★ dua puluh empat.

3K 389 50
                                    

Bokong Jake tambah tremor akibat ditampar oleh Sunghoon barusan. Lagi keram tremor gitu bukannya diusap-usap malah ditampar─ eh anjir, hilap ngetik.

"Asal lo tau aja, gue punya pantat semok itu suatu karunia yang berharga!"

Sunghoon mendecih meledek, "Karunia apa?" Tanyanya.

"Ya karunia aja.. Buktinya pantat lo tepos, iri kan lo sama pantat gue. Ngaku aja dah," Jawab Jake sembari menepuk-nepuk bokongnya bangga.

"Anjing, pantat shaming. Yang penting gue tinggi, gak cebol kayak lo." Balasnya.

Rambut Sunghoon dijambak, "Asuu! Menghina tinggi badan itu lebih kejam dari pembunuhan!"

"Aduh-duh, lepasin anjrit! Lo juga gak boleh rasis terhadap pantat!"

Jake melepas jambakannya, mencubit pinggang Sunghoon dengan asal. Dia kesal kuadrat terhadap pemuda dengan tai kebo disekitaran tulang hidungnya itu. Eh maaf, maksudnya tahi lalat.

"Gak tau, males! Mau marah sama lo!"

Pemuda mungil itu berjalan lebih dulu masuk ke dalam hokben. Meninggalkan Sunghoon yang masih berjalan pelan sembari mengusap kulit kepalanya. Beberapa detik kemudian Jake berhenti dan berbalik badan, "Gue bakal maafin lo, kalo lo traktir semua pesenan gue di hokben hari inii!" 

Setelahnya dia melanjutkan langkahnya masuk ke dalam, mencari tempat duduk dekat kaca yang langsung menghadap jalanan raya. Mendudukkan bokongnya disana dengan lumayan kasar, hingga menghasilkan suara cukup keras.



Duk!

"Buset, pelan-pelan duduknya. Kalo pantatnya jadi tepos nanti nangess,"

Jake menendang kaki Sunghoon, "Bacot lo, ngabers!"

"Daritadi lo kdrt terus sama gue, ngajak cerai?"

"Cih, sejak kapan kita punya hubungan?"

Jleb sumpah.

"Oke, makasih selalu ada."

"Udah ngabers, alay pula. Dah ah, gue mau pesen dulu. Awas!"

Jake berdiri dari duduknya, hendak melewati Sunghoon yang terduduk disebelahnya. Namun tubuhnya ditahan oleh Sunghoon, mendudukkan pemuda itu dikursinya kembali.

"Udah gue pesenin sebelum gue duduk disini," Jelasnya.

"Huh, emang lo tau apa yang gue pengen?"

"Paket apapun yang penting ada ebi furai nya. Ditambah ice cream rasa vanilla, dan coca cola buat minumnya. Udah, duduk aja. Tinggal tunggu pesenan lo dateng," Jawab Sunghoon sembari merangkul pinggang Jake.

Jake sedikit merona dibuatnya, bisa-bisanya pemuda ini menghafal semua kesukaan dan kebiasaannya. Hebat sekali.

"Eh iya, Hoon. Lusa ini Taehyun ulang tahun, lo di undang?" Tanya Jake.

Sunghoon mengangguk sembari menatap layar ponsel, "Iya, ini baru dikasih tau lewat grup." Jawabnya tanpa mengalihkan atensinya.

"Oh, jadinya dia ngadain perayaan ultahnya dimana?"

Jake bertanya sembari mendekatkan wajahnya pada ponsel Sunghoon, membaca pesan-pesan disana. Mata bulatnya seketika melotot kaget,

"Hah.. Di club?! Sinting bener ini orang," Celetuk Jake.

"Katanya sekalian mau ngajak buat ramein club ayahnya yang baru resmi dibuka. Udahlah, biarin aja. Nanti dateng bareng gue," Balas Sunghoon.

"Tapi males kalo disana, lagian gue baru pernah lewat doang. Gak pernah masuk ke dalem,"

"Sekali-kali, cobain suasana baru. Lumayan siapa tau ntar dapet tontonan live gratis."

"Otak selangkangan, lo pasti semangat gara-gara Taehyun ngerayainnya di club. Tempat orang modelan lo bersarang,"

"Gini-gini gue belum pernah yang namanya ngewe." Celetuknya santai.

"Goblok, kalo ngomong kecilin dikit bege."

Jake menundukkan kepalanya meminta maaf saat beberapa orang didekat sana menatap mereka berdua. Dasar Sunghoon biadap.

"Maaf-maaf, orang ini memang sinting habis nyemilin stella jeruk, maaf sekali lagi."

Pas sekali, tak lama setelah itu pesanan yang mereka pesan sudah diantar ke meja mereka. Membuat mata bulat Jake berbinar lucu menatap hidangan makanan dihadapannya.

"Yeayy, hoka-hoka!"

Langsung saja Jake mengambil ice cream vanilla miliknya, menyuapkan sesendok demi sesendok ke dalam mulutnya. Terasa sensasi dingin sekaligus manis menyeruak didalam mulutnya, membuatnya sesekali bergidik karna sensasi dinginnya.

"Harusnya makan nasi dulu, baru makan ice cream." Sunghoon berceletuk.

"Nanti keburu cair, siapa suruh pesennya barengan sama nasi. Harusnya pas mau pulang aja," Balasnya.

Sunghoon tak membalas, atensinya sekarang menatap noda ice cream yang tersisa pada sekitaran bibir Jake. Pemuda itu makan dengan belepotan, sudah seperti anak kecil saja.

Sunghoon memegang pundak Jake, menghadapkan wajah itu dengan wajahnya. Lalu mengecup sekaligus menjilat bekas ice cream yang tertinggal disana, hingga benar-benar bersih. Dan hanya menyisakan saliva yang membahasi bibir Jake.

Jake mematung, terkejut akibat hal yang Sunghoon lakukan. Kemudian atensi keduanya terpaku pada seorang anak kecil yang terdiam melihat adegan tidak senonoh mereka berdua barusan.

"Yaampun, maafin kita ya, dek. Adegan tadi tolong jangan dicontoh kedepannya," Ucap Jake.

Anak kecil yang sekiranya masih berumur 6 tahun itu hanya menatap mereka dengan polos, tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan.

"Adek, mau liat lagi gak?"

Tolol.

Sunghoon memang terkadang tidak ada otak, membuat Jake bisa naik pitam terus-menerus akibat kelakuannya. "Dongo anjing! Udah ya dek, mending balik ke meja kamu aja gih."

Jake mengintrupsi, dan dituruti oleh anak itu untuk kembali menuju mejanya. Setelahnya kepala Sunghoon mendapatkan jitakan penuh kasih sayang.


Tak!

"Dasar takda otak, kasian matanya jadi ternodai. Mana masih muda,"

"Padahal tadi kesempatan,"

"Kesempatan dalam kesempitan! Inget dong, ini lagi di tempat umum! Jangan berbuat seenaknya dulu, tahan hormon lo yang berlebihan itu."

"Berarti kalo bukan di tempat umum, gue boleh berbuat seenaknya sama lo?" Tanya Sunghoon.

Jake loading sebentar, beberapa detik kemudian dia paham apa yang dimaksud oleh pemuda biadap itu. Membuatnya memberi jeweran kepada Sunghoon,

"Mesum lo, tolol!"


























































yeayy berhasil double up karna berhubung jakey lagi ultah! <33
anyway, chapter selanjutnya atau selanjutnya lagi, aku jamin kalian engga bakal jenuh. 🙏🏻🙏🏻

ꗃ. kelabumi,
November, 2021.

(✓) destiny, sungjake. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang