Bagian 9

946 88 17
                                    

Seperti biasa sore hari ketika pulang sekolah, Tay, Foei dan Golf akan ke kantor dulu, bahkan mereka masih mengenakan seragam sekolah.

Biasanya mereka akan sampai malam disini, mengerjakan urusan kantor dan tugas sekolah. Ketiga di tuntut pintar belajar, punya keahlian bela diri dan pintar urusan kantor. Beruntungnya seiring berlalu, mereka telah terbiasa akan hal itu.

"ah sialan" teriak kecil Tay yang duduk di kursi itu membuang kertas kertas yang berada di map warna merah dengan kesal.

"bodoh semua, bagaimana mereka yang jauh lebih tua bisa salah membuat laporan semudah itu" Tay memijat pangkal hidungnya.

Golf memunguti kertas kertas tadi. "Tuan Tay saya yang akan memperbaiki" katanya.

"tak usah, serahkan itu ke asisten si tua bangka itu, biar dia yang mengurus nya bersama karyawan bodoh yang lain. Katamu besok kamu ada ulangan kan, lebih baik belajar saja"

Golf mengangguk. Dan segera keluar menemui asistennya papahnya Tay.

"dan si bajingan itu kenapa terus mengangguku"

Foei paham siapa yang dimaksud itu, tentu saja Toy, memangnya ada orang lain yang mau gangguin Tay.

"saya pikir phi Toy hanya merasa kesepian, saya lihat dia tidak terlalu punya teman"

"tentu saja, memangnya ada yang mau berteman dengan nya dengan sifatnya yang mengganggu itu?"

Golf memasuki ruangan itu kembali dan duduk tenang membaca buku biologinya.

"sampai kapan pun aku tidak akan mau berteman dengannya, cih tak sudi"

Golf yang baru tau apa yang dibicarakan Foei dan Tay langsung mengangguk.

"phi Toy pernah cerita, kalau dia ingin berteman dengan tuan karna dia selalu dimanfaatkan teman temannya yang tau status phi Toy yang juga tuan muda. Dan dia mungkin kesepian saat kembali ke rumahnya. Dan seperti tuan Tay, phi Toy juga tidak punya teman teman tuan muda"

Tay mendengarkan dengan baik. Golf melanjutkan.

"keluarga besarnya tidak baik baik saja, ada konflik internal"

"itu karna keluarganya bodoh, bunuh saja pengkhianat" kata Tay santai.

"tidak semua bisa seperti anda tuan Tay, selama saya mengenal phi Toy, dia orang yang tidak pernah berfikir seperti itu, hanya saja mungkin nasibnya yang kurang baik"

Toy terus menggangu Tay, membuat Golf dan Foei deg deg an terus. Hal itu diperparah oleh orang orang yang menyebar gosip, kalau Toy sedang mengejar Tay, kayak di cerita cerita novel dan hal itu membuat Tay makin emosi tentu saja.

Pelampiasannya tentu saja di kantor, dia benar benar tidak segan memarahi pegawai kantor padahal dia masih berseragam sekolah.

Dia pergi ke tempat latihan bela diri dan memukuli semua orang disana. Tugas sekolah yang makin susah, pekerjaan kantor, ditambah Toy, membuat Tay menjadikan dirinya menjadi sosok yang hampir kayak monster yang emosi membara.

Dan apa yang dikhawatirkan Golf dan Foei terjadi saat ini dibelakang sekolah, Tay menodongkan pistol tepat ke dahi Toy yang hanya dibalas senyum geli Toy.

"apa mau mu bajingan" tanya Tay.

"aku cuman mau berteman dengan mu, apa salah"

"tentu saja salah buat apa aku berteman dengan bajingan sialan seperti mu"

"apa karna gosip diantara kita berdua"

Tay diam tak menanggapi.

"ayolah Tay aku memang tertarik padamu, tapi beneran hanya mau jadi teman mu"

Man Who Hold Me That NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang