Gaia mengerutkan keningnya saat mobil melaju memasuki hutan belantara, melewati jalanan kecil yang hanya muat untuk jalur satu arah saja. Cahaya matahari bahkan tidak bisa menembus masuk saking rindangnya pepohonan di kanan-kirinya.
Ya, saat ini, atas ajakan Athena, Gaia setuju untuk ikut pulang ke kampung halaman wanita itu, dengan alibi liburan.
"Sebentar lagi kita akan sampai, Gaia."
Athena berkata sambil tersenyum dari kursi depan, menemani Aldrich yang tengah menyetir. Sementara Delta Arion dan Beta Atarick, tentu saja berada di mobil yang lain.
"Ehem, Athena maaf, kalau boleh tahu, kemana sebenarnya Athena ingin mengajak Gaia? Benarkah, ini jalan yang benar menuju kampung halaman Athena, kenapa harus melewati hutan?" Gaia yang gatal ingin bertanya, pada akhirnya memberanikan diri membuka suara, sambil melirik singkat kearah Aldrich berada. Entahlah, Gaia merasa segan pada suami Athena itu.
Sorot matahari yang tiba-tiba menerpa kulit wajahnya, membuat Gaia sontak menoleh kearah luar jendela mobil sebelum kemudian mulutnya ternganga. Kerutan heran yang semula menghiasi wajahnya berubah menjadi sorot penuh kekaguman.
"Woah." Kali ini, Gaia benar-benar tidak bisa lagi membungkam mulutnya saat melihat pemandangan luar biasa yang mereka lewati. "Kota apa ini Athena? Tempatnya indah sekali, aku belum pernah melihat tempat seperti ini, bahkan di peta?"
"Namanya A Moon Pack."
"Hah?"
"Ini adalah kota kelahiranku Gaia. Sama seperti kota Alaska, disini juga sudah modern. Sudah ada banyak gedung pencakar langit, seperti tempat pusat perbelanjaan dan juga rumah sakit. Hanya saja, penduduk yang tinggal disini masih sedikit primitif. Maksudku, mereka tidak mengenal dan menggunakan ponsel untuk berkomunikasi."
Gaia kembali dibuat terperangah saat mobil memasuki gerbang yang menjulang tinggi yang terbuka dengan sendirinya. Tak jauh di depan sana, sudah terlihat bangunan megah bak kerajaan yang membuat Gaia benar-benar speechless ketika melihatnya. Sungguh, Gaia pikir, kampung halaman Athena adalah sebuah desa kecil karena tempatnya yang cukup pelosok. Mendapati bangunan modern seperti ini berada dibalik hutan belantara, benar-benar membuat Gaia tercengang sampai tidak tahu caranya diam.
Gaia baru mau diam ketika mobil berhenti, dan Athena mengajak gadis itu keluar dari dalam kursi penumpang.
"Selamat datang di A Moon Pack, Gaia."
Gaia tersenyum canggung membalas itu. Sepertinya, liburan kali ini akan sangat menyenangkan karena bersama dengan Athena.
***
Arsenio melangkah dengan kedua tangan berada di belakang sambil terus mengawasi para warrior dan schouts yang sedang ia latih. Rutinitas ini, sudah menjadi kewajibannya sejak dirinya diangkat sebagai Gamma A Moon Pack. Dahulu, Arsenio juga hanyalah seorang warrior biasa, yang getol berlatih sebelum Alpha Aldrich akhirnya mengangkatnya menjadi Gamma karena kemampuannya.
"Kulihat, kemampuan bertarungmu semakin baik Lyra."
"Terima kasih, Gamma Arsenio."
Warrior Lyra tersenyum kearah Arsenio yang selama ini dikaguminya. Perempuan berambut pirang ini, bisa disebut sebagai satu-satunya warrior wanita yang kemampuannya bahkan bisa disandingkan dengan warrior laki-laki. Tidak hanya cerdas, Lyra juga terkenal cantik, bahkan Arsenio juga mengakui itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gamma Mate (Tamat)
Loup-garouMenjabat sebagai Gamma dari sebuah pack ternama, Arsenio telah bersumpah mengabdikan diri hanya pada pack. Hidup bertahun-tahun tanpa kehadiran seorang mate tidak masalah baginya. Sampai takdir mempertemukannya dengan sang mate. Namanya, Jane Gyana...