'Apakah karena Xia Jindan mengira bahwa prajurit yang membunuh keluarganya itu berada di bawah komando Raja Chen?! Cerita di balik pembantaian satu kediaman yang menyebabkan terbunuhnya orang tua Xia Jindan itu pernah kudengar dari Paman Sheng. Namun, paman tidak menjelaskan alasan di baliknya.
Paman juga mengatakan bahwa plakat Komando Militer Kerajaan Bai dan Chen Selatan ialah serupa. Mungkinkah karena kemiripan kedua plakat itu, Xia Jindan berpikir bahwa Raja Chen-lah yang memberi komando kepada prajurit Paman Sheng untuk membersihkan kediaman itu? sehingga ia menjadi sangat benci pada Kerajaan Chen dan membantai seluruh isinya?
Namun, bahkan setelah peristiwa malam itu, Paman berkata bahwa sampai saat ini, dia belum jua menemukan plakat Komando Militer yang itu, bukan? Plakat itu hilang sehari sebelum diturunkannya titah penangkapan Jenderal Peng.
Lalu, setelah lama tidak ditemukan, akhirnya ayah membuatkan plakat baru untuk paman. Dan plakat yang baru itu juga sepertinya hilang ketika seluruh kerajaanku dibantai oleh kelompok hitam Feng Yuming dan Xia Jindan,' pikir Lu Yifei dalam benak.
Berbicara tentang plakat, nampaknya Lu Yifei pernah menjumpainya. Dipikirkannyalah lagi dalam otaknya. Menggali sesuatu yang mungkin telah terkubur dalam di memorinya. Amat sulit ia mengingatnya sampai ia memukul-mukul kepalanya, hingga lalu ia menemukan sesuatu di ingatannya.
~Kilas Balik Dimulai~
"Kakak! Kakak!! Kakak ada di mana?! Kak Haixu, keluarlah!"
Ziyang kecil berteriak dan jikalaulah kakaknya tidak tiba-tiba menghilang, dia tiada perlu diperintah sang ayah untuk bersusah penat mencari jejak keberadaannya di seluruh penjuru istana.
Sampai saat suaranya hampir habis oleh teriakannya, dan untuk menunjukkan sebuah pintu bilik seketika terbuka lebar, menyembulkan satu tubuh utuh sang pangeran yang tengah dicarinya.
"Xiao Yang?! Apa yang tengah kau lakukan di sini?!" tanya Pangeran Bai kecil kepada adiknya yang entah dari kapan sudah berada di hadapannya.
"Kakak?! Harusnya Xiao Yang yang bertanya demikian. Apa yang Kakak lakukan di gudang bisnis persenjataan ayah?!"
"Eeeh, itu ... bukan apa-apa. Hanya ingin mengecek kelengkapan senjata sebelum dikirim ke pembeli besok," jawabnya dengan terbata-bata.
Berlalu kemudian, ketika Pangeran dan Putri Bai kecil hendak pergi, kembali menyembullah lagi sebuah tubuh anak laki-laki seusia mereka dari bilik itu, jua sembari menunda langkah mereka selanjutnya, ialah dengan memegang lengan Pangeran Bai.
"Tunggu! Jangan pergi! Kembalikan plakat itu padaku! Itu milikku!!" ucapnya sambil menunjuk ke arah sebuah plakat tembaga yang tergantung di pinggang Pangeran Bai.
"Sembarangan kamu bicara! Jujur saja, katakan di mana kamu mencuri plakat ini dari?! Ini adalah plakat berharga milik pamanku, Jenderal Sheng. Tidak mungkin dia menyerahkan ini padamu! Kamu pasti sudah mencuri ini darinya, 'kan?!"
Menonton pertikaian itu, Bai Ziyang terdiam. Matanya hanya melakukan pelirikan ke arah plakat itu tergantung di pinggang kakaknya: dan yah itu memang benar, ialah plakat komando militer milik pamannya. Ia mengenalinya dengan sangat,
bahkan hafal bahwa plakat itu merupakan hasil tempaan yang dibuat di tambang milik ayahnya, dan menandainya dengan tulisan 'Bai' kecil di sudut kanan bawahnya. Akan tetapi namun, adalah sesuatu yang mengganggu pikiran otak kecilnya. Membuat ia tak luput menautkan alisnya.
"Harus kukatakan berapa kali?! Plakat itu milikku, bukan, itu milik ayahku! Kembalikan atau aku yang akan mati di tangan ayahku!"
Pangeran Bai dengan masih bersikukuh menahan plakat itu untuknya dan ia dengan percaya dirinya bertanya, "Memang siapa kau dan siapa ayahmu hingga punya hak untuk memiliki plakat ini?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark Mask
Historical Fiction"Kala senja sudah tak lagi indah dan mentari telah kembali ke peraduannya, mungkin hanya tekad yang bisa mengokohkan segalanya." . . . Judul : Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark Mask Penulis : Raygiyan . . Dalam kisar 1500 kata tergurat, lebih da...