03

115 15 2
                                    

🍁Happy reading🍁

Bukan kalimat maupun kata,
Namun pesan,
Pesan dari semua yang telah tertulis dalam pikiran

Sedikit namun bermakna
Seperti halnya kisah ini yang singkat namun banyak artian

~Al Zahir Wilson~

"Zahir, putraku"

"I.. ibunda"

Betapa bahagianya Zahir melihat bahwa di depan matanya sekarang terdapat sosok ibunda yang selama ini ia rindukan

"Zahir jangan sedih lagi. Ibunda tidak tega melihat Zahir sedih. Zahir harus bisa sabar menghadapi semua yang terjadi"

"Ingatlah nak. Tidak ada kata menyerah untuk terus berjuang dan apapun cobaan pasti akan terus berjalan "

"Dan apapun cobaan, pasti akan ada jalan keluar"

"Ibunda pamit"

"Ibunda....."


Zahir terbangun dari tidurnya. Dan benar saja ternyata itu semua hanyalah mimpi. Mimpi bertemu dengan sang ibunda tercinta yang hanya sekejap namun sangat berkesan

Setidaknya rasa rindu itu sendikit terobati walaupun hanya melalui sebuah mimpi

Jam telah menunjukkan pukul 06:30. waktu untuk Zahir dan adik adiknya berangkat ke sekolah

Setelah zahir mengantar kedua adiknya, dia berangkat menuju sekolahnya dan tiba tepat pukul 07:00

"Permisi, " salam zahir masuk kelas

Zahir duduk di bangku dekat anak bernama Dimas. Anak yang tak kalah tampannya dengan Zahir

"Baiklah anak anak, pada kesempatan kali ini kita akan mengatur Penanggung penanggung jawab kelas untuk kedepannya" ujar Bu Ambar

Pemilihan pengurus kelas telah di lakukan. Dan hasilnya itu membuat Zahir sedikit merasa cemburu karena Dimas berhasil menjadi ketua kelas dengan wakil yaitu Zahra

••

Tak terasa 3 jam telah berlalu untuk pengenalan sekolah hari kedua

Zahir yang melihat Zahra sedang berjalan sendirian menuju halte sekolah, segera menghampirinya

"Kamu mau naik bis sekolah lagi zahra?" Tanya zahir sambil berjalan mengikuti zahra

Zahra hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya lalu berbicara pada Zahir

"Aku di jemput papah ku hari ini. Emangnya kenapa?" Jawabnya seraya menghentikan langkah kakinya

"Emmm ngga papa kok cuma tanya aja. Kalau gitu, aku pamit pulang duluan ya" ucapnya lalu pergi meninggalkan Zahra

"Eh bro lu kenapa?" Tanya Dimas pada Zahir

"Gue gak papa kok" jawabnya

"Yaudah yok ke cafe nongkrong bro.."
Dimas mengajak Zahir pergi cafe untuk berkumpul kumpul layaknya anak jaman sekarang

Zahir, Dimas dan yang lainnya pergi menuju cafe yang letaknya tak jauh dari dari sekolahan

Sesampainya di cafe, Zahir dan yang lainnya mulai nongkrong membahas bahas game , bahas bahas cewek hingga membahas masalah masalah pribadi. Ya begitulah sifat anak laki laki jika sudah menongkrong

1 jam sudah hampir Zahir habiskan di cafe tersebut. Zahir dan teman teman yang lainnya pulang ke rumah mereka masing masing. Akan tetapi lain hal nya dengan zahir yang masih harus menjemput adik adiknya yang sedang di sekolah

Setelah Zahir menjemput kedua adiknya, mereka bergegas pulang ke rumah

Hening dan tidak ada satupun orang di dalam rumah. Zahir dan adiknya memutuskan untuk mencari ayahnya di seluruh sudut rumah

"Ayah .... Ayah dimana?!" Teriak intan yang masih terus mencari ayahnya

"Non, den" panggil Bi arsih tiba tiba

"Bibi?"

"Ayah dimana bi?" Tanya intan

Dengan perasaan yang sangat gugup bi arsih menjawab pertanyaan intan

"Bapak lagi telvon di kamar non" jawab gugupnya

Zahir yang tersadar bahwa bi arsih tengah gugup akhirnya melantunkan pertanyaan lagi pada bi arsih tentang mengapa ia sangat terlihat gugup

"Ayah telvon sama siapa bi?" Tanya penasaran Zahir

Pertanyaan itu semakin membuat BI arsih gugup di hadapan Zahir dan kedua adiknya

"Bibi kenapa gugup?" Tanya Zahir sekali lagi

"Emm bibi Ndak kenapa kenapa kok den. Emm..ini bibi engga tau bapak lagi telvon sama siapa den. Iya itu maksud bibi den" jawabnya yang masih gugup

"Udah sekarang lebih baik non intan, den damar sama den Zahir ganti baju gih terus makan"

Sembari tadi Bi arsih mencoba untuk mengalihkan pembicaraan yang ada. Entah apa yang sedang bi arsih sembunyikan dari Zahir dan adik adiknya

Terpaksa Zahir menghentikan pembicaraannya dan naik ke lantai 2 yaitu menuju kamarnya untuk berganti baju

Foto,
Mata Zahir sekarang tertuju pada foto itu lagi.
Sekali dua kali ia melihat foto ibundanya itu, Zahir selalu meneteskan air mata rindu pada ibunda tercinta yang telah tiada

"Zahir janji akan jaga adik adik Zahir bunda..." Lirihnya


TBC ...
Jangan lupa vote dan komen biar author lebih semangat 😉

*Next
Terbongkarnya sebuah rahasia

Zahir The Series [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang