18. menerima

365 40 0
                                    

Langsung baca aja gass
Jangan lupa vote n comment :)
.
.
.

"Jika aku menolak sesuatu yang telah ditakdirkan yang naha kuasa karena sebuah tarima bukannya aku terlalu sombong sebagai hambanya? Padahal Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambanya, ya Allah aku berserah diri kepadamu" - zahra

Sudah 2 hari zahra tidak keluar kamar, ia bahkan bolos kuliah, zahra merenungkan diri hingga memutuskan untuk mengikuti alur Seperti yang telah digariskan.

H-2 minggu pernikahan yang akan dilangsungkan, keluarga besar zahra sedang bermusyawarah untuk keberlangsungan acara tersebut.

"Ckrek" zahra keluar kamar melihat keluarganya sedang sibuk

"Iniii calon pengantinnya, kemana saja zahra? Kok baru muncul?" Kata bibinya, kakak Perempuan ayahnya dan juga ibu fadhil

"Iya, tugas saya numpuk baru kelar umi" kata zahra berbohong, zahra memanggil kakak ayahnya dengan sebutan umi

"Owlhh,.. iya meskipun dah mau nikah tugasnya jangan ditinggalin ya" kata bibinya

Zahra tersenyum tipis

"Oh iya zahra, kamu ke WO ini ya, buat pesen gaunnya, Dhani yang rekomendasi in tempat ini, nanti temuin orangnya langsung ya, nanti bareng2 sama Adam mau kesini" kata bibinya menyerahkan kartu nama

Mendengar nama itu reflek tangan zahra meremas ujung bajunya

"Kalo sama nak Adam pasti nanti dijagain kamu ga perlu khawatir, biar ga berdua doang sama Adam nanti ajak fadhil atau farah kalo engga ajak dua-duanya sekalian juga gapapa, nanti juga Adam ada temen ngobrol" kata bibi

"Adam? Kata siapa gue bakal dijagain, ga mungkin" pemikiran itu tiba2 terlintas di fikiran zahra

Adam Adam dan Adam, nama yang terus terdengar itu membuat keringat zahra mulai becucuran

"Umi, a-aku pergi duluan aja sekalian ada perlu" kata zahra tergagap

Umi menyadari perubahan sikap dari zahra, terlihat khawatir

"Zahra kamu kenapa? Sakit?"

"Enggak, gapapa, aku pergi dulu umi, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Zahra lalu pergi begitu saja

Zahra keluar rumah memilih menaiki taxi, ia berjalan keluar pesantren lalu memesan taxi online. Dengan fikirannya yang campur aduk saat ini, zahra tidak mungkin mengendarai motor/ mobil sendiri sehingga ia memutuskan untuk memesan taxi online

"Mbak zahra? AEU ya mbak?" Tanya supir taxi

"Iya"

Taxi melaju dengan kecepatan normal hingga sampai ke tempat yang dituju,

Zahra Seperti tidak ada tenaga lagi, ia berusaha menenangkan dirinta tetapi ia malah merasa lebih tertekan. Ia terus berjalan hingga sampailah ke meja reseptionis

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya nya dengan ramah

"Saya mau bertemu,... "dengan keringat yang becucuran Zahra mengeluarkan kartu nama yang diberikan bibinya

"Ahmad Alzaky" zahra terkejut dengan kartu nama yang ia bawa, ia baru sadar jika kartu nama itu Milik Pak Zaky

"Maaf, apakah sudah ada janji untuk bertemu?" Tanya reseptionis

"Kakak saya,.."

"Kakak saya,.. Arghhhh,.." belum menyelesaikan Kalimatnya zahra tiba-tiba merasa sangat pening di kepalanya

ALZAKY (sequel of Gus nya saya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang