"Sore, Miss Natasha," sapa seorang wanita yang wajahnya sering Natasha lihat di layar televisi, sedang berdiri di depan pintu kelas.
"Selamat sore, Mommy Kenzo. Tumben Mom yang jemput?" sahut Natasha.
"Iya, nih, mumpung lagi nggak ada syuting, jadi saya sempetin jemput Kenzo. Gimana progress-nya Kenzo selama di sekolah?"
Natasha menjawab dengan ramah, "Sangat baik, Mom. Kemajuannya Kenzo terlihat sekali selama tiga bulan ini. Sekarang Kenzo udah nggak pernah nangis lagi kalau ditinggal sama susternya. Anaknya juga sekarang sudah mau makan sendiri, dan sudah mulai nurut kalau waktunya tidur siang."
"Saya juga lihat perubahannya Kenzo selama di rumah. Terima kasih loh, Miss Natasha sudah bantu ngurusin Kenzo di sekolah. Saya aja yang ibunya, kadang-kadang suka nggak sabar ngurusin anak. Tapi Miss Natasha ini saya lihat telaten banget sama anak-anak."
Natasha hanya membalasnya dengan senyuman sebagai respons dari ucapan wanita itu.
"Ngomong-ngomong, Miss Natasha umurnya berapa, sih?"
"Tahun ini 33 tahun, Mom."
"Oh, ya? Kok nggak kelihatan? Saya pikir Miss Natasha masih 27 atau 28 tahun. Nggak nyangka ternyata umurnya sudah kepala tiga. Saya jadi ingat sama adik saya. Umurnya satu tahun di atas Miss Natasha, tapi dia belum nikah. Kalau Miss Natasha belum punya pacar, saya mau kenalin Miss Natasha sama adik saya. Dia dosen, cocok banget kan sama Miss Natasha?"
Natasha terus mengulum senyum agar tidak kelepasan tertawa. Apalagi saat dia melirik seseorang yang sedang berdiri dengan tampang cemberut di belakang Mommy Kenzo.
"Terima kasih atas tawarannya, Mom," ujar Natasha. "tapi saya sudah menikah, dan sepertinya suami saya nggak akan suka kalau saya kenalan dengan laki-laki lain."
Kontan perempuan itu terkejut dengan kedua mata membelo. "Kok saya nggak tahu kalau Miss Natasha sudah menikah? Terakhir kali kita ketemu, Miss Natasha bilangnya masih lajang, bukan?"
Natasha mengangguk. "Saya baru menikah dua bulan yang lalu."
"Oh, ternyata masih pengantin baru, toh. Pantesan masih kelihatan segar. Ya sudah, kalau gitu saya cari perempuan lain aja buat dikenalkan ke adik saya. Terima kasih ya, Miss Natasha."
"Sama-sama, Mom."
Setelah kepergian Mommy Kenzo yang bergegas pergi sambil menggandeng tangan anaknya, Nata menghampiri Natasha yang sedang terkekeh geli karena kejadian tadi.
"Seneng amat yang mau dijodohin sama dosen, adiknya artis lagi!"
Kontan cibiran yang dibalut dengan nada cemburu itu semakin mengundang tawa Natasha. "Kamu nggak pantes cemburuan kayak gitu," ejeknya.
"Siapa juga yang cemburu," kilah Nata. Kemudian dia melongokan kepalanya ke dalam seisi kelas yang sudah kosong. "Lio mana?"
"Tuh, lagi main ayunan. Kamu tunggu di situ aja sama Lio, aku beres-beres dulu sebentar." Setelah mengucapkan kalimat itu, Natasha bergegas kembali ke dalam kelas untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Semenjak hari di mana Nata membuka diri dan menceritakan sedikit kisah masa lalunya dengan Kayla, Natasha tidak pernah lagi cemburu dengan hal apa pun yang menyangkut Kayla. Dia seakan sudah bisa menerima semuanya dan mulai berdamai dengan masa lalu suaminya.
Bahkan selama dua bulan pernikahan mereka, tidak ada lagi pertengkaran yang berarti. Yang ada, hubungan mereka malah semakin harmonis dan romantis.
Beberapa menit kemudian, mereka sudah dalam perjalanan pulang ke rumah. Bergelut dengan pengendara lainnya di tengah-tengah kemacetan jalan Bandung yang kian padat. Seperti biasa, Liora selalu duduk di belakang sambil menonton tayangan kartun dari perangkat gadget milik papanya hingga mereka tiba di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapkah Aku Jatuh Cinta Lagi?
RomanceAnata Dewangga masih betah menduda setelah kematian istrinya saat melahirkan. Dia tetap keras kepala dengan keyakinan bahwa ia mampu membesarkan anaknya seorang diri. Namun, sebuah kejadian membuatnya merenungi ulang keputusan untuk tetap melajang...