★ lima belas.

3.1K 426 91
                                    

"Lo... Yakin? Jangan bercanda,"

Jujur, Sunghoon sedikit terkejut akibat jawaban yang barusan Jake lontarkan. Terlalu gila, pikirnya.

Pemuda yang ditanya nampak santai-santai saja, seperti sudah mengambil keputusan yang bulat. Dia memiringkan kepalanya, menatap Sunghoon dengan polos dan keningnya yang berkerut bingung.

"Iya, emang kenapa? Nanti Sunghoon aja yang jadi bot nya." Jawab Jake.

"Gak, makasih." Balas Sunghoon.

"Gue tinggal dulu, mau kekantin. Laper gara-gara greget liat kalian, bye."

Heeseung benar-benar beranjak pergi. Menyisakan dua pemuda yang mendadak tengah dilanda hawa canggung, mereka sama-sama terdiam.

"Ekhem, lo serius tentang tadi?" Tanya Sunghoon sekali lagi.

"Serius, harus ngomong berapa kali sih?!" Jawab Jake setengah ngegas.

"Weselow, gue cuman memastikan."

Jake bersungut sebal, "Terus? Keputusan lo apa?" Tanyanya.

Sunghoon tak menjawab, pemuda itu sedikit menunduk dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Jake. Pergerakannya yang tiba-tiba, membuat pemuda yang terduduk dibrankar sedikit terkejut.

"Kalo emang lo serius pengen coba, i will try too." Ucapnya didepan wajah Jake.

Kontak mata mereka saling bertemu, tak ada yang berniat memutus sampai berpuluh-puluh detik kemudian. Hingga akhirnya terputus, karna Jake yang mendorong dada Sunghoon agar menjauh.

"Pipi lo, kenapa merah?"

Jake spontan memegang kedua pipinya, merasakan sensasi hangat yang menjalar dari pipinya hingga belakang telinganya.

"Gak tau! Mending sekarang kita tentuin─ Um, tentuin itu.."

Sunghoon mengerenyit, "Tentuin apa?" Tanyanya.

'Goblok, dasar gak peka.'




"Tentuin posisi!" Jawabnya dengan sedikit malu.

"Oh, posisi. Mau tentuin pakai cara apa?" Tanya Sunghoon.

"Suit!"

"Wtf, masa suit?! Gue kira bakal pakai cara apa gitu!" Balas Sunghoon.

"Emangnya pakai cara apa?"

"Ya itu.. Ah gak tau dah, skip aja. Ayo suit,"

"Oke, yang menang berarti kalah!"

"Yang kalah berarti menang! Satu, dua, tiga! Yang menang jadi bottom!"

Mereka berdua mulai suit. Kini hasil suitnya adalah; Jake yang mengeluarkan batu, dan Sunghoon yang mengeluarkan gunting. Berarti, Jake lah yang memenangkan suit kali ini.

"Loh, kok gue?!" Tanyanya tak terima.

"Yes! Manjur juga komat-kamit gue,"

Jarinya yang membentuk gunting diarahkan pada pipi Jake, mencubit pipi gembil itu dengan bangga sekaligus senang. "Gue kalah, berarti lo yang bakal jadi bottom."

Sebenarnya Jake sedikit tidak terima, garis bawahi, sedikit. Dia mencebikkan bibirnya dan membuang muka. Menghindari tatapan Sunghoon yang menatapnya dengan perasaan senang karna menang─ maksudnya kalah, dari pertandingan suit tadi.

"Jangan ngambek terus, makin cocok jadi bot."

Jake tidak menghiraukannya, ia hanya mendengus sebal sebagai balasan. Tangannya ia lipat didada, wajahnya semakin berpaling dari hadapan Sunghoon.

Sunghoon yang melihat itu terkekeh pelan, dia menarik dagu si manis agar menatapnya. Mensejajarkan wajah masing-masing, supaya lebih nyaman untuk berbicara.

"You will be a good and obedient Submissive, huh?" Tanya Sunghoon. Nadanya terdengar sangat rendah.

Kedua pipi Jake kembali panas, menimbulkan semburat kemerahan pada pipinya yang sangat kontras dengan kulit pucat miliknya. Menandakan bahwa ia sedang sangat tersipu, sial.

"Answer me,"

Sunghoon mendesak Jake agar pemuda itu menjawab, membuat pemuda manis itu mengangguk dengan malu-malu.

"Y-yes, sir. I will,"

Jawaban Jake barusan membuat Sunghoon mengulas senyuman miring, sebuah smirk. Tersenyum puas karna dapat menundukkan seorang Shim Jaeyun. Ya walaupun masih coba-coba, sih.

"Let's be a boyfriend, look like a real boyfriend."























































yeyy double up! pendek dulu aja yaa, hehe <33

ꗃ. kelabumi,
November, 2021.

(✓) destiny, sungjake. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang