★ tiga puluh empat.

2.8K 327 41
                                    

"Kak Hee, takut... :("

Sedari tadi, Jake selalu memeluk dan mengeluh pada Heeseung. Takut, satu kosa kata yang selalu di ucapkan dari bilah bibirnya.

Hari ini, adalah hari dimana Operasi Jake akan dilaksanakan. Hanya tinggal menunggu jangka waktu beberapa menit, Jake akan segera dibawa menuju ruangan bedah.

"Jangan takut, serahin semuanya sama Dokter dan Tuhan. Oke?"











Cklek..

"Permisi. Sudah waktunya mulai Operasi, pasien akan kami pindahkan menuju ruang bedah."

Salah seorang perawat masuk dan membungkuk hormat. Disusul oleh dua orang perawat lagi di belakangnya. Setelah Heeseung turun dari brankar, ketiga perawat itu segera mendorong brankar Jake menuju ruang bedah. Yang kebetulan lumayan dekat dengan kamar inap Jake.

"Kak Rusa!" Panggil Jake sebelum benar-benar menghilang di balik pintu ruangan bedah.

Pintu ruangan bedah tertutup, disusul oleh masuknya sang Dokter dan beberapa asisten lainnya yang akan menjalankan operasi hari ini. Menambah gejolak takut serta khawatir dalam diri Jake.

"Jaeyun? Sudah siap?" Tanya Dokter itu sembari berancang memberi biusan.

"Bu Dokter! Sebentar! Aku mau minta tolong sesuatu, boleh?"































































*****

"Jangan kebiasan gigitin kuku, gak baik."

Heeseung spontan menghentikkan aktivitasnya saat Sunghoon mengintrupsinya. Pemuda berwajah rusa itu kalut dengan rasa khawatir sedari tadi, ntah mengapa. Semakin lama Operasi dilakukan, semakin besar pula rasa khawatir yang dirasakan Heeseung.

Operasi transplatasi atau pencangkokan hati ini memang bisa dibilang Operasi besar. Yang artinya, akan memakan waktu lama. Sekitar selama 6 hingga 12 jam, kira-kira segitulah prakiraan waktu Operasinya.

Heeseung melihat jam tangannya. Ah, ini baru jam ke 4 Jake mulai di Operasi─

Tunggu, mengapa lampu ruangan yang menandakan Operasi tengah berjalan tiba-tiba mati?

Tepat setelah lampu itu mati, sang Dokter keluar sembari menurunkan maskernya. Heeseung dapat melihat raut dan senyum kecut dari sang Dokter.

"Dokter! Gimana sama Jaeyun?!" Tanya Heeseung dengan senyuman yang terpatri.

























































".... Maaf, Jaeyun tidak bisa di selamatkan. Detak jantungnya barusan tiba-tiba melemah, dan berakhir berhenti berdetak. Kebocoran jantungnya sudah tidak bisa di tangani,"

(✓) destiny, sungjake. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang