Dalam Upaya Perampasan

39 10 3
                                    

Hari baru lagi tidak berhenti untuk kembali datang, tetapi tidak dengan sertaan sinar matahari yang biasanya. Hanya itu guna menampilkan lanskap langit remang yang tertutup awan kelabu hitam, mengisyaratkan bahwa ada kemungkinan badai akanlah tiba mengguyur awak mereka.

tetapi laku yang semestinya diperbuat ialah dengan mendekam diri melindungi tubuh dari kemungkinan terjadian itu, melain saja itu bukan untuk dituruti olehpada Feng Yuming. dan ya, Pangeran Yu itu sahaja dia telah berampung menyiapkan bala tentara seragam hitamnya untuk entah melaksanakan misi darinya.

Tentu saja itu bukan tindakan konyol atas dasar pemikiran dangkalnya, melainkan adalah pula support yang itu jugalah berocehkan misi yang diberikan oleh Tuan Xia kepadanya hanya guna dia pula dapat memungut keuntungan dari situlah.

Berjajar baris rapi sudah dia punya prajurit begundalnya, cuma telah siap menerima perintah.

Hingga tidak lebih lama kemudian, Pangeran Yu, benar mereka punya tuannya, datang ke hadapan. Beda saja ia untuk semacam memberi perintah pada mereka: ialah misi yang amatlah penting; ialah itu untuk merampas plakat tambang kuningan milik Nona Mu Lingqu.

Bukan sebab apa dia barulah berlaku sekarang, hanya saja dia baru sajalah mendapat ketahuan bila tempat di mana Nona Mu diasingkan ialah berada di Kabupaten Bai Selatan. Sampai pada ia memilikinya, ia bisa dengan praktis menjalankan aksinya,

itu untuk kesebaban Kabupaten Bai Selatan telah dijabat oleh begundalnya yang lain sebagai adipatinya. dan ringan saja dia bisa melakukan segala apapun dengan dominan di sana tanpa larangan suatu pun.

Rampung ia memberi pengertian misi mereka akan, berjadi kemudian mereka semua bergerak lari kudanya menuju wilayah itu dengan pasti saja itu setelah Pangeran Yu yang memimpin jalan keduluan. Memulai misi untuk upayanya merampas satu hal penting yang bisa menunjang dirinya terangkat menjadi seorang Raja Feng Utara.

***

Meski saja langit berkata mendung dengan awan temaram memblokir cahaya matahari masuk di sela-selanya, melainkan saja itu tetap saja untuk Shasha lakukan: pergi ke pasar seperti selalu, guna membeli kebutuhan hidup, dan yang itu kini bertambahlah satu insan yang membenalu: Gu Xuansheng.

Semata saja hari itu tercipta sebuah perasaan tidak mengenakkan yang hinggap daripada batinnya, yang kala itu meski hari sudah berjalan amat siang, namun langit belum jua cerah, atau hujan belum jua turun. Semacam itu tertunda untuk masa tertentu.

Hatinya makin bertambah tak keruan kala lamat-lamat ia mendengar ada banyak suara langkah kuda dari kejauhan yang kian mendekat ke lokasi itu. Segera ia bersembunyi di balik kios kosong untuk meniliknya.

dan itu untuk berlaku kebenaran. tidak untuk kelamaan kemudian, sebuah kelompok besar berseragam hitam legam masuk ke wilayah pasar. Hingga secara lebih praktis pula seorang yang lebih mendominasi jatuh dari kudanya cuma untuk memungut sua dengan Adipati Tuo Luo.

"Kaubilang pernah memandang orang baru yang aneh di sini?!" tanya Pangeran Yu pada Adipati Tuo.

"Benar, Yang Mulia. Bahkan kami semua pernah menampaknya keluyuran di sekitar sini," sahut jawabnya.

Pangeran Yu bukan lantas untuk berucap, melainkan menampilkan kerutan di dahinya, "Apakah itu Nona Muda Mu Lingqu?" tanyanya kemudian, yang itu pastilah secara sontak membuat Shasha terkejut bukan main. Ditajamkannyalah lagi rungu dia menguping.

"Saya rasa bukan, Yang Mulia. Perawakan Nona Mu yang Anda katakan lemah lembut itu berbeda dengan wanita ini. Dia cenderung lebih kelaki-lakian dan juga memiliki mengerti akan ilmu bela diri. Meski begitu, saya rasa dia adalah pelayan yang menjaganya, Yang Mulia," jelas Adipati Tuo.

Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang