memanggilnya.
"Al, bangun! Sarapan." Panggil Nino dari luar kamar dan berlalu turun setelah mendapat jawaban dari adiknya itu.
Alysha membuka mata dan meregangkan tubuhnya kemudian bangkit untuk segera membersihkan diri.
Dia menatap dengan hampa ke arah cermin, wajahnya terlihat pucat, kedua matanya pun terlihat membengkak akibat air mata yang tak terbendung dan kegelapan mulai menyelimuti matanya…
Dia bingung bagaimana cara menyembunyikan tanda yang di buat oleh Rivaldi di sekujur lehernya. Ingin rasanya dia menghilang dari hadapan mereka.
Satu kata yang muncul di pikirannya saat ini malah "bingung".
"Huft! Benar-benar bagai makan buah simalakama. Kalau aku keluar kamar, bang Nino pasti akan melihat tanda merah di leherku. Gak keluar kamar, yang ada bang Nino pasti akan menerobos masuk ke dalam kamar.” begitulah pikirnya.
Dan setelah berpikir akhirnya ia memutuskan mengenakan outfit celana panjang jeans berwarna navy, turtle neck berwarna hijau lumut berbahan lembut dan outter yang terbuat dari bahan rajut berwarna biru langit.
Di padu dengan kalung panjang bertali hitam berbahan kulit dengan liontin berupa cincin besar yang di belikan Nino saat ia keluar kota dulu.
Setelah memastikan semuanya aman, Alysha pun turun. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti saat dia melihat laki-laki itu duduk bersama Nino di meja makan tanpa perasaan bersalah sedikitpun.
Rivaldi menyadari kehadiran Alysha segera menoleh ke arahnya dan tersenyum, senyuman yang membuat Alysha harus mati-matian menahan dan menekan perasaan takutnya kala bertemu kembali dengannya.
"Nah, ini dia My Queen turun." Seru Nino yang selalu memanggilnya My Queen yang di ambil dari nama tengah Alysha.
"Hari ini kita jadi kan, ke Bandung?" Tanya Alysha mengabaikan seruan Nino untuknya. Terlebih mengabaikan keberadaan Aldi.
"Iya, tapi maaf ya Sayang, Abang gak bisa ikut sekarang. Karena masih harus selesaikan masalah di kantor. Nanti Abang nyusul." Jelas Nino padanya, sontak jawaban itu mengejutkannya.
"Terus aku pergi naik apa? Aku belum beli tiket kereta atau bis loh, Bang." Protesnya sambil mencibirkan bibirnya. Tindakannya itu tanpa sadar membuat Rivaldi terus menatapnya.
"Kamu tetap berangkat naik mobil sama Aldi aja. Abang udah bilang sama dia, makanya dia disini."
"Aku gak mau pergi sama dia! Eh, m-maksudnya gak mau repotin Pak Aldi, Bang." Ucapnya lantang namun segera meralat ucapannya.
Rivaldi dan Nino jelas terkejut mendengar ucapan lantang Alysha, terlebih Rivaldi yang menyadari sikap defensif gadis yang sudah ia renggut kehormatannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alysha (Revisi-End)
General FictionWarning!!! Cerita mengandung unsur 21+ atau dewasa, penuh dengan adegan mature di dalamnya. Seluruh hak cipta di lindungi oleh Undang-Undang. Create by : ziga1810