Gamma Mate - Bab 8

30.5K 2.4K 5
                                    

Tubuh Aro terhempas membentur dinding, tepat ketika Alpha Aldrich menghantamnya dengan satu pukulan tangan. Serigala besar dengan bola mata berwarna olive itu tampak menggertakkan giginya marah, namun segera menundukkan kepala kala melihat warna mata sang Alpha yang berkilat merah.

Suasana tampak begitu kacau, beberapa werewolf terluka karena Aro yang tiba-tiba mengamuk ketika lelaki itu seharusnya melatih para schouts dan warrior.

"Kau pikir apa yang sedang kau lakukan, Aro?"

Aldrich tampak menarik napas, berusaha mengendalikan dirinya sendiri agar sisi serigalanya tidak keluar untuk saat ini.

Sementara di sisi lain, tampak Beta Atarick yang sudah menghimbau mereka yang terluka untuk beristirahat dan memulihkan diri, lalu meminta beberapa Omega menuntun werewolf yang terluka cukup parah ke rumah sakit pack untuk diobati.

"Kau telah membuat kekacauan dan melukai mereka Aro. Kembalikan Arsenio sekarang juga."

Aro terdengar mengeluh, sebelum menurut dan segera bertukar shif kembali menjadi sosok Arsenio.

Arsenio lalu bersimpuh menghadap kearah sang Alpha dengan kepala tertunduk dalam, "Maaf Alpha. Saya telah kehilangan kendali."

"Aku tidak tahu apa masalah pribadimu hingga Aro sampai mengamuk seperti ini, Gamma. Tapi, jika kejadian seperti ini sampai terulang kembali, aku tidak akan segan-segan untuk langsung mengusirmu dari pack ini. Aku tidak main-main."

"Mengerti, Alpha."

Aldrich menyingkir, pergi berlalu meninggalkan Arsenio dan Beta Atarick. Melihat Arsenio kemudian berdiri, Beta Atarick lalu mendekat, menepuk pelan salah satu bahu Arsenio.

"Mau bercerita padaku, Gamma?" tawarnya, bersedia menjadi teman curhat. "Aku pikir masalahmu cukup pelik sampai Aro mengamuk seperti tadi. Ini adalah pertama kalinya kami melihatmu sampai kehilangan kendali seperti ini Arsen. Yakin, benar-benar tidak mau berbagi cerita denganku? Siapa tahu, aku bisa membantumu atau setidaknya memberimu solusi."

"Sebelumnya, terima kasih atas perhatian anda, Beta Atarick. Aro hanya sedang sensitif dan kami akan segera menyelesaikan masalah kami."

Atarick menganggukkan kepala kemudian.
"Baiklah. Setidaknya aku sudah menawarimu tempat curhat." Atarick meremas sebelah bahu Arsenio pelan, lalu berlalu pergi dari sana. Namun baru beberapa langkah, lelaki itu langsung berhenti dan memutar tubuhnya kembali menghadap kearah Arsenio lagi.

"Aku hampir lupa memberitahumu. Aku dan Alpha Aldrich akan mengunjungi Luna Athena hari ini. Jadi selama kami pergi, pack adalah tanggungjawab mu Gamma Arsenio."

Arsenio langsung mengangguk patuh.

***

Athena yang sedang menyisir rambut panjangnya terkejut ketika mendengar suara dari arah balkon kamar.

Cemas, wajah Athena tiba-tiba memucat. Perasaannya jadi tidak enak. "Gaia, kamu kah itu?"

Wanita itu kemudian melangkah keluar untuk melihatnya, namun tidak ada sesuatu yang mencurigakan yang Athena temukan di sana, selain hembusan angin yang menerpa wajahnya dan menerbangkan beberapa helai rambut panjangnya.

Athena mengerutkan keningnya dengan heran, lalu suara dobrakan pintu mengejutkan wanita itu. Buru-buru, Athena masuk lagi kedalam kamar dan tidak menemukan hal janggal seperti yang tengah ia bayangkan. Pintu kamar masih terlihat sama seperti semula.

"Delta Arion, apakah itu kau?" Tidak ada sahutan. Athena jadi semakin diserang rasa parno.

Athena meletakkan secara asal sisir keatas meja rias, kemudian melangkah hati-hati menuju pintu kamar. Jantungnya berdebar kencang, bulu kuduknya berdiri dan Athena rasanya ingin berteriak saat melihat siluet sebuah bayangan sosok yang berdiri di belakang punggungnya di lantai.

Gamma Mate (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang