Lima

8.5K 1K 30
                                    

"Nat, Nata... bangun, Nat."

Nata berusaha mengumpulkan kesadaran saat Kayla menepuk pelan pundaknya ketika dirinya sedang tertidur lelap.

"Kenapa, Sayang?" sahutnya dengan mata setengah terpejam.

"Aku pecah ketuban, Nat. Perutku kontraksi terus."

Mendengar itu Nata langsung terjaga sepenuhnya. Dia memperhatikan keadaan Kayla yang sedang meringis menahan sakit.

"Kita ke rumah sakit sekarang, ya?" ujarnya, mencoba tetap bersikap tenang.

"Tapi dokter Yudis hari ini nggak ada jadwal praktik, Nat."

"Aku nggak peduli siapapun dokter yang menangani kamu, yang penting kamu harus ke rumah sakit sekarang juga."

Kayla menuruti keinginan suaminya karena tidak ingin berdebat. Dengan sangat perlahan Nata memapah Kayla menuju garasi kemudian membantunya duduk di kursi depan. Tidak lupa dia membantu memasangkan seatbelt dan sedikit menurunkan sandaran kursi untuk istrinya.

"Udah nyaman?" tanyanya, yang dijawab anggukan kepala oleh Kayla.

Waktu menunjukkan pukul tiga dini hari saat Nata memacu mobilnya menuju rumah sakit bersalin yang sudah sering mereka kunjungi setiap bulannya saat periksa kandungan.

Sejak kehamilannya memasuki trimester ketiga, dokter sudah mendiagnosa Kayla mengalami preeklamsia dan menyarankan agar Kayla ditangani oleh dokter kandungan fetomaternal yang berfokus pada kehamilan risiko tinggi. Hal ini disebabkan karena selama masa kehamilan, Kayla mengalami komplikasi serius serta tekanan darah yang cukup tinggi.

"Sabar ya, Sayang, sebentar lagi kita sampai rumah sakit," ujar Nata saat mendengar rintihan istrinya yang terus mengaduh kesakitan.

"Nggak kuat, Nat, sakit banget."

Bertepatan dengan itu, mobil yang dikendarai Nata memasuki pelataran rumah sakit. Nata menghentikan mobilnya di depan pintu IGD dan bergegas keluar dari mobil untuk memanggil beberapa perawat yang sedang bertugas. Saat itu juga, Kayla segera dibaringkan di bangkar kemudian dibawa menuju ruang tindakan.

"Kami periksa istrinya dulu ya, Pak. Bapak tunggu di luar saja," perintah perawat IGD sebelum menutup pintu ruang tindakan.

Nata tidak tahu jika saat itu adalah moment terakhir kalinya dia bisa melihat istrinya dalam keadaan hidup.

****

Nata terbangun saat mendengar alarmnya berbunyi. Pria itu menyugar rambutnya dengan gelisah karena memikirkan mimpinya tadi malam. Sudah lama sekali Nata tidak pernah memimpikan kejadian itu lagi. Entah kenapa tiba-tiba malam ini dia memimpikan kejadian yang sama. Sebuah kejadian yang membuatnya ingin hilang ingatan agar tidak terus membayangkan momen-momen yang cukup mengguncang hidupnya.

Di tengah kekalutan, Nata mendengar ponselnya berdenting tanda pesan masuk. Nata meraih benda itu dan membaca pesan yang dikirimkan Anya.

Just a little reminder in case you forgot. Hari ini Liora ada jadwal free Trial jam delapan sampai jam lima sore, dan kita ada agenda meeting dengan Pak Menteri setelah makan siang. Gue udah block jadwal lo dari jam lima sore supaya lo bisa jemput Lio di daycare. Kalaupun lo nggak bisa jemput di jam itu, gue udah minta Pak Budi buat standby.

Siapkah Aku Jatuh Cinta Lagi?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang