★ empat belas.

3.1K 435 48
                                    

"Hoon, ambilin handphone!"

"Ih, lowbat! Hoon, tolong dicharger!"

"Hoon, mau makan!"

"Astaga, barusan lo habis makan." 

"Yaudah, mau minum!"

Sunghoon mengambilkan air putih botol yang dibelikan Heeseung, lalu membuka tutupnya dan diberikan kepada Jake.

Sudah hampir satu jam Sunghoon disuruh ini-itu oleh Jake, persis seperti babu. Dia hanya bisa menuruti tanpa membantah, ya paling ngeluh aja sih. Kalau gak ngeluh, ya nyambat. Kadang didepan Jake, kadang dibelakangnya.

"Sunghoon, mau pipis!"

"Ya pipis aja, kan ada selangnya."

"Oh, iya. Tapi.. Gak bisa pipis kalo gak dikamar mandi!"

Jake berucap dengan bibirnya yang melengkung kebawah, berujar dengan nada sedih yang dibuat-buat. Membuat Sunghoon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Terus mau gimana? Gue gak berani lepas selangnya,"

"Panggilin perawat!"

"Ntaran deh, tahan dulu aja."

"Ih, pengen pipis!"

"Yaudah, kalo kebelet ya tinggal pipis aja!"

"Tapi gak bisa pipis!"

Sunghoon menghela nafas frustasinya, ia beranjak pergi untuk memanggil salah satu perawat. Setelahnya ia menjelaskan apa alasannya memanggil perawat tersebut.

"Ini, katanya dia gak bisa pipis kalo gak dikamar mandi. Aneh emang, bisa tolong lepasin selang kantung kemih-nya?"

Perawat tersebut mengangguk, "Jika pasiennya ingin buang air kecil, tolong dibantu ya. Nanti akan saya bawakan kursi roda kesini."

Sunghoon mengangguk paham, ia berbalik badan saat perawat itu hendak melepas selang tersebut. Kemudian berbalik lagi setelah selang tersebut sudah dilepas.

"Hoon, mau pipis!"

"Sebentar, perawat yang tadi lagi ngambilin kursi roda."

Jake menurut, dia menunggu perawat tadi sembari memainkan jari dan kuku-kuku jarinya.

"Awas, tangannya jangan terlalu banyak bergerak. Nanti jarum infusnya malah bikin luka," Peringat Sunghoon.

Yang diperingati mengangguk patuh, "Gak gerah pakai topi terus?" Tanyanya.

"Oh iya, lupa gue lepas."

Sunghoon membuka topinya, menampilkan rambut biru tua yang hampir menyatu dengan hitam. Pemuda itu mewarnai rambutnya dengan warna biru yang sangat tua, seperti biru laut namun lebih gelap.

"Sejak kapan rambutnya dicat?" Tanya Jake.

"Kemarin, iseng-iseng aja." Jawabnya.

"Emang boleh rambutnya diwarnain?"

"Gak tau, makanya ini gue pilih warna biru yang paling gelap."

"Mau diwarnain juga!" Ujar Jake dengan antusias.

"Makanya, cepet sembuh." Balas Sunghoon.

"Ay ay! Jakey janji bakal cepet sembuh!" Tangannya dia angkat keudara, menyemangati dirinya sendiri.

"Sejak kapan lo jadi sok gemes gini? Boti ya lo?" Tanya Sunghoon bercanda.

Jake memiringkan kepalanya, "Kira-kira rasanya jadi boti gimana, ya?" Tanyanya dengan random.

"Ya gak tau. Kalo mau tau, cobain aja sendiri."

"Harus ngegay dong?"

"Mungkin,"




























"Kalian sama-sama bucinin satu orang yang sama, gak mau coba bucinin satu sama lain?"

Ucapan Heeseung barusan membuat kedua pemuda itu terlonjak kaget. Suaranya tiba-tiba mengintrupsi dibelakang Sunghoon, padahal sepertinya sedari tadi pemuda itu masih pulas tertidur.

"Maksudnya?" Tanya Sunghoon dengan kening berkerut.

"Emang kita bucinin siapa?" Tanya Jake dengan polosnya.

Heeseung berdecak, "Minju lah. Siapa lagi?"

"Mbak Sejeong sama mbak Somi juga, kalian bahkan sampe rebut-rebutan." Lanjutnya.

"Dih, kapan kita ngebucinin kak Minju?"

"Heleh, dikira gue gak tau kalian sering gombalin dia? Tapi kasian deh, gombalnya gak ada yang mempan. Mana ternyata udah punya pacar pula. Aowkwk!" Dia tertawa dengan puas.

"Bacot, anjing." Umpat Sunghoon.

"Yeu, makanya ini gue saranin. Daripada lo duaan sama-sama ngenes terus, mending saling simbiosis mutualisme. Coba aja pacaran," Sarannya.

"Jadi, maksud lo.. Kita ngemaho gitu?" Tanya Sunghoon.

Heeseung mengangguk. "Iya, sana ngegay." Ucapnya dengan seenaknya.

"Anjingg, boleh juga." Sahut Sunghoon dengan bercanda sekaligus cengengesan.

"Serius gue, Hoon."

"Jangan serius-serius, dong."

"Tau ah."

Sementara Heeseung dan Sunghoon tengah mengobrol, Jake sedari tadi diam menyimak obrolan mereka berdua. Memikirkan perkataan dan saran yang diberikan oleh Heeseung.

"Emangnya bisa?" Tanyanya tiba-tiba.

Heeseung mengerenyit, beberapa detik kemudian dia tertawa kecil. Paham akan maksud dari pertanyaan sang Adik.

"Bisa, kalo emang udah takdir, gak akan mandang umur, fisik, bahkan gender sekalipun. Cobain aja, siapa tau kalian berdua emang jodoh. Gue bagian mak comblangnya aja," Jawab Heeseung.

Sunghoon tertawa lepas, "Haha! Mana mungkin, lawak banget─"

"Ayo, Sunghoon! Kita coba!"



































































pacarku memang dekat, lima langkah dari rumah. selangkah lagi berlayar nih guys, tumpengan hayuu <33

ꗃ. kelabumi,
November, 2021.

(✓) destiny, sungjake. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang