★ tiga puluh satu.

2.9K 370 38
                                    

"Begitulah ceritenye...─ANJING!"

"HUEEEE! KENAPA LO GAK PERNAH BILANGG??!!?!"

Jake menubruk tubuh Heeseung hingga sang empu jatuh terlentang diatas ranjang, memeluk tubuhnya dengan posisi dia yang berada diatas Heeseung. Menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher sang Kakak.

"Prinsip gue itu, kalo udah masa lalu gak perlu di ungkit-ungkit lagi."

"Dan ini gue ceritain sama lo berdua, sebagai bentuk peringatan." Lanjutnya.

Sunghoon melamun, banyak pikiran yang mendatanginya sekarang. Bagaimana jika Jake bisa hamil juga seperti Heeseung?

"Hoi, ngapa bengong?"

Lamunan Sunghoon buyar ketika Heeseung sedikit menggeplak kepalanya. Semua pikiran-pikiran anehnya menghilang begitu saja.

"Aduh! Kagak kok kagak, cuman memikirkan bagaimana rasa sakitnya jadi lo." Sangkalnya.

Heeseung memutar bola matanya malas, "Gak sangka masih punya pikiran. Dah ah, gue keluar dulu. Baik-baik lo duaan disini, jangan sampe ngewe dua kali. Gue hajar kalo sampe beneran," Peringatnya sembari berjalan keluar kamar Jake.

Pintu kamarnya ditutup, bersamaan dengan Heeseung yang hilang dibalik pintu. Menyisakan dua orang insan yang tengah dilanda hawa canggung dan kaku kayak kanebo kering.

Jake menatap Sunghoon yang kembali melamun menatap pintu. Dia berdiri, berjalan menuju balkon kamarnya yang terbuka menampilkan pemandangan sore hari.

Sunghoon yang melihatnya lantas berdiri dan berjalan mengikut Jake dengan spontan. Menghampiri dan duduk di sebelah Jake yang sekarang tengah terduduk di kursi yang ada disana.

Memandangi pemandangan sore dari balkon, tempat dimana skinship mereka mulai naik tingkat. Namun dengan hubungan yang masih begini-begini saja.

Untuk perasaan, keduanya masih labil. Lagipula, awalnya kan ini semua hanyalah hal coba-coba. Namun kenapa malah jadi sejauh ini dan melibatkan perasaan?

"Jake,"

Sunghoon memanggil nama yang tengah menjadi bahan pikirannya akhir-akhir ini, membuat sang empu menengok sembari memasang raut wajah bertanya.

"Apa?" Sahutnya.

"Lo.. Nyaman gak sih kalo hubungan kita cuman gini-gini aja?" Tanyanya sambil melamun.

Jake diam, matanya masih menatap wajah Sunghoon dari samping. "I don't know, kalo lo sendiri?" Tanyanya balik.

Sunghoon menghela nafas, lalu menengok ke samping. Tatapannya bertemu dengan manik mata Jake yang tengah menatapnya polos.

"Gue sendiri rasanya kurang nyaman. Bahkan kita udah sampai ngelakuin hal yang bisa dibilang di luar batas,"

Jake menangkap sesuatu, dia tersenyum simpul. Menunggu Sunghoon untuk mendengar apa yang akan pemuda itu katakan selanjutnya.

Seperdetik kemudian, tangan Jake di genggam oleh Sunghoon. Menautkan jari-jemari satu sama lain yang terasa sangat pas bagi keduanya. Kemudian, tanpa diduga Sunghoon mengecup punggung tangan Jake sekilas. Menimbulkan rona merah pada kedua pipi sang empu.

"Ih, S─sunghoon.."

Sunghoon terkekeh, "Kenapa? Gak boleh?" Tanyanya menggoda.

Jake membuang muka, "Bukan gitu.."

(✓) destiny, sungjake. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang