Gaia berkedip polos saat Arsenio mengikat kedua tangan dan kakinya diatas ranjang kamar secara tiba-tiba. Ekspresi lelaki itu tidak terbaca, namun sorot matanya cukup menggetarkan jiwa dan raga. Gaia memutuskan tidak banyak bertanya sebab menunggu apa yang ingin Arsenio lakukan dengan mengikatnya seperti ini.
Tapi, saat melihat seringai di wajah itu, Gaia akhirnya menyadari kalau sosok dihadapannya itu adalah Aro-sisi serigala lelaki itu.
Tapi kenapa Gaia baru menyadarinya. Bukankah kemunculan Aro adalah pertanda yang buruk bagi jam tidurnya.
Tangan lelaki itu tengah melucuti satu persatu kancing kemejanya dan menanggalkannya tepat dihadapan Gaia.
"Aro mau apa?"
Gaia terkesiap begitu Aro berhasil melepaskan ikat pinggang dan menjatuhkannya diatas lantai hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras terdengar di telinga. Meski bukan kali pertama Gaia berhadapan dengan tubuh telanjang Arsenio, rasanya tetap saja memalukan. Apalagi Aro memamerkannya tanpa beban seakan pemandangan aset lelaki itu bukanlah perkara yang sulit. Tidak tahu saja bagaimana rasanya Gaia saat menahan keinginannya untuk menjerit-jerit.
"Bukankah tidak adil kalau hanya aku telanjang?"
Gaia melotot bersamaan saat Aro tahu-tahu sudah menarik lepas dress merah muda yang Gaia kenakan hingga sobek menjadi dua. Lelaki itu bahkan menggigit menggunakan gigi tepat pada bagian dada, membuat dada Gaia kembang kempis dibuatnya.
Sebenarnya, Gaia bukannya tidak senang dengan kemunculan Aro. Hanya saja, sisi Arsenio itu terlalu liar membuat Gaia kewalahan menghadapi serigala itu. Aro selalu bersikap sesukanya dan tak jarang mengabaikan perkataan Gaia meski dirinya adalah mate.
"Apakah mate hamil?" Gaia hampir saja kehilangan kesadarannya saat lidah lelaki itu sudah bergerilya kemana-mana. Namun pertanyaan yang Aro ajukan tanpa tedeng aling-aling itu langsung membangkitkan kembali kesadarannya, meski sudah diambang batas. Gaia bahkan kesulitan bernapas saat Aro menyelam di bawah sana.
"Aku ingin tahu apakah mate sudah hamil atau tidak."
"M-mana Gaia tahu dan bagaimana caranya Gaia bisa tahu kalau sudah hamil atau tidak. Memangnya Aro tahu darimana? Kenapa tiba-tiba mengajukan pertanyaan seperti itu?"
"Pertanyaan ini terus berputar di dalam kepala Arsenio hingga membuatku muak sebelum memutuskan untuk mengambil alih dan muncul dihadapan mate sekarang."
Gaia tampak berpikir cukup lama, baru kemudian menyadari sesuatu saat satu tangannya diraih dan di kecup oleh mulut dan lidah mate-nya itu. Ya, setidaknya Gaia ingat kalau Aro adalah serigala yang senang sekali menjilat bahkan meninggalkan air liur di tubuhnya.
"Apa ini ada hubungannya dengan perubahan, Gaia yang waktu itu."
"Sepertinya begitu."
"Kalau begitu, Gaia akan mengunjungi dokter pack untuk menanyakan kebenarannya."
"Nanti dulu." Seringai mesum lelaki itu membuat Gaia urung. "Aku ingin memastikannya sendiri sebelum dokter pack memeriksamu."
Gaia tentu tidak perlu menanyakan bagaimana caranya serigala itu mencari tahu. Jelas Gaia akan kehilangan jam tidurnya malam ini karena ulah Aro.
***
Gaia menatap sekelilingnya. Merasa familiar dengan tempat yang dipijakinya saat ini. Gadis itu berusaha mencari seseorang yang sangat dirindukannya, seseorang yang Gaia bersedia melakukan apapun demi bisa bersama dengan orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gamma Mate (Tamat)
Manusia SerigalaMenjabat sebagai Gamma dari sebuah pack ternama, Arsenio telah bersumpah mengabdikan diri hanya pada pack. Hidup bertahun-tahun tanpa kehadiran seorang mate tidak masalah baginya. Sampai takdir mempertemukannya dengan sang mate. Namanya, Jane Gyana...