"Arsenio! Tunggu apa lagi, cepat selamatkan Gaia!" Athena panik. Gadis itu hendak menarik Arsenio dan meminta lelaki itu untuk segera menyelamatkan Gaia, namun Arsenio malah diam di tempat.
"Tunggu Athena, ini jebakan."
"Jebakan apa maksudmu?"
"Apa temanmu itu bisa berenang?" Arsenio balik melempar pertanyaan, tanpa mau repot-repot menjelaskan keingintahuan Athena barusan.
Athena terdiam, tampak berpikir untuk beberapa saat. "Sepertinya bisa."
"Kalau begitu, kau pergilah kesana. Aku akan mengejar orang itu."
"T-tapi ... Arsenio... kau gila ya!" Athena terbelalak, namun belum sempat perempuan itu memprotes, Arsenio sudah lebih dulu melesat pergi secepat angin, mengejar sebuah bayangan yang melintas tertangkap oleh kedua matanya.
***
"Gaia, kamu tidak papa?"
"Airnya dingin."
Gaia memeluk tubuhnya sendiri yang terasa seakan ingin membeku. Udara malam ditambah dinginnya air kolam membuatnya menggigil. Beruntungnya, ada seorang lelaki yang dengan suka rela melepaskan jas yang dipakainya untuk Gaia kenakan. Gaia tentu saja segera mengucapkan terima kasih, lantas berjalan kearah tempat duduk tak jauh dari kolam dengan Athena yang menuntunnya. Seseorang menyodorkan air minum yang segera Gaia terima.
"Kenapa kamu bisa terjatuh kedalam kolam, Gaia?"
"Gaia tidak tahu pasti. Tapi seperti ada tangan tak kasat mata yang dengan sengaja mendorong Gaia masuk kedalam air. Untung saja Gaia bisa berenang sehingga tidak perlu merepotkan banyak orang. Maaf ya semuanya, acaranya jadi kacau karena Gaia."
"Tidak apa Gaia, santai saja. Kita semua kan teman."
Gaia tersenyum ke arah teman-teman kampusnya yang berjiwa besar. Sementara Athena, terlihat mencari-cari keberadaan Arsenio dengan cemas.
"Kenapa, Arsenio belum kembali?" Athena bergumam pelan, namun masih cukup bisa Gaia dengar.
"Memangnya, kemana bodyguard Athena itu pergi?"
Athena mengalihkan perhatiannya kearah Gaia, "Arsenio bilang, dia ingin mengejar pelaku yang mendorongmu."
"Astaga? Jadi, beneran ada yang mendorong Gaia tadi?" Athena mengangguk.
Meski tidak yakin, tapi sepertinya ini pertanda buruk. Mendadak, kejadian di mall yang Athena alami berputar di dalam ingatan wanita itu, membuat Athena semakin yakin bahwa kemungkinan besar musuh telah mengetahui keberadaannya di bumi ini.
"Athena."
Arsenio muncul dari arah belakang, membuat orang-orang spontan langsung menyingkir dari tempat untuk memberi jalan. Athena yang melihat itu segera memberondong Arsenio dengan beberapa pertanyaan.
"Arsenio, bagaimana? Kau berhasil mendapatkan orang itu?"
Arsenio menggelengkan kepala, "Dia berhasil kabur." Lalu arah tatapan kedua mata Arsenio pun berpindah kearah Gaia.
Gaia yang menyadari itu segera menunduk, menghindari tatapan lelaki itu. Lalu tanpa diminta, Tiba-tiba Arsenio melepas jas yang dikenakannya dan mengganti jas yang membalut tubuh Gaia dengan miliknya. Gaia jelas terkejut mendapati perlakuan seperti itu.
"Ayo kita pulang," ajaknya kemudian.
Namun Athena tampak kurang setuju dengan usulan itu. "Tapi acaranya?"
"Ini darurat, Athena."
Athena terdiam ditempatnya. Ditatapnya orang-orang di sekeliling, kemudian mengangguk setuju. Wanita itu segera membantu Gaia berdiri dan menuntunnya pergi dari sana setelah berpamitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gamma Mate (Tamat)
WerewolfMenjabat sebagai Gamma dari sebuah pack ternama, Arsenio telah bersumpah mengabdikan diri hanya pada pack. Hidup bertahun-tahun tanpa kehadiran seorang mate tidak masalah baginya. Sampai takdir mempertemukannya dengan sang mate. Namanya, Jane Gyana...