Sosok yang Dirindu Senyumnya

43 10 1
                                    

Belum jua terlepas daripada kebekuan tegun, bukan untuk meratapi apa, lain saja itu untuk mencipta Lu Yifei yang kian dirundung ketidaksabaran meminta jawab atas pertanyaan lirih, dan yang bahkan mungkin itu tiada bisa dirungu oleh dengaran lawannya.

Bukan ia untuk semacam mengemban jawab, tetapi hening, cuma itu guna menonton laku lawannya selumrah menurunkan pedang daripada lehernya yang sedari tadi terlayang tepat di sampingnya.

"Shuo Lin, adalah kamu itu?"

Juga belum pun tersampaikan angin pada indra rungu Lu Yifei, melainkan menampakkan wanita itu menunduk dalam pada kediaman semasa.

Lu Yifei, dan sampai kini pun ia telah tak larat lagi untuk menilik nyata atas keharapan yang entah bagaimana sebut dia apa. Berlakulah ia kini pada langkah kecil mendekat padanya, sedang ia pun juga diiringi oleh siliran angin yang turut menyerta; mungkin ia pun bahkan hendak tahu siapa wajah di sebaliknya.

Usai kelangkahan kecil dan terjadi tidak cukup lekas, saja semata-mata untuk menerbangkan tangannya di antara angin: mengasa untuk meraup singkap kain tirai yang mendindingi pangkal hidungnya hingga leher dia.

Ditariknyalah tanpa perlawanan selepas jemari lentiknya menyentuh kain itu; meski lalu itu berjadi kemudian untuk mengertikan siapa sebenar dia, sedang itu mungkin terciptakan tangis haru cinta bagi Lu Yifei bahwasanya itu: dan untuk kebenaran sejangkap; sungguh kebajikan apa yang telah dibuatnya hingga mimpi itu terasa amat nyata...

"Shuo Lin!!" serunya memekik tak keruan, sadar bila figur itu ialah sosok yang dirindukannya selama ini, sosok yang selalu mengguratkan senyum indah di bibir tipis cantiknya. dan itu; sekembalinya ia, mungkinkah ia pula telah disuratkan untuk berperan sosok menjadi pengembali senyum tuan putrinya yang telah lama sirna?

Siapalah yang bisa mereka? bila dialah sosok yang mengiringi senyumnya semasa ini? Kala ia pergi, senyum Lu Yifei pula turut lenyap, dan mungkin itu memang benar: bahwa ialah sosok yang dirindukan oleh senyumannya, menginginkan hadirnya untuk mengembalikan senyumnya yang pernah hilang.

Kerinduan mendalam yang suah meluap-luap hingga berakhir membuncah itu, tetapi bukan untuk segera mendapat kelegaan hati yang hendak mendekap tubuh jenjang pelayannya cuma guna melepas sesaknya rindu dalam dadanya yang meminta untuk segera dilampiaskan;

melainkan itu untuk berlaku ia di kemudian: berduduk sujud Shuo Lin menghadap putrinya, dengan satu tangan kanannya yang menggenggam pedang ia tegakkan di sudut tubuhnya, dan tangan kirinya mengepal di depan tubuhnya; 

tunduk ia tetapi tanpa bicara, seolah itu hanya semata-mata untuk menyiratkan takzim pada yang termulianya usai penghilangannya semasa ini.

Itu jua bukan tanpa alasan, beda saja Lu Yifei dapat menampak adanya lingkaran kasa putih yang terpita pada lehernya.

Sedikit terkejut, tetapi segera ia ingat bahwa memanglah terakhir kali ia berjumpa dengannya ialah ketika Shuo Lin disayat lehernya oleh orang-orang berseragam hitam Feng Yuming itu dulu. Makalah tiada ada ayal bila ia mendapat lingkaran kasa di sana: memungut erti bila ia telah mendapat pengobatan merawat sembuh atas kesakitannya itu.

Tidak lebih praktis Lu Yifei terduduk menyamakan pandang, jua ia tentu bisa memaham mengapa gadis itu tiada ada berlayang nada; mungkin itu memang harga yang musti ditanggungnya setelah kesetiaannya yang agung merenggut suaranya sejak hari itu, tetapi itu tiada pernah terbit rasa sesal pada kalbu yang setia.

Disentuhnyalah dengan lembut dan lembut leher berbalut kasa itu, dan itu untuk menyembulkan titis hujan dari awan matanya, berkata lirih ia padanya, menyampai secuil kata yang tak bisa melukis seluruh makna tak terucap.

"Shuo Lin," lirih ucapnya dan mungkin hanya dia di hadapnya yang bisa merungu, "Hati putri ini amat tak larat menanggung rindu untukmu, Shuo Lin. Maafkan saya yang tiada menenteng tahu bila masih ada setitik nadi berdenyut di tubuhmu kala itu. Dan saya pula menyesal telah meninggalkanmu, membiarkanmu diseret orang-orang itu berlepas dariku."

Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang