Begitu sampai pada paviliun kediaman Ibu Suri Agung, pakaian yang semula dikenakan biksu dipuntanggalkannya, bergantilah pakaian yang lebih layak pakai, ialah jubah kebesaran Ibu Suri Agung. Tak terkecuali ketiga pelayannya pula mengikuti jejaknya. Pelayan tua menginstruksikan Zirou dan Rourou berganti gaun yang semestinya dikenakan seorang pelayan tinggi Ibu Suri:
hanfu berwarna Hijau Muda, cocok sampai cocok menyesuaikan kecerahan sinar wajah kedua gadis muda itu. Menatap diri mengenakan seragam gaun dalam kerajaan semestinya pelayan, tak mudah bagi benaknya untuk sekejap mengusir dia kenangan masa lalu, menatap lingkungan inti istana, juga pula para pelayan yang setiap waktu berlalu lalang pada muka penglihatannya.
Mestilah berujar kebenaran, Ziyoung belumlah dapat sepenuhnya melupa, serta pula lagi melupakan. Dendam dalam batinnya terlalu besar, dan dia belum katakanlah dia terima juga. Melainkan dia telah lama menahan diri, meskipun tetapi dia punya koneksi belumlah. Hanya saja dia berpikir untuk bersabar sebentar- dan sebentar lagi.
Pelayan tua telahlah dia menyusul Zirou dan Rourou kembali untuk diundangnya masuk ke dalam aula agung. Zirou hendak dia menolak, tetapi suatu kewajiban bagi keduanya untuk menampakkan diri di sana. bilang-bilanglah sebagai pengesah mereka menjadi pelayan tinggi tanpa dahulu melalui proses.
Berlalu cepatlah Zirou berujar dalam hatinya, bila bersua dengan anggota keluarga kerajaan, hanya juga bermaksud dia diri hendak pula bertemu dengan Feng Guren, hanya sertapun Feng Yuming. Dia mestilah cepat berpikir, meski sebab pelayan tua telah meraung-raung minta ketepatan waktu mereka.
Seusai atau bahkan belum, Zirou hanya dapat memilah satu opsi yang telah semestinya dia lakukan: ialah hanya dapat berlindung di sebalik Ibu Suri Agung. Dia hanya berpikir dapatlah dia baru selamat, hanya bila mana dia memiliki koneksi dengan Ibu Suri Kerajaan.
Berjalanlah dia bersamaan Rourou, pula pelayan tua, menuju pada balai agung. Pelayan tua menginstruksikan pada keduanya sesuatu sebelum pada akhirnya mereka menginjakkan telapak kaki ke menuju halaman dalam balai.
Tabuh bunyi gong terdengarkan, hanya untuk mengisyaratkan bermasuklah Ibu Suri Agung beserta pelayan tua di buntutnya. Semua anggota kerajaan pula tiada sebatang hidung pun yang tiada berdiri memberi sambut. hanya terkecuali Raja Weixing* bersama Permaisuri Ping* yang menyambut terakhir.
(*Ialah gelar dari Raja Feng Feiru dan Permasuri Qing Erqu.)"Ananda memberi salam kepada Ibu Suri Agung Kerajaan. Selamat datang kembali, Nenek." Ke delapan pangeran dan putri kerajaan hingga serentak tiada komando pula bersama-sama mengatakan ujaran greetings pada Ibu Suri.
Hanya bila ketika masa Ibu Suri berhenti pada langkahnya menghadap Raja dan Permaisuri, berdirilah sepasang sejoli itu juga pula bermaksud menyambut.
"Ananda memberi hormat pada Ibu Suri Kerajaan. Selamat datang kembali, Ibunda." Salam keduanya.
"Berdirilah semuanya, tak perlu sungkan." Titahnya ditaati semua anggota kerajaan.
"Tentu pasti sebab perjalanan panjang Anda tempuh menjadikan kepayahan Anda, Ibunda. Silakan beristirahat sejenak sambil berbincang hal-hal seru yang telah Anda alami di kuil." Ucap Raja Weixing.
"Menangguhkan,! cuma sebelum itu, saya hendaklah menyertakan seseorang untuk pula bersua pada kalian semua. Seseorang yang mungkin telah tiada kerasaan asing terhadap wajahnya. Mengobrol,? Hanya nanti tunggulah. Sesudah saya menyertakan dua orang ini. Masuk!"
" Silakan masuk!" Seru pelayan tua Ibu Suri seoktaf lebih keras dari seruan Ibu Suri.
Sekadar atau sebab tiada yang pula bisa dilakukan, Ziyoung dan Rourou melangkahkan kaki- serta kakinya menginjak ke lantai dingin aula besar. Menunduk dalamlah kedua nona itu, dan hanya dapat menatap kakinya melangkah lurus ke depan telah juga cukup memastikan langkahnya benar: tiada tersesat.
Mereka lalu berhenti tepat beberapa meter di sebelakang Ibu Suri Agung, memberi kesempatan Guren dan Yuming menyadari jika salah seorang perempuan itu: ialah tiada lain juga perempuan yang berada dalam garis unggul pencarian mereka. Lama telah mereka menggali, hanya untuk menyadari bahwa telah berada dia pada sisi Ibu Suri Agung.
Tidak untuk waktu lama, pula sesaat seusai pemberhentiannya, mereka bersujud menghormat diri pada Raja Weixing dan Permaisuri Ping.
"Oho! Lihatlah siapa yang datang. Nona Lu? Andakah itu." Seru tanya Raja Weixing seketika.
"Lu Yifei menghormat pada raja dan ratu." Takzimnya, hanya menjadi antena bagi Rourou untuk mengikuti langkahnya.
"Ying Rourou menghormat pada raja dan ratu."
"Kak Guren!" Panggil Feng Zugui pada Feng Guren yang amat teliti mengamati gadis itu.
"Apa?" Sahut dia juga tanpa menatap lawan bicaranya.
"Mengapa gadis tidak sopan itu muncul lagi, Kak? Bukankah terakhir kali dia dikabarkan telah hilang dari muka kerajaan ini, ya?" Tanya Feng Zugui.
"Pertanyaanmu ialah tak lain dari pertanyaanku, Zugui. Diamlah, dan pertontonkan mereka." Sahut Guren mengabaikan pertanyaan Zugui.
"Yang di bawah ini adalah bukan lain adalah budak bekas pelayan dari kediaman mantan menteri luar negeri Anda, Yang Mulia, Mu Lianshuang, yang lalu kujumpai mereka pada sebuah penangkaran budak." Pernyataan Ibu Suri tak lain ialah mengundang keterkejutan semua orang yang mengamati.
"Juga pula ketemui celah bahwasanya Nona Lu ialah pernah sekali dia kelepasan kenangannya yang telah lalu, juga hingga melupakan nama aslinya. Baru tadi kami berbincang selama waktu, dia telah kembali pada ingatannya, nama dia sebenar adalah Cha Zirou."
Hanya walau dari kata-kata Ibu Suri, Ziyoung bahkan dapat merasakan ketamatan riwayatnya. Apa yang mesti dia lakukan kelak bila semua orang menanyakan tentang kenangan masa lalunya yang telah pernah lepas? Matilah sudah harapan masa depannya. Andai dia tidak seceroboh dengan mengatakan pernah hilang ingatan,
bahkan mungkin sampai kini telah masih tenang dia bernapas lega.
Raja dan ratu tak bisa untuk tak saling tatap. bahkan juga terkhususkan bagi Feng Yuming dan Feng Guren yang telah tahu banyak mengenai asal-usul Bai Ziyoung. Baru saja mereka terkagum serta tercengang melintaskan sejuta ketidakpercayaan menganggap bahwa dia bukan gadis biasa. tetapi keterkejutan hanya untuk mengundang tanya Zugui pada Guren.
"Wah, sungguh di luar kepercayaan. Aku sangat terkejut mendengarnya. Tetapi mengapa keterkejutanmu terlampau kaget, Kak? Bernapaslah!" Bisik Zugui tepat di telinganya, cuma dan- cuma membangunkan Guren dari terpakunya.
"Ah, sesuatu hal yang baru untuk kudengar. Bagaimana dia bisa semalang itu?" Guren tiada habisnya berdecak, juga pun masih dalam kedok kebohongan atas apa yang telah ia ketahui tentang gadis itu kepada adiknya.
"Lantas bila demikian, seperti bagaimana kami harus memanggilmu, Nona Muda?" Tanya Permaisuri Ping.
"Saya dapat menerima semua panggilan. Yang Mulia dapat memanggil saya dengan senyaman Anda, entah baik itu Cha Zirou atau nama lain saya yang dibagi oleh Mendiang Tuan Mu, Lu Yifei." Jawabnya dengan masih menunduk juga bersimpuh sujud.
"Baiklah dengan begitu. Bagi kedua nona ini, mengapa gerangan Ibunda mengundang mereka kemari dengan pula membawanya dari penangkaran budak hanya untuk menerima perjamuan besar juga sambutan glamour ini?" Tanya Raja Weixing.
"Sebab dua pelayan setiak saya telah pergi mengundurkan diri, dan pula bukan tanpa sengaja aku bertemu dengannya di persimpangan, seperti mendapat ilham. dan aku tiada dapat menolaknya. Saya hanya dapat menjadikan mereka sebagai pelayan tinggiku, untuk menggantikan posisi kedua pelayan setia saya yang telah usai minggat.
Serta sebab telah dia diangkat menjadi pelayan tinggi saya, maka berbagikanlah surat pembebasan budak bagi mereka, karena telah berada dia hidup di bawah naunganku." Pinta Ibu Suri Agung.
"Akan saya bagi surat itu. Kepala Kasim Luo, tuliskan surat pembebasan budak bagi kedua nona sebagai tanda hadiahku kepada kembalinya Ibunda tercinta dari kuil di kaki bukit Douhua." Titah Raja Weixing yang lalu dituruti dengan pasti oleh Kepala Kasim Luo.
Mendengar kalimat akhir Raja Weixing, Ziyoung tak bisa untuk tidak berdiam sejenak. Dan pikirannya dia kembalikan lagi untuk mengingat.
'Kaki bukit Douhua?!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark Mask
Historical Fiction"Kala senja sudah tak lagi indah dan mentari telah kembali ke peraduannya, mungkin hanya tekad yang bisa mengokohkan segalanya." . . . Judul : Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark Mask Penulis : Raygiyan . . Dalam kisar 1500 kata tergurat, lebih da...