★ dua puluh tiga.

3.1K 396 65
                                    

"Senggang gak? Jalan yuk, lagi pengen malak nih."

"Ayo, kapan sih gue gak senggang. Tapi kiss dulu,"

Sunghoon menghadapkan wajahnya tepat dihadapkan Jake, mengode untuk mendapatkan ciuman. Jake yang melihatnya lantas mencebik, apa tidak ada hal lain selain cium dan ciuman?!


Cupp~

"Udah!"

"Masa dipipi?!"

"Yaiyalah, suka-suka gue mau cium dimana!"

"Yaudah gak jadi jalan,"

"Ish, Sunghoon jahat!"

Sunghoon membuang muka, kembali sibuk dengan layar ponselnya. Hanya pura-pura sibuk, sebenarnya dia sedang menahan gelak tawanya. Ntah hal apa yang membuatnya menahan tawa.



Chuu~

Jake menarik dagu Sunghoon, menghadapkan wajah pemuda itu setara dengan wajahnya. Lalu mengecup bibir sang pacar dengan cukup lama.

Hingga Sunghoon yang tiba-tiba menahan tengkuk Jake agar pemuda itu tidak melepas ciumannya terlebih dahulu. Dia menyempatkan melumat dan menghisap bibir plum yang telah menjadi candunya sejak beberapa minggu yang lalu.

Setelahnya dia melepas ciuman itu, menyisakan tautan saliva yang menjuntai dari masing-masing bibir. Sunghoon mengusap sisa saliva yang masih bertengger pada sekitar bibir Jake menggunakan ibu jari, lalu menjilatnya.

"Manis. Yuk jalan,"

Sunghoon melingkarkan tangannya pada pinggang Jake, mengintrupsi supaya pemuda itu berdiri. Kemudian mereka mulai berjalan keluar cafe yang berada didepan sekolah.

Iya, mereka melakukan ciuman tadi ditempat umum. Tanpa memperdulikan tatapan orang-orang yang melongo melihatnya. Bahkan sampai ada yang melihatnya tanpa berkedip, tontonan gratis sayang untuk dilewatkan walau hanya satu kali kedipan. Benar?

"Lepasin, Hoon. Jalannya mepet banget, susah tau." Jake mencoba menarik tangan Sunghoon yang masih setia melingkar pada pinggangnya.

"Biarin, sekalian mau pamer ke orang-orang kalo lo itu punya gue." Jawabnya santai.

Jake merotasikan bola matanya malas. Namun tak bisa dipungkiri bahwa dirinya tersenyum malu-malu, bahkan pipinya juga ikut merona. Belakangan ini dia memang sering seperti itu, disebabkan oleh oknum berinisial PSH. Sialan memang.

"Bacot ah," Balasnya.

Sunghoon tertawa pelan, bibirnya mengecup pipi Jake sekilas. Membuat sang empu mencebikkan bibirnya kesal. "Cium-cium mulu!"

"Biarin."

"Ngeselin!"

Sunghoon kembali terkekeh, "Mau coba naik kereta bawah tanah?" Tawarnya.

"Boleh-boleh! Gue baru sekali naik itu kayaknya," Terimanya antusias.

Sunghoon mengangguk, dia merangkul pundak Jake dan berjalan sedikit cepat menuju ke tempat tujuan.


































****

"Ih, penuh banget.."

Jake spontan mengeluh saat melihat isi dari kereta bawah tanah tersebut. "Yang ini lumayan renggang, gak kayak yang sebelum-sebelumnya. Ayo naik," Sunghoon menarik tangan Jake.

"Yaudah deh."

Jake mengikuti Sunghoon melangkah masuk ke dalam kereta bawah tanah. Dengan bibirnya yang masih setia melengkung ke bawah, dia berusaha melewati beberapa orang yang berdiri di dalam kereta itu.

Mereka berdua berdiri bersebelahan, berpegangan pada handle grip yang menjuntai dari atap kereta. Suasananya lumayan padat, namun ada sedikit ke renggangan setelah belasan orang turun di stasiun tempat ia naik tadi.

"Gak lagi-lagi mau naik kereta bawah tanah, padat banget." Gumamnya.

"Ini hari Sabtu, lagian ini juga jam-nya orang-orang pulang kerja. Kalo hari sabtu kan kebanyakan kerja setengah hari," Balas Sunghoon.

Matanya setia menatap layar ponsel yang menyala, menampilkan roomchat grup yang berisikan teman serta para sohibnya. Jake yang melihatnya menjadi iri. Dia gak ada niatan mau ajak ngobrol Jake, gitu?

Jake memilih menatap ke arah jendela yang tidak tertutup dengan roller blind. Pupil matanya bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti jalannya kereta api yang lumayan cepat.

Beberapa detik kemudian atensinya sedikit beralih pada seorang pria yang lewat dibelakangnya dengan berdesak-desakan. Tapi Jake masa bodo, dia hanya memajukan sedikit tubuhnya agar pria itu bisa lewat dengan mudah.

Pria itu berdiri tepat dibelakang Jake, berpegangan juga pada handle grip dibelakangnya. Apasih, sudah tau keadaanya sempit. Kenapa pria itu malah berdiri mepet dengan Jake?

Awalnya pria itu hanya berdiam diri sembari bersiul-siul gajetot. Lama-kelamaan ternyata ngelunjak, pria tersebut malah meremas bokong Jake dengan tiba-tiba. Membuat sang empu bokong menegakkan badannya dengan reflek.

"Humph!"

Jake spontan hampir saja mengeluarkan lenguhan akibat terkejut. Mata bulatnya membulat dengan sempurna, sangat terkejut akibat kejadian yang sangat tiba-tiba itu.

"H─hoon.."

Dia memanggil Sunghoon dengan berbisik, tangannya menarik-menarik kecil ujung kemeja seragam yang dikenakan Sunghoon. Membuat atensi sang empu beralih kepadanya sepenuhnya.

"Hm?" Balasnya dengan dehaman.

Bukannya menjawab, Jake malah sedikit melenguh sembari menunduk. Salah satu tangannya mencoba melepaskan tangan pria sialan itu yang masih saja setia meremas bokong miliknya. "Ugh.."

Sunghoon jelas bingung, masa iya bocah ini horny didalam kereta? Gila aja. Begitu pikirnya.

Namun pikirannya barusan langsung ditepis, setelah sorot matanya melihat seorang pria dibelakang Jake yang asyik meremas bokong milik pacarnya. Matanya memejam sembari menikmati setiap remasan yang ia lakukan.

Sunghoon menggeram, dia menarik pinggang Jake agar mendekat. Lalu berdiri tepat dibelakang pemuda mungil itu, membuat tangan kotor yang tadi bertengger terpaksa terlepas begitu saja.

Matanya menatap pria yang tengah mendesah kecewa itu dengan datar serta tajam, dia berbisik sesuatu didekat pria itu. "Don't touch and bothering him, stupid. Dia pacar gue, he's mine." Bisiknya dengan tajam.

Sunghoon sedikit menyenggol pria itu agar beranjak darisana. Masa bodo jika pria itu hendak mencari target lain untuk ia remas, yang penting Jake sudah aman dengannya.

Tak lama kereta mereka tiba di stasiun pemberhentian tujuannya, kedua pemuda itu turun dengan perasaan lega sekaligus sebal. Sangat sebal.

"Akhirnya sampai!" Ucap Jake.

"Makanya, jangan protes kalo pinggang lo gue rangkul. Untuk menghindari hal-hal goblok kayak tadi,"

"Cih, modus lo! Pantat gue jadi keram, berasa tremor." Dia merasakan bahwa bokongnya keram sekaligus tremor.





Plak!

"Makanya juga, jangan punya pantat terlalu semok."

















































semoga aku bisa double up 🙏🏻🙏🏻
anyway, hepibidi jakeyy cayangg! ♡♡

ꗃ. kelabumi,
November, 2021.

(✓) destiny, sungjake. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang