Tak hendak berlarut tenggelam pada kebimbangan yang memusingkan pikirannya, melainkan itu untuk segera mengambil putusan yakin, ialah bahwa anggukan kepalanya telah menjadi jawaban resmi yang kini dan seterusnya akan mengikat ia pada hubungan kerja sama di bawah naungan Nyonya Fu Ming.
sementara entah itu berjalan lebih baik atau bukan, tinggal pusingkanlah itu di nanti-nantian. Mungkin pikirnya, ini hanyalah jalan terbaik yang dapat ia pilih untuk saat ini.
Sedang kemudian, menerima anggukan kepala Lu Yifei, pastilah itu merekahkan senyum puas Nyonya Fu pada penilaian baik Yifei, juga itu tentu saja terjadi lebih baik: mungkin karena ada dengannya, itu bisa membuatnya cepat terungkap? entahlah, barangkali saja, pikirannya yang lebih banyak tahu alasannya.
"Sudahlah terjadi saya berikan persetujuan angguk, dan mungkinkah Anda sungguh-sungguh dapat menyalin jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya lontarkan?" ucap tanya Lu Yifei.
"Silakan. Lantunkan pertanyaan yang Anda hendakkan," sahut Nyonya Fu. Tentu saja dia tidak keberatan, karena sebab dia bukan menjawabnya secara cuma-cuma sekadar. tetapi hanya untuk sebuah komitmen dedikasi, yang itu nampak harusnya menjadi satu pertukaran yang adil.
Sebab untuk memulai penelusuran dari awal, dia harus lebih dulu mengetahui informasi penting yang semestinya dia dapatkan, bukan?
dan itu bukan hal lain, melainkan semua jawaban kebenaran atas segala tanya kenaifannya, atau bahkan itu lebih dari apa yang dia tidak pernah bayangkan sebelumnya; sesuatu yang mungkin itu tiada pernah terlintas pada benaknya.
Hendak ia memulai tanya: sesuatu yang pasti saja pertama kali terkata pada otaknya. Namun, itu mungkin cuma sebuah harapan semu, tapi ia sebatas ragu dan takut untuk membuatnya perih menimang informasi yang tiada dia harap pernah dengar;
memperbedakan, dirinya hanya lebih memilih untuk menenggelamkannya dalam hati, merasa duka untuk sendiri.
Berlakulah ia pada pemulaian pertanyaan, yang itulah tanda tanya besar kedua yang dia ingin dapatkan pengetahuannya.
"Seperti yang terucap sudah. Hanya rasa penasaran saya ini hendak tahu bagaimana Anda bisalah mendapatkan plakat kekuasaan milik paman saya ini, Nyonya? Juga dari mana Anda menjumputnya?"
"Baik, Nona Lu. Rupanya kamu sangat ingin tahu akan hal itu. Selayak kabar yang kamu dengar tadi kisah mengenai saya, dan itu memang betul. Lantas, masih adakah keraguan padamu tentang kemampuan saya itu?" Nyonya Fu terkekeh ringan. "Bukan karena apa, namun saya lebih suka memanfaatkan kemampuan yang saya punya untuk melakukan hal kebajikan guna menumpas keangkaraan."
Biksuni Pelayan Xing Yun datang membawa perjamuan, yang membuat Nyonya Fu menjeda cakapnya.
"Nona Lu. Pernahkah kamu mendengar cerita perihal pembantaian di satu Kediaman Jenderal Peng?"
"Pernah dapatkan saya, Nyonya."
"Apa yang kamu dengar?"
"Paman saya hanya menceritakan bagaimana ia bisa sampai di kediaman Jenderal Peng dengan kondisi yang sudah bergelimpangan mayat saja, Nyonya. Paman tiada mengatakan alasan apa di sebaliknya, atau siapa orang yang telah melakukannya."
"Nona Muda, pamanmu mungkin tiada mau kamu merasa kesulitan, sebab; sejarah di belakangnya sangatlah runyam. Izinkan saya menjelaskan apa-apa saja yang sudah saya ketahui.
Selayak yang telah diketahui bersama bahwa Kekaisaran Tang, Kerajaan Bai Selatan, Chen Selatan, dan Feng Utara merupakan pemekaran dari dinasti sebelumnya, Dinasti Sui. Oleh sebab masa kepemimpinan kaisar terdahulu itu begitu otoriter,
akhirnya keempat ksatria yang kini menjabat jadi raja, berjaya menggulingkan rezim tiraninya, menyisakan seorang tuan putri yang pergi melarikan diri. Putri itu bernama Sui Xin yang rupanya ialah istri simpanan dari pernikahan tak resmi dengan adik Raja Feng Feiru, Feng Quan. Mereka melarikan diri bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark Mask
Historical Fiction"Kala senja sudah tak lagi indah dan mentari telah kembali ke peraduannya, mungkin hanya tekad yang bisa mengokohkan segalanya." . . . Judul : Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark Mask Penulis : Raygiyan . . Dalam kisar 1500 kata tergurat, lebih da...