Assalamualaikum temen-temen
Balik lagi sama author :)
Yuk ikutin terus ceritanya!
Jangan lupa kasi vote and tinggalin komen ya
Selamat membaca
.
.
.
.
🌹🌹🌹Zahra duduk berhadapan dengan ustadz Arkhan, di samping ustadz Arkhan duduklah perempuan cantik dan Anggun ustadzah alfy yang juga istri dari ustadz Arkhan. Zahra berbicara tentang tujuan dia datang ke kediaman ustadz Arkhan
"Seminarnya tanggal 23 ya?, Hmm kayanya saya ga bisa. Saya harus ke Bandung sama istri saya, sama ustadzah alfy" kata ustadz Arkhan setelah mendengar penjelasan Zahra
Zahra terdiam. Ia bingung karna biasanya seminar ini diisi oleh ustadz Arkhan
"Oh gini aja,.." alfy membuka suara membuat pandangan Zahra dan Arkhan tertuju kepada alfy
"Kalo misalnya ngajuin ganti pembicara gimana?" Tanya alfy kepada Zahra
"Bisa insya Allah ustadzah, tapi belum ada yang cocok kalau mau menggantikan selain ustadz Arkhan" kata Zahra
"Pak Zaky? Tau kan? Dosen di kampus" kata alfy
Zahra membelalakkan matanya sedikit terkejut. Dia lagi? Ups ralat. Beliau lagi?
"Iya, ustadzah bisa mengajukan surat undangan pembicaranya nanti buat bilang tentang ganti pembicara, biar saya yang bilang ke kyai. Trus sama nanti saya bicarakan juga sama ustadz Zaky nya ada waktu apa enggak buat ngisi seminar. Jadi pas besok ustadzah kuliah bisa langsung ngasih surat undangan pembicaranya" jelas Arkhan dengan sangat rinci
"Oh iya ustadz, ustadzah" Zahra menyetujui
Zahra pulang ke kamarnya dengan wajah di tekuk, terlihat frustasi dengan apa yang baru saja ia lalui
"Kenapa? Kok mukanya di tekuk gitu?" Tanya Arin
"Iya,.. tanggal 23 ustadz Arkhan ga bisa buat jadi pembicara seminar" kata Zahra lalu meneguk segelas air putih
"Lhah? Jadi pembicaranya?" Arin tampak panik
"Ustadzah alfy sama ustadz Arkhan ngusulin kakaknya ustadzah alfy" kata Zahra
"Wahhh,.. Masya Allah, bagus lah!"
Zahra menaikkan satu alisnya
"Iya deh bagus ya" ucap Zahra pelan. Zahra lalu beranjak dari duduknya dan membuka laptopnya untuk membuat surat undangan yang baru.
🌹🌹🌹
Zahra memarkirkan motornya di tempat parkir yang tersedia di kampus. Ia mengecek tas nya sebelum masuk ke kelas nya
"Zahra!" Anggun mengejutkan Zahra dengan memanggil tiba-tiba
"Eh, anggun" Zahra menyapa anggun dengan senyuman
"Lo bengong ya? Mikir apa Lo? Belom juga berumah tangga, sok banyak fikiran Lo" ujar anggun
"Hehe emang iya si, apa coba yang di fikirin anak jomblo" Zahra menimpali
"Trus kenapa Lo?" Tanya anggun lagi
"Gue tu lagi males banget berurusan sama pak Zaky,.." Zahra menggerutu
Anggun heran dengan sikap Zahra
"Lha terus?"
"Tau ga si nggun? Di pesantren kan ada seminar tu, seminar tahunan gitu. Nah, yang jadi pembicara tu biasanya ustadz Arkhan. Tapi, kali ini ustadz Arkhan ga bisa dan beliau minta Ustadz Zaky yang ngisi. Trus gue di minta ngomong sama ustadz Zaky langsung" jelas Zahra panjang lebar
"Ustadz Zaky?"
"Iya,.. pak Zaky pak Zaky kesayangan Lo tu" kata Zahra
"Hush ga boleh gitu tau Zahra, ntar malah Lo jadi bucin abis gimana" anggun mengingatkan
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZAKY (sequel of Gus nya saya)
RomantizmMohon tinggalin jejak yaaa, vote and comment. Follow boleh lahh :) ---- "Kenapa kita harus bisa berhitung? biar kita bisa menghitung waktu, kapan kita boleh terus melaju dan kapan kita harus berhenti" zaky "sama kaya yang dibilang ustadz zaky, berar...