Bagian 32

804 71 41
                                    

New bangun awal pagi ini, dia mendengar dengkuran halus di belakangnya dan sebuah tangan kekar memeluk perutnya erat. New mengelus pelan, kebiasaan paginya, walaupun setelah pemilik tangan itu bangun, New akan mengabaikannya lagi.

Mengehela nafas, New bangun dari kasur pelan pelan dan keluar kamar, duduk membuka jendela balkon, matahari masih sedikit muncul.

Memorinya terputar malam tadi setelah pulang dari pub.

"mau mampir ke sana?" tanya Tay.

"daddy bolehin?"

"tentu"

"drive thrue aja"

Tay menganggukan kepalanya, membelokan mobilnya ke salah satu resto fast food, setelahnya mereka memesan dan melakukan perjalanan lagi.

"daddy seharusnya gak usah kayak gitu" kata New yang setelahnya menggigit burger dengan gigitan besarnya.

Tay diam sebentar mencerna perkataan New, oh tentang penutupan semua club.

"kamu bandel" jawab Tay seadanya.

Mereka kembali diam diam an, dan New masih sibuk memakan pesanannya, Tay hanya memesan kopi.

"daddy bisa kita muter muter dulu?"

"kenapa? Kamu gak ngantuk?"

"gak, mau liat lampu kota, New waktu dulu gak pernah liat kota pas malem" jawab New polos menghabiskan kentang goreng terakhirnya dan menghabiskan colanya.

"kamu kampungan banget sih New" kata Tay terkekeh kecil.

New jadi de javu berasa inget bibir tipis tajam Ciize pun pernah mengatai dia seperti itu.

"bercanda" sambung Tay.

"iya"

New membersihkan kekacauan karna ulahnya makan dan membuat Tay tersenyum kecil dan membuat mobilnya kotor. Setelah sampah telah menjadi satu, New mulai menekan layar di mobil Tay.

"daddy suka lagu apa?"

"kebangsaan Thailand"

New memutar bola matanya dan mulai mencari lagu favoritnya Double Take nya Dhruv

"di Bangkok gak ada tempat yang sepi ya?" tanya New, walaupun waktu hampir tengah malam, tapi jalanan masih ramai.

"ada dong"

"mana?"

"tempat pemakaman" jawab Tay lempeng.

"apaan sih daddy jangan ngelawak dengan wajah gitu gak cocok yakin"

"daddy mau cairin suasana aja, akhir akhir ini daddy ngerasa diantara kita jarang ngobrol. Kita pernah ngelewati masa masa kamu jarang ngomong, kamu cerewet, dan sekarang balik lagi ke jarang ngomong. Katakan apa salah daddy?"

"daddy gak salah"

"oh ya? Apa daddy terlalu tua, jadi daddy gak bisa ngikutin gaya obrolan kamu?"

"No"

"just say it, daddy ngerasa salah sama kamu, tapi daddy gak tau salah daddy apa"

"gak peka"

"sorry?"

"daddy gak peka aja , udah lah"

New melipat tangannya ke dada dan menunjukan wajah kesalnya, membuat Tay bertanya, kan harusnya dia yang kesal karna jawaban New gak jelas.

"yaudah ayo pulang" kata New akhirnya.

"hah, tadi kamu minta liat lampu kota?"

"takut daddy masuk angin, aslinya tadi pengen kayak keliling kota malam malam gitu sambil dengerin lagu, tapi lupa sebelah udah aki aki"

Man Who Hold Me That NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang