★ dua puluh dua.

3.2K 410 35
                                    

"Shit,"

Jake mengumpat setelah mendengar bisikkan Sunghoon. Pemuda itu terkekeh kecil, menyenderkan tubuhnya pada tralis besi disamping Jake.

"Tandanya pekat juga,"

Sunghoon berceletuk saat melihat hasil karyanya yang terpampang jelas pada leher jenjang Jake, membuat sang empu mendengus sangat kesal.

"Gara-gara lo, siapa suruh bikin tanda?"

Jari tengahnya ia acungkan kepada Sunghoon, memberikan tatapan sinis kepada pemuda itu. Rasanya sekarang dia sangat kesal ditingkat paling akhir.

"Daripada kosong, mending gue kasih hasil karya."

Dia melempar kotak Rokok itu masuk kedalam tong sampah, kini dia sudah tidak peduli dengan bungkusan berisi belasan tembakau tersebut. Sekarang ada yang lebih membuat candu dibandingkan barang sampah itu.

"Fuck, bibir gue jadi bengkak."

"Itu sih belum seberapa,"

"Bangsat."

Jake mengusap bibirnya yang bengkak menggunakan ibu jarinya, menghapus jejak saliva yang masih membasahi bibirnya.

Sunghoon melingkarkan tangan kanannya pada pinggang Jake, menarik pinggang itu supaya lebih mendekat. "Kadang gue ngerasa kalo hubungan kita itu lawak," Celetuknya.

Jake menengok, "Lawak gimana?" Tanyanya bingung.

"Lawak aja. Awalnya kita cuman niat buat coba-coba, makin kesini malah jadi ketagihan."

Pemuda manis disebelahnya tertawa pelan, "Ahaha, iya! Kenapa ya waktu itu gue ngebet banget."

Sunghoon diam beberapa saat, tidak menanggapi. Matanya tetap menetap Jake disampingnya.

"I have one question."

"What?"

"Lo ada perasaan sama gue, atau nggak?"

Pertanyaan Sunghoon barusan sempat membuat Jake bungkam. Karna jujur, pemuda manis itu masih bingung jika dihadapkan tentang perasaan. Dia baru pemula dalam hal percintaan, selama ini dia hanya sebatas; Suka─Gebet─Uncrush. Kelihatannya seperti menggantung, tapi memang kenyataannya begitu. Jake tipikal orang yang mudah bosan.

"Udah gue duga, pasti gak ada sama sekali."

Sunghoon berceletuk sembari mengusap wajahnya menggunakan satu tangan yang bebas. Dia sudah menduga, semua ini hanyalah sebatas hal coba-coba.

"Perasaan gue masih labil, Hoon. Bahkan gue juga masih gak ngerti sama perasaan gue sendiri,"

"Itu artinya, lo belum pernah bener-bener suka atau jatuh cinta sama seseorang." Balas Sunghoon.

"Kayak gue," Lanjutnya.

Jake mengerenyit, "Bukannya.. Lo punya banyak mantan?"

Sunghoon terkekeh. "Kata siapa? Gue baru pernah sekali pacaran," Jawabnya.

"Nah, itu udah pernah. Sama siapa tuh?"

"Lo."

Jake menunjuk dirinya sendiri, "Gue?" Tanyanya memastikan.

Yang ditanya mengangguk, "Iya, lo."

"O─oh, gue kira bukan."

Mereka saling terdiam beberapa saat, hingga secercah cahaya bohlam muncul diatas kepala Sunghoon. "Gue ada ide," Celetuknya.

"Ide apa?"

Sunghoon menghadapkan tubuhnya menghadap Jake, "Kenapa kita gak saling bikin suka satu sama lain?"

Ah, benar! Selama ini Jake sama sekali tidak memikirkan hal itu, yang dipikirannya hanyalah menjalankan ini semua. Tanpa melibatkan keterikatan perasaan satu sama lain.

"Gue gak kepikiran itu," Balasnya jujur.

"Gapapa, lo mau lakuin yang tadi gue bilang gak?" Tanya Sunghoon.

"Caranya? Gimana?"

Sunghoon mengecup pipi Jake sekilas, tangan yang tadinya melingkar pada pinggangnya kini berpindah pada leher Jake. Merangkul pemuda itu dengan erat.

"Kadang perasaan itu bisa tumbuh seiring berjalannya waktu, atau bisa berupa dengan sebuah afeksi. Dan lainnya,"

"Semua orang punya cara tersendiri untuk bikin seseorang jatuh cinta, gue harap lo lumayan paham sama apa yang gue omongin." Lanjutnya.

Sedetik kemudian Jake mengangguk ribut, "Paham! Terima kasih atas ilmunya, tuan Sunghoon yang terhormat."

Jake menundukkan kepalanya hormat, membuat Sunghoon terkekeh. Lalu pemuda itu mengusak rambut si manis, "Nakal." Ucapnya.

"Huh? I call you sir, it means I am obedient. Not naughty," Balasnya sembari tersenyum miring dan membasahi bibirnya sendiri.

Sunghoon balas tersenyum miring, tangannya menarik kerah baju Jake agar mendekat. Kemudian pemuda itu berbisik seduktif ditelinga Jake, "It's already a bit visible that you're aggressive." Bisiknya.

Dia kembali mencium bibir Jake, melumatnya dengan kasar hingga membuat sang empu kembali kewalahan. Jake belum bisa mengimbangi permainan bibir Sunghoon.

Kali ini hanya sebatas melumat, karna setelahnya Sunghoon langsung melepas tautan tersebut. Membuat Jake sedikit mendesah kecewa.

"Lagi," Pintanya.

Dia memajukan wajahnya, hendak meraup bibir Sunghoon untuk memulai pagutan lagi. Namun pemuda itu malah memundurkan wajahnya dan menghindar, membuat Jake berdecak sebal.

Sunghoon menaikkan alisnya menggoda, kemudian kembali tersenyum miring. "Beg,"

"Huh?"

"Beg for me."

Jake terdiam. Beberapa detik kemudian dia memasang sebuah smirk, "I want to kissing again with you, sir!"

Sunghoon tidak bergeming sama sekali, yang menyebabkan Jake berdengus sebal. "I can't forget how good your tongue is in my mouth."

Pemuda jangkung itu masih terdiam, namun cekalannya pada kerah Jake sudah lumayan bertambah erat. Ayo Jake, sedikit lagi.

"Hunny,"

"Master,"

"Dad─ Humpph!"

Sunghoon meraup bibir itu dengan sangat rakus, melumatnya lebih kasar dibandingkan dengan yang sebelumnya. Walaupun dirinya tidak bisa mengimbangi, namun Jake tetap merasa sangat puas.

Seperti yang Jake ucapkan tadi, Sunghoon benar-benar menelusupkan lidahnya masuk lagi. Mengabsen setiap deretan giginya, dan mengajak lidah Jake untuk ikut berperang.

Pagutan itu berlangsung cukup lama, hingga tepukan Jake pada dada Sunghoon adalah hal yang mengakhiri pagutan itu lagi. Mereka berdua mengatur nafasnya, saling menatap satu sama lain sembari tersenyum tipis.

"Make me and my lips as your favorite thing and your addiction,"

"Will always."
































































kurang agresif nih, aowkwksks.
anw, thanks for your support! <33

ꗃ. kelabumi,
November, 2021.

(✓) destiny, sungjake. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang