Gamma Mate - Bab 39

18.5K 1.2K 91
                                    

Gaia menatap Arsenio yang sudah pergi menjauh. Kedua bahu gadis itu turun ketika punggung tegap sang mate sudah menghilang dari pandangannya.

Ya, lelaki itu pergi. Bahkan sebelum Gaia sempat menyampaikan maksudnya. Hal seperti ini sudah seringkali terjadi, mengingat Arsenio adalah seorang Gamma yang tidak hanya bertanggung jawab dalam melatih warriors saja tapi juga menjaga keamanan pack.

Usai mendapatkan kabar melalui mindlink oleh salah seorang warrior yang bertugas menjaga perbatasan pack bahwa ada kawanan rogue yang tiba-tiba menyerang penduduk, Arsenio langsung pergi detik itu juga.

Gaia menghela napas sebelum menutup pintu. Jujur saja, lama-lama Gaia pun cukup terusik dengan pekerjaan Arsenio. Selain banyak menyita waktu privasi mereka berdua, Arsenio kerapkali lebih mendahulukan urusan pack.

Gaia jadi bertanya-tanya, mana yang akan Arsenio pilih antara dirinya dan pekerjaan.

Apakah Arsenio bahkan rela meninggalkan mate-nya demi pack? Mengingat bagaimana dedikasi lelaki itu terhadap A Moon Pack selama ini. Gaia jelas merasa gundah.

Apalagi kini, sepenuhnya Gaia telah menyerahkan dirinya, bertumpu dan berlindung hanya pada lelaki itu.

"Halo, Aria." Gaia duduk lesehan di dekat box bayi tempat Aria tertidur. Dengan satu tangan menumpu kepala, tangan kanan Gaia terulur untuk menyentuh ujung hidung bayi kecil yang tertidur pulas dengan dot susu di mulutnya itu.


"Gaia lagi galau nih." Gaia menghela napas, merasa konyol karena telah bicara dengan bayi. Sepertinya, Gaia memang butuh teman berkeluh-kesah, mengingat begitu banyak hal yang menimpa dirinya akhir-akhir ini. Masih beruntung Gaia tidak berakhir stress dan berpikir bunuh diri.

"Aria tahu tidak, kalau Arsenio itu pacar pertama Gaia. Gaia gak pernah pacaran loh, sebelumnya. Gaia sama sekali gak punya pengalaman dengan laki-laki selain bersama Arsenio."

Gaia tidak tahu, apakah hubungan yang ia jalani bersama Arsenio adalah sebatas pacaran atau sudah suami-istri. Meskipun di dunia werewolf tidak ada yang namanya pernikahan, tetap saja Gaia rasa perlu melakukan ritual itu untuk meresmikan suatu hubungan. Jadi, Gaia masih menganggap hubungannya dengan Arsenio sejauh ini masih sebatas pacaran.

"Karena itu, Gaia bingung Arsenio itu setia apa enggak sama Gaia. Apa jangan-jangan diluar sana Arsenio punya kekasih lain? Apalagi Arsenio sering pergi keluar karena alasan pekerjaan, seperti barusan."

"Gamma Arsenio benar-benar pergi karena urusan pekerjaan, jadi kau tidak perlu cemas."

"Delta Arion?" Gaia terkejut saat mendapati Delta Arion berdiri tepat dibelakangnya-entah sejak kapan. Apalagi Gaia ingat dia sudah menutup pintu. Memutuskan beranjak berdiri. Kepala Gaia celingak-celinguk mengamati sekitar. Sadar dengan apa yang Gaia berusaha cari tahu, Arion pun menjawab. "Salah satu Omega-mu yang membukakan pintu, kalau itu yang berusaha ingin kamu cari tahu."

"Syukurlah. Gaia kira Arion menyusup lewat jendela seperti yang sering kak Atarick lakukan."

Alis Arion terangkat sebelah sebelum tertawa, kini sang Delta jadi tahu kalau Beta Atarick selama ini diam-diam menyelinap melalui jendela demi bertemu mate-nya. Tatapan Arion kemudian jatuh pada bayi perempuan yang tertidur pulas di dalam box bayi. Lelaki Delta itu berjalan mendekat dan tersenyum takjub melihat betapa menggemaskannya bayi perempuan yang tengah tertidur pulas itu.

"Siapa namanya?" Tanya sang Delta.

"Namanya Aria."

"Tidak kusangka, Beta Atarick benar-benar memiliki mate seorang bayi. Bukankah Moongoddes terlalu baik untuk pria sepertinya."

"Memangnya Beta Atarick itu pria seperti apa?" Tanya Gaia, tertarik mendengar kisah hidup Atarick selama ini. Namun Arion malah menggaruk belakang kepalanya salah tingkah.

"Sebenarnya ini privasi. Pernah ada rumor yang mengatakan kalau Beta Atarick suka sesama jenis."

"Hah?"

"Tapi itu kan hanya rumor belaka. Karena kenyataannya, kini bayi perempuan ini lahir sebagai mate yang sudah ditunggu Beta sejak lama."

Gaia mengangguk-angguk, ikut memandangi Aria yang kini tengah menggeliat lucu dalam tidurnya. Mulut bayi mungil itu bahkan bergerak-gerak seakan masih menyedot dot susu yang di kulumnya meski benda itu sudah Gaia singkirkan ke atas meja.

"Omong-omong soal Gamma Arsenio, dia mengirimkan pesan permintaan maaf karena pergi mendadak tanpa memberi penjelasan. Ada kawanan rogue yang menyerang perbatasan bahkan sudah melakukan teror sampai ke beberapa desa. Gamma Arsenio sebagai panglima harus stan by di sana."

Ario kemudian membuka bingkisan ditangannya, baru menyerahkan benda itu yang langsung diterima oleh Gaia. "Ini ada titipan dari Beta Atarick untuk mate-nya. Dia tidak bisa datang berkunjung karena harus menggantikan Alpha Aldrich dalam pertemuan beberapa Alpha dari kawasan lain di Dark Moon Pack."

"Terima kasih."

"Dan satu hal lagi...." Gaia menunggu Delta Arion melanjutkan perkataannya dengan harap-harap cemas.

"Apakah ada masalah?"

"Tidak. Bukan masalah sama sekali. Hanya saja beberapa hari yang lalu aku sempat memperhatikanmu tengah berlatih dengan Gamma Arsenio di camp pelatihan. Berhubung Gamma sedang pergi, aku sama sekali tidak keberatan jika harus menggantikannya menjadi mentor-mu untuk sementara waktu. Itu pun kalau kamu bersedia."

Kedua bola mata Gaia berbinar mendengar itu. Gaia bahkan tidak ingin repot-repot untuk mempertimbangkan penawaran itu bahkan tidak berpikir ulang sebelum mengambil keputusan karena langsung menganggukkan kepala penuh semangat.

"Gaia mau, Gaia mau, Gaia mau!" Gaia melompat girang bagaikan anak kecil yang diberikan permen. Sementara Delta Arion yang tidak bisa menahan senyuman mengusap pelan rambut Gaia.

Beberapa Omega yang tengah mengintip diam-diam bertanya penuh penasaran, ada hubungan apa antara Nyonya rumah mereka dengan Delta Arion?

Apakah mereka berselingkuh?

TBC.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gamma Mate (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang