21 Menempuh hidup baru

403 48 0
                                    

Assalamu'alikum guyss
Alhamdulillah bisa upp lagi
Terimakasih readers yang udah setia ngikutin alur cerita ini.
Maaf banget kalo author lama banget up nya, karna ada sesuatu di real life yang wajib banget di kerjain.
Selamat membaca guysss
.
.
.
.
🌺🌺🌺

Mereka meninggalkan ruangan beberapa lama setelah ijab qobul di ucapkan, ya mereka keluarga zahra. Di dalam ruangan itu kini hanya ada zahra, mama, dan Zaky. Ia memutar otaknya berfikir bagaimana nanti menjelaskan kepada perempuan yang ada di depannta itu nanti.

"Zaky,.." panggil mama tiba-tiba

"Ma, doain kami, itu aja yang paling penting sekarang" kata Zaky

"Hem" ucap mama menganggukkan kepalanya

Matahari kini telah menyembunyikan sinarnya. Zaky tertidur di kursi yang ada di samping ranjang zahra. Perlahan zahra membuka matanya ia melihat sekeliling ruangan yang masih sama.

"Non, sudah sadar? Butuh apa?" Kata bibi

Zahra diam bingung dengan kehadiran bibi ditambah laki-laki yang tertidur di kursi yang ada di samping ranjangnya

Mendengar peekataan bibi, Zaky pun ikut terbangun. Refleks ia melihat jam tangan yang melingkar di tangannya

"Jam berapa ini? Jam 9" ucap Zaky lalu mengangkat kedua tangannya merenggangkan otot-ototnya

Zahra masih memandangi laki-laki itu yang ternyata dosennya

"Hmm udah sadar? Gimana perasaan kamu? Ada sesuatu yang kamu butuhin?" Tanya Zaky

"P-pak Zaky ngapain disini? Saya harus pulang, saya harus pulang sekarang juga" kata Zahra tiba-tiba, membuat Zaky panik namun berusaha untuk tenang

"Zahra?"

"Saya harus pulang, saya harus pulang" ujar Zahra hendak mencapbut infusnya

Dengan cepat Zaky meraih kedua tangan Zahra,

"Jangan di lepas ya, nanti sakit. " Kata Zaky lembut

Zahra diam, ia mulai tenang

"Bukan Muh.." belum melanjutkan perkataannya Zahra, Zaky menjelaskan terlebih dahulu

"I'm your husband, aku suamimu, aku rumahmu sekarang, maaf ya, ijab kabulnya saat kamu istirahat. Kamu ga perlu panik dan takut lagi ya, tadi keluarga mu disini, tapi udah pulang" kata Zaky

Mendengar kata "keluarga" reaksi Zahra tiba-tiba berubah. Ia meremas sprei ranjangnya dengan raut wajah ketakutan. Zaky yang melihat reaksi itu langsung memeluk Zahra

"Gapapa,. Gapapa jangan panik ya, ada aku" kata Zaky sambil mengusap punggung wanita yang sekarang berstatus istrinya

---

Hari hari berjalan begitu saja,

Tidak seperti sosok zaky biasanya yang gila kerja. Zaky cepat cepat menyelesaikan perkerjaannya kemudian kembali ke rumah sakit.

"Assalamu'alaikum" zaky membuka pintu ruangan zahra dirawat.

Tidak ada yang menjawab. Karena orang yang menempati ruangan itu sedang tidur dengan lelap

Tak lama zaky datang, seorang dokter yang memeriksa zahra memasuki ruangan untuk memeriksa kondisi zahra

"Permisi,. Selamat siang, " Sapa dokter yang akan memeriksa kondisi zahra

"Siang dok" sapa zaky kembali

"Istri saya sedang istirahat dok" kata zaky

"Iya tidak apa-apa" jawab dokter itu tersenyum

Mendengar percakapan itu zahra terbangun dari tidurnya.

"Dokter?" Kata zahra lalu bangkit dari posisi berbaringnya. Zaky langsung sigap membantu zahra untuk duduk

"Iya? Gimana perasaannya hari ini?" Tanya dokter Mawar yang memeriksa zahra

"Baik dok" jawab zahra sambil tersenyum

"Saya periksa sebentar ya"

"Silahkan dok,"

---

"Kondisi pasien membaik kian hari, pasien sudah boleh pulang,  tetapi saya masih sangat khawatir tentang kondisi pasien yang mengalami amnesia disosiatif,. Untuk itu,.. saya sangat menyarankan untuk melakukan psikoterapi setiap minggu. Sebelumnya saya sudah menyiapkan jadwalnya, setiap hari sabtu pukul 10.00 WIB. Bagaimana pak?" Tanya dokter

"Kapanpun saya tidak masalah, jika ini demi kesembuhan istri saya" kata zaky dengan penuh keyakinan

-

Zaky mengemasi barang-barang yang ada di kamar zahra, bersiap untuk pulang. Tak lama kemudian mama masuk ke dalam ruangan zahra

"Zaky, bibi kemana? Ga dibantu bibi?  udah urus administrasinya belum?" Tanya mama

"Emang ga aku minta kesini, biar aku aja aku bisa kok, administrasinya belum, nanti habis ini" kata zaky

"Sekarang aja, nanti lama kasian zahra" kata mama

Zaky berhenti bergerak lalu menatap zahra yang masih duduk di ranjang pasien.

Zahra melihat zaky dengan tatapan bingung

"Kenapa liatin aku?" Tanya zahra polos

"Bentar ya ma, titip zahra bentar. Aku tinggal dulu ya" kata zaky kepada mamanya lalu mengusap lembut kepala zahra berpamitan untuk pergi sebentar.

Mama dan zahra hanya melihat punggung zaky yang perlahan menjauh. Mama tersenyum ke arah zahra.

"Ma, zahra bantuin" kata zahra yang sudah beranjak dari duduknya

"Jangan jangan, kamu duduk aja istirahat. Mama bisa dimusuhin zaky nanti kalo zaky tau" kata mama menuntun zahra untuk duduk kembali

"Ma, emang mas zaky galak ya? Perasaan mas zaky ga pernah marah sama zahra, baik banget kok, ga mungkin mas zaky marah sama mama" kata zahra

"Hmm iya baik, baik banget kok, tapi,.. kamu kan lagi sakit, kalo ketauan banyak beraktifitas nanti zaky tambah khawatir" kata mama

"Hhmm" zahra hanya mengangguk

Tiba-tiba mama berhenti sejenak dari aktifitasnya. Ia meraih kedua tangan zahra untuk digenggamnya.

"Zahraa,.. mama boleh pesen sesuatu sama kamu?"

"Apa ma?" Tanya zahra

"Zahra tau kan? Betapa baiknya zaky sama kamu?, Mama pesenn,.. Apapun yang terjadi,.. jangan pernah lupain dan tinggalin Zaky ya. Kamu dunianya and He Always Love you,."

---

Continue.

ALZAKY (sequel of Gus nya saya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang