Arsenio menyesali seluruh perkataannya dulu. Arsenio menyesal pernah berkata tidak membutuhkan mate dalam hidupnya. Arsenio benar-benar menyesal karena baru menyadari betapa pentingnya sosok Gaia.
Andai bisa mengulang waktu, Arsenio akan mencari sang mate sejak dirinya dilahirkan ke dunia. Andai bisa mengulang waktu, Arsenio akan mengungkapkan betapa dia ingin menghabiskan hidup bersama Gaia di detik pertama bertemu dengan gadis itu. Andai bisa mengulang waktu, Arsenio akan terus mendekap erat tubuh Gaia dalam tidurnya, melontarkan kata cinta setiap bersamanya. Andai bisa mengulang waktu, Arsenio akan memaafkan semua kesalahan perempuan itu.
Tapi sekarang, Arsenio tenggelam dalam penyesalannya sendiri. Hanya bisa berandai-andai dari baik jeruji tahanan itu. Sosok Gamma yang dikenal sebagai perisai pack, yang tidak pernah gentar jika berhadapan dengan musuh terkurung tidak berdaya dan tidak bisa melakukan apa-apa.
"Maafkan aku." Suara Arsenio terdengar sumbang saat mengatakan itu. "Maaf telah menjadi human yang menyebalkan, Aro."
Aro bergelung dalam pikirannya sendiri. Serigala itu juga merasa bersalah, apalagi saat menyaksikan sendiri bagaimana Gaia sekarat sementara mereka berdua tidak bisa melakukan apa-apa. Aro yang dikenal buas bahkan tidak mampu menyelamatkan Gaia, hanya bisa membuat kekacauan dan berakhir memperumit keadaan.
Kalau saja Aro bisa mengontrol sedikit emosinya dan tidak mengamuk, lebih fokus untuk segera menolong Gaia saat itu, mungkin semuanya tidak berakhir seperti ini?
"Kelak, jika terlahir kembali, berdoalah pada moon goddess agar tidak menyatukan kita berdua lagi."
"Kenapa?" Aro mendengus-mendengar itu. "Siapa kau mengaturku begitu?"
"Seharusnya, kalau kita terlahir kembali. Buang semua egomu dan turuti semua kata-kataku."
Arsenio ikut-ikutan mendengus mendengar itu. "Kenapa Moon Goddess menyatukan kita berdua yang tidak pernah memiliki jalan pikiran searah?"
"Sudah jelas, keberadaan ku untuk melengkapi kebodohanmu. Tanpa aku, kau hanyalah manusia pengecut."
"Pengecut katamu?"
"Tidak punya tujuan hidup, keras kepala, egois... Hm.. Apalagi ya?"
"Diamlah. Kau jangan sok suci sedangkan dirimu saja merupakan serigala tempramental dan mesum."
"Itu sifat alamiah werewolf."
"Terus saja menyangkal."
"Daripada berdebat, bagaimana kalau kita pikirkan cara melepaskan diri dari tempat ini."
"Caranya?"
"Pikirkanlah. Kau yang punya akal pikiran."
Sayangnya, Arsenio tidak bisa memikirkan apapun. Bayang-bayang tubuh lemah Gaia masih memenuhi pikirannya. Aro jelas juga menyadari hal itu, sebab serigala itu tidak lagi mengeluarkan suaranya. Keduanya sama-sama membisu sebelum tiba-tiba rantai tali yang mengikat kedua lengannya terlepas, mengakibatkan tubuh Arsenio jatuh ke atas tanah di dalam penjara jeruji besi itu.
"Arsenio!"
Arsenio mengeluh, merasakan pegal pada kedua pergelangan tangannya. Apalagi tubuhnya yang baru saja berbenturan dengan tanah. Namun suara Gaia-diikuti dengan pelukan perempuan itu pada tubuhnya membuat sekujur tubuh Arsenio jadi kaku.
Arsenio mengerjap tidak percaya menyaksikan Gaia dihadapannya.
"Arsenio... Gaia minta maaf." Perempuan itu menangis. Arsenio bahkan tampak masih belum mendapatkan kembali kesadarannya dari syok. "Maaf, karena Gaia baru datang. Maaf karena Gaia, Arsenio jadi begini. Maafin, Gaia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gamma Mate (Tamat)
Manusia SerigalaMenjabat sebagai Gamma dari sebuah pack ternama, Arsenio telah bersumpah mengabdikan diri hanya pada pack. Hidup bertahun-tahun tanpa kehadiran seorang mate tidak masalah baginya. Sampai takdir mempertemukannya dengan sang mate. Namanya, Jane Gyana...