"Jika kita diminta untuk melukiskan seribu harapan, sudah pasti kita tidak akan menuliskan sesuatu yang menyesakkan di dada, kita hanya berencana dan berusaha, tuhanlah yang menentukan"
.
.
.
🌺🌺🌺Mama memandangi foto keluarga yang berisikan Mama, Papa, Rifky, Zaky, Alfy dan Izan yang terpampang besar di dinding kamarnya. Foto tersebut terlihat mereka sangat bahagia, tidak ada kesedihan. Tapi sekarang mama hanya bisa mengenang senyuman yang terukir kala itu.
" mah,.. " Alfy datang menghampiri mamanya menggenggam erat tangan mamanya dan mengelus pelan bahunya.
mama hanya tersenyum sambil menahan sedihnya
" papa pasti ga suka kita sedih kan nak? papa pasti baik-baik aja disana kan?" kata mama lirih
" Iya ma, kita harus ikhlas sama kepergian papa" jawab Alfy menenangkan mamanya meskipun sebenarnya ia pun sama rapuhnya.
" tapi rasanya mama ga mampuu " tangis mama meledak seketika, Alfy dengan sigap memeluk mamanya untuk menguatkan satu sama lain
" Ada Alfy mah, ada anak-anak mama yang ga akan biarin mama sendiri, kita semua bakal ada buat mama, mama pasti bisa, kita semua pasti bisa ma" Alfy terus menenangkan mamanya
tak lama setelah itu akhirnya mama tersadar dari tangisnya.
" Tapi Alfy,.. mama ga liat Zahra dari kemarin,.." tanya mama tiba-tiba
---
Zaky duduk terdiam di atas ranjangnya sambil memegang sebuah figura yang berisi Fotonya dan Fotonya dengan papanya yang selalu berpakaian formal berjas dan bersepatu tersenyum lebar.
*hanya visualisasi (sumber google)
foto yang memperlihatkan bahwa dua orang di dalam foto itu sedang bahagia, tampak cerah dan berwarna. namun sekarang? bagi Zaky itu hanyalah selembar kertas berwarna hitam putih. fikiran zaky sangatlah kacau untuk saat ini, bahkan ia tidak bisa berfikir jernih.
mama dan alfy berdiri didepan pintu kamar zaky yang tertutup rapat.
"Zaky baik-baik aja kan? " mama tampak khawatir menatap pintu kamar zaky yang tertutup rapat
"Bang Zaky pasti baik-baik aja" Alfy berfikir positif untuk mengurangi rasa ke khawatirannya.
Rifky datang menghampiri mama dan Alfy yang hanya diam terpaku di depan pintu kamar zaky yang tertutup itu.
"zaky kenapa? " tanya rifky tiba-tiba
"kita cuma pengen mastiin bang zaky baik-baik aja" kata Alfy
Rifky terdiam sejenak lalu memutuskan mengetuk pintu kamar zaky
tok.... tok... " zaky,.." panggil Rifky
Hening,. tidak ada jawaban
Rifky mengulang hingga 3 kali ketukan pintunya namun hasilnya sama saja. tidak ada respon balik dari zaky.
tanpa berfikir panjang lagi rifky langsung membuka pintu kamar zaky.
tampak zaky yang terduduk seorang diri diatas ranjangnya, memegang Figura di tangan kirinya dan telapak tangan kanan yang mengepal erat. wajahnya yang tampak merah, matanya yang sembab dengan air mata yang jelas sekali ditahan untuk tidak keluar.
Rifky terkejut melihat keadaan Zaky
"mama, Alfy disini aja biar rifky" kata rifky yang kemudian disetujui mama dan Alfy.
Rifky menutup kembali pintu kamar zaky. lalu menghampiri zaky yang masih menatap lekat figura di tangannya.
"Zaky" Rifky menyadarkan zaky dari lamunannya dengan menyentuh bahu adik laki-lakinya itu
air mata yang ia tahan sedari tadi lolos begitu saja. Zaky menangis tanpa terdengar suara sekecilpun.
"bang, gue ga bisa,.. gua ga bisa sendiri, gua ga sanggup" kata zaky dengan air mata yang terus mengalir dari matanya.
"Ky lo ngomong apa? lo ga sendiri, kita keluarga ga mungkin kita ninggalin lo sendirian " Rifky berusaha menenangkan adik laki-lakinya yang sedang rapuh itu
"ka-kalo kita keluarga dan saling menjaga , gimana sama zahra? apa berarti gue yang misahin secara paksa zahra dari keluarganya? kenapa zahra memutuskan buat tinggal disana? berarti Zahra ga bahagia sama gua? berarti gue selama ini jahat sama zahra?" Kata zaky panjang lebar
"Zaky kenapa lo ngomong gitu? " Rifky membelalakkan matanya terkejut dengan pemikiran Zaky
"gua tau lo terpuruk, kita semua terpuruk atas kepergian papa, gua tau lo merasa kehilangan karna zahra yang memutuskan buat tinggal untuk sementara waktu. tapi gua mohon,.. ayo kita berfikir positif, lo tenangin fikiran lo dulu,. gua tau bahkan sekarang dunia lo cuma abu-abu ga berwarna sama sekali" kata Rifky
"Trus gua harus gimana?,.. gua ga bisa bang, gua ga sanggup mau nglanjutin ini semua, bahkan aku belum minta Maaf ke Papa" zaky menutup wajahnya dengan kedua tangannya dengan frustasi.
rifky terdiam untuk beberapa saat
---
Diruang keluarga berkumpullah mama, Alfy, Arkhan, Rifky, Izan dan Hilma. keadaan hening tanpa canda dan tawa sedikitpun. bahkan hanya suara detik jarum jam yang terus berputar. hingga salah satu diantara mereka memulai pembicaraan.
Rifky mengepalkan kedua tangannya mempersipkan dirinya untuk berbicara ditengah-tengah keheningan itu.
"ini tentang zaky" kata Rifky membuka pembicaraan,
Semua mata tertuju pada Rifky, Sedangkan rifky menunduk dengan mengepalkan kedua tangannya diatas lutut. menarik nafasnya panjang sebelum melanjutkan perkataannya
"Tanpa kita sadari, kita adalah beban bagi zaky. Alfy, Arkhan, Hilma dan Aku, kita egois. ngebiarin pundak Zaky yang menopang banyak hal. Maaf ma, Rifky baru menyadari hari ini." kata Rifky
mama menutup matanya rapat menahan air mata yang akan keluar
" Hari ini zaky bilang, zaky ga sanggup nglanjutin semuanya, aku faham jelas apa yang dimaksud Zaky. Aku salah dari awal aku menutup mata saat aku tau dengan jelas papa dan zaky menopang banyak hal. karena kita memilih untuk memiliki kehidupan masing-masing semua tanggung jawab dilimpahkan ke Zaky bahkan tanpa sedikitpun kita tau seberapa sulitnya zaky saat ini, karna kita sibuk dengan kehidupan masing-masing. kepergian papa jelas pukulan berat buat kita semua, ditambah lagi beberapa hari yang lalu Zahra memilih tinggal di rumah orangtuanya" jelas Rifky
tentu mama tau jelas kemana arah pembicaraan rifky, keputusan akhir yang memutuskan untuk mereka tinggal demi keluarga dan perusahaan atau berjalan seperti biasanya dengan kebebasan.
" Mama ga bisa memberi keputusan sepihak yang memberatkan anak-anak mama, mama sendiri bukan dalam kondisi yang baik-baik aja, rasanya berjalan dijalan yang rutenya tidak kita sukai itu memberatkan dan menyesakkan, kalian bisa berjalan di jalan yang sudah kalian tempuh. dari pada itu,.. kapanpun kalian ingin kembali AEU group selalu terbuka untuk kalian. mama ga nyuruh kalian buat pergi dan memaksa untuk menetap, mama cuma berharap kalian tidak berjalan di jalan yang membuat kalian tertekan" kata mama kemudian mengutarakan pendapatnya.
........
Bersambung,...
gimana guys rasanya jadi zaky ?
jangan lupa votenya !
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZAKY (sequel of Gus nya saya)
RomanceMohon tinggalin jejak yaaa, vote and comment. Follow boleh lahh :) ---- "Kenapa kita harus bisa berhitung? biar kita bisa menghitung waktu, kapan kita boleh terus melaju dan kapan kita harus berhenti" zaky "sama kaya yang dibilang ustadz zaky, berar...