★ delapan belas.

3K 422 86
                                    

"Hari ini, kamu sudah boleh pulang."

Sang Dokter berucap dengan tiba-tiba saat memeriksa keadaan Jake, membuat pemuda yang tengah berbaring itu memekik senang. Keadaannya sekarang memang sudah tambah membaik, hari ini adalah hari ke-7 nya dirumah sakit.

"Yeyy! Terima kasih, dokter!" Ucapnya dengan riang.

Dokter itu mengangguk, "Kamu gak boleh terlalu capek dan melakukan aktivitas berat, nanti malah nge-drop dan berakhir disini lagi. Jaga baik-baik raga kamu, oke?"

"Siapp, dokter!"

Setelahnya dokter tersebut pamit undur diri, menyisakan Jake dan Sunghoon diruangan itu. Sebenarnya tadi Heeseung ada disana, namun, pemuda itu pamit untuk pergi ke kantin rumah sakit.

Ntah mengapa pemuda itu sangat sering sekali pergi kesana, tapi balik-balik gak pernah bawa makanan. Sedikit mencurigakan.

"Balik kampung! Owowow balik kampung! Owow─"

"Berisik, paok."

Jake cengengesan, "Habisnya kan gue seneng! Lo gak seneng apa?!"

"Gak,"

"Ish, jahat banget. Awas aja skinship sama gue lagi!" Ancamnya.

Semenjak kejadian tempo lalu, mereka berdua menjadi lebih sering melakukan skinship satu sama lain. Paling mentok ya skinship pelukan dan mencium seluruh wajah, kecuali bibir tentunya.

"Mainnya ngancam, gak asik."

"Bicik kamu!"

Sunghoon menggeram gemas, dia naik keatas brankar dan menggigit pipi Jake. Membuat sang empu sedikit meringis kesakitan.

"Sakit! Sini gue gigit balik!"

Jake mendekatkan mulutnya pada pipi Sunghoon, berniat hendak menggigit pipi pemuda itu. Sunghoon jelas tidak mau mengalah begitu saja, dia sedikit menjauhkan wajahnya dari Jake, membuat pemuda yang hendak menggigit pipinya itu malah berakhir menggigit leher miliknya.

"Akhh,"

Jake tersadar bahwa yang ia gigit itu bukanlah pipi, melainkan leher jenjang yang sekarang telah menimbulkan sedikit bercak merah akibat gigitan kecilnya.

"I'm sorry! G─gue gak sengaja!"

Sunghoon tidak menjawab, pemuda itu mengusap bagian lehernya yang menjadi samsak gigitan Jake barusan. Menghasilkan sensasi geli tersendiri.

Jake ketar-ketir, dirinya sedikit takut karna Sunghoon yang menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. Sungguh, hal itu menyeramkan bagi Jake.

Benar saja, pemuda jangkung itu merapatkan dirinya pada Jake yang tengah terduduk dibrankar. Si manis terkejut, terlebih lagi sewaktu wajah Sunghoon mendekat pada area lehernya.

"Bakal gue bales juga," Bisiknya.

Sunghoon benar-benar menggigit kecil leher si manis, juga menyempatkan untuk menghisap leher mulus itu. Membuat Jake mengerang karna sensasi aneh yang dirasakannya.




Cklek..

"Cuy, ayo ma─ Anjing!"











































































****

"Mau digendong Sunghoon!"

"Gak! Lo biar gue yang gendong,"

Jake merengut sebal, karna kejadian beberapa jam yang lalu, Heeseung menjadi lebih posesif. Sebenarnya pemuda itu lebih sering memberikan tatapan sinis kepada Sunghoon, dibandingkan sifat posesifnya.

"Ayo, Jake. Biar gue yang gendong."

Heeseung memberikan tatapan sinis, mukanya terlihat sangat dongkol. "Apaansih, emang lo diajak?"

"Bicik, ayo Hoon!" Ajaknya dengan riang.

Sunghoon dengan sigap berjongkok didepan Jake, mengintrupsi supaya pemuda manis itu naik keatas punggungnya. Kemudian dia mulai berdiri dan berjalan keluar ruangan, meninggalkan Heeseung yang masih sibuk mengangkat dan menggendong tas berisi perlengkapan miliknya dan juga Jake.

"Tungguin, anjing. Gue berasa jadi babu,"

Sunghoon menghentikan langkahnya, berbalik kebelakang menghadap Heeseung. Menunggu pemuda itu agar berjalan beriringan. "Ayo cepet,"

"Sabar ngapa, mau ngapain buru-buru banget?"

"Gak ngapa-ngapain, pengen cepet-cepet balik aja."

Sunghoon dan Heeseung kembali berjalan keluar rumah sakit, menuju parkiran mobil. Mereka pulang menggunakan mobil Heeseung, sekaligus berniat ingin bucin dikursi tengah.

"Woy!"

Tiba disana, mereka malah bertemu Jay yang baru saja turun dari mobilnya. Pemuda itu menghampiri tiga orang yang baru saja sampai diparkiran.

"Lo ngapain?"

Jay menekan tombol dikunci mobilnya, agar mobil miliknya terkunci. "Jenguk Jake, terus lo bertiga mau kemana?"

"Si goblok, kita bertiga udah mau balik."

Heeseung dan Sunghoon kompak menjitak kepala Jay, lalu disusul oleh Jake yang juga menjitaknya atas suruhan Sunghoon.

"Anjing lah, berarti gue telat dong?"

"Yaiyalah, lagian ngapa baru kesininya sekarang? Padahal Jake udah seminggu mendekam dirumah sakit." Balas Heeseung.

"Lo tau? Ini bocah baru ngabarin gue kemarin malem. Jadi, yang salah siapa?" Tanya Jay sembari menunjuk Sunghoon.

"Lo," Ucap ketiga orang itu serempak.

Jay senyum tabah, dia berusaha sabar. Jangan sampai mobil-mobil disini dia bakar semua, biar mirip kayak karakter tokrev alias Biji. Eh, Baji maksudnya.

Disela-sela senyuman tabahnya, penglihatan Jay menangkap sesuatu. "Weh, apaan nih? Udah sampe cupang-cupangan lo berdua?" Jarinya menunjuk leher Jake dan Sunghoon.

"Iya anjir, beberapa jam yang lalu kena ciduk sama gue. Tapi lumayan lah, tontonan gratis euy." Sambar Heeseung.

"Halah, gak ada gue mana asik."

"Apasih, udah gue bilang itu karna Jake yang gak sengaja gigit leher gue." Bela Sunghoon.

Jake yang berada dipunggung Sunghoon mengangguk ribut. "Betul! Terus habis itu Sunghoon bales gigit deh,"

"Anjay, kapan-kapan bisalah didepan gue." Setelahnya kepala Jay ditempeleng oleh Heeseung.

"Ini kapan baliknya? Pegel juga lama-lama,"

Sunghoon bertanya. Karna jujur, punggungnya mulai merasakan pegal. Mengingat bahwa Jake yang masih setia berada dipunggungnya.

"Tahan dikit dong, demi pujaan hati." Sahut Jay.

"Maksudnya pujaan hati?" Tanya Jake bingung.

Jay tersenyum tipis, mengeluarkan aura-aura cepu. "Asal lo tau, bocah tiang ini pernah gak makan hampir dua hari karna khawatir sama lo. Ditambah waktu itu dia gak dibolehin jenguk sama Abang lo, untung ini anak kagak mati kelaperan." Dia menjeda kalimatnya.

"Asupan dia selama dua hari itu juga cuma satu, Rokok."

































































aaaaaa thank you sO so much for your support! :( <33

ꗃ. kelabumi,
November, 2021.

(✓) destiny, sungjake. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang