Tetap masih dalam kebertahanan di dalam rumah itu, melainkan Mu Lingqu, Shasha, dan Gu Xuansheng cuma bergeming, tiada ada yang hendak memulai obrolan. tetapi mungkin itu untuk mereka gunakan otak mereka berpikir bagaimana agar plakat yang dirampas itu dapatlah mereka rengkuh kembali.
Itu bukan untuk sekejap, dingin terguyur hujan, menggigil setelahnya, dan lalu Shuo Lin untuk cuma datang ke sana membawakan handuk kering dan minuman hangat. Akan hanya itu mendapat tatapan daripada Gu Xuansheng melirik. Entah apa, atau mungkin dia memang masih penasaran akannya.
Dia lantas berdiri memagari Shuo Lin di hadap, berujar, "Siapa sebenarnya kamu? Kenapa masa ini kamu berlaku baik pada kami usai waktu itu kita pernahlah bersilat pedang bersama? Jua ada apalah dengan lehermu? Apakah seseorang berusaha melukaimu? Ataukah kau sendiri yang hendak mencoba bunuh diri?" tanya Xuansheng, tetapi cuma mendapat kediaman semata.
Enggan meladeninya, Shuo Lin bergegas pergi, namun benar dihadang ia olehnya Xuansheng.
"Apakah sebab itu kautiada pernah berucap kata pada kami? Oh ayolah! Lampirkan jawabmu!"
Dengan geram Shuo Lin memutar bola netranya pedar, dan berlalu ia menganggukkan kepalanya sekali; dan tanpa apapun.
Berkait saja Xuansheng telah menahu itu, bertindak kemudian Shuo Lin menggerakkan tangan isyaratnya, "Pakailah handuk ini untuk mengeringkan tubuh kalian yang kuyup, sedang teh ini untuk menghangatnya. Usai, permisi." Singkat dan padat, tanpa bisa Xuansheng menunda langkahnya lagi.
Hujan telah menumpahkan segala beban kepiluan tangisnya, lalu kini, kalanya Shasha dan Xuansheng bertindak lalu. Mereka telah merencanakan matang, hanya untuk mengejar Pangeran Yu dan mendapatkan plakat itu kembali.
Semata guna mengucapkan sayang, sebab sungguh, Pangeran Yu tiada bisa tertandingi.
Mereka masih sempatlah mengejar rombongan Pangeran Yu yang telah lama pergi, tetapi itu untuk mengemban ketahuan bila kekuatan manusia hitam miliknya memang tiada bisa mereka lawan berdua saja.
Selainnya mereka kalah jumlah telak, tubuh Shasha dan Xuansheng yang suah lelah pun menjadi penyebab kekalahan mereka. Tak larat untuk merebut plakat itu kembali, melainkan cuma guna pulang pada rengkuhan nonanya dengan kekosongan tangan.
***
Malam yang lebih gelap kini pun bertiba. sedang Pangeran Zu untuk melakukan sesuatu aksi yang seringkali dilakukannya guna mencomblangkan kedua insan yang mungkin saling mencintai.
Feng Zugui masuk kepada pelataran kediaman Pangeran Feng Guren, yang di dalamnya lampu masih terang menyalakan kamarnya. Kemudian berlaku; cuma selayang Feng Zugui untuk mengambil sebuah anak panah yang bertalikan kertas tertulis aksara maklumat penting.
Dilambungkannya lalu, supaya itu terpaku tepat pada hadapan Pangeran Gu. Terlonjak atas keterkejutan, sedang matanya beralih pada arah datangnya anak panah itu; hendak menilik tahu siapa orang di baliknya yang berkali-kali membawakan maklumat macam itu padanya.
tetapi pastilah Pangeran Zu untuk menjaganya tetap rahasia, ia cuma keluar dengan menggunakan seragam hitamnya, membaur dengan gelapnya malam, pun langsung bergegas pergi begitu pelayangan panah terampungkan.
A Shan, pelayan pribadi Pangeran Gu, untuk segeralah ia mengecek kondisi pangerannya yang cuma menampilkan pasi keterkagetan. Menyaksi pangerannya dan masih dalam kebaikan, A Shan mengambil anak panah itu untuk menyerahkan kertasnya pada pangerannya.
"Sungguh siapalah orang yang selalu meneror kita dengan membawakan maklumat yang cuma untuk mencomblangkan Anda dengan Lu Yifei, Yang Mulia? Saya sungguh heran, mengapa orang ini begitu berhasrat besar atas penjodohan itu? Benar tiada sangka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark Mask
Historical Fiction"Kala senja sudah tak lagi indah dan mentari telah kembali ke peraduannya, mungkin hanya tekad yang bisa mengokohkan segalanya." . . . Judul : Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark Mask Penulis : Raygiyan . . Dalam kisar 1500 kata tergurat, lebih da...