05

104 18 9
                                    

🍁 Happy reading 🍁

1 Minggu kemudian....

"Zahra, ayo gue antar lu pulang"

Yup kini Zahra dan Zahir telah menjadi teman yang dekat dan tidak malu malu lagi seperti dulu

Bukan lagi dengan kata "saya","aku","kamu" ataupun itu,
Tapi melainkan dengan bahasa anak zaman sekarang

"Iya, gua naik ya" ujarnya sambil menaiki boncengan montor Zahir

Oh sungguh romantis sekali pertemanan mereka. Sampai sampai membuat Dino si anak paling bucin itu hampir pingsan

"Oh tuhan..Kenapa pertemanan mereka sangat romantis.. Kenapa tidak dengan ku tuhan" ucap alay Dino di depan anak anak yang asik tengah melihat keromantisan Zahir dan Zahra

"Yaelah lebay lu. Gue juga bisa kali kayak gitu. Lihat aja ntar" ujar Gama tak mau kalah saing dengan Zahir

****

Mereka berdua menaiki montor bersama. Itu semua memang sudah terbiasa Zahir dan Zahra lakukan akhir akhir ini

Mereka sudah terbiasa dan tidak ada lagi kata malu untuk mereka

Sampai tiba Zahir dan Zahra di depan gang rumah Zahra.

Diam. Zahra tidak mau sampai orang tuanya melihatnya pulang berasama seorang laki laki yaitu Zahir

Jadi..?selama ini Zahra menyembunyikan pertemanan dekatnya dengan Zahir. Mengapa harus seperti itu?

"Makasih ya Zahir.." ucapnya sembari turun dari boncengan Zahir

"Iya sama sama cantik. Gua cabut yak"

Ups... lagi lagi mereka membuat orang orang iri melihatnya

Baru saja Zahir ingin menyalakan montornya lagi, tiba tiba saja segerombolan anak kecil yang dari tadi melihat Zahir dan Zahra

"Yah..kakaknya ganteng doang tapi anter jemput ceweknya depan gang hahahah..." Sorak ledek segerombolan anak kecil

"Yaudahlah ya, emang kenapa ? Masalah?. Dasar bocil kagak ngerti apa apa" ledek balik Zahir yang membuat Zahra tertawa

"Ngapain ketawa kek gitu?" Lirik Zahir pada Zahra

Tidak tidak. Zahra hanya menertawakan sikap Zahir yang seolah olah tidak tau sifat anak kecil pada umumnya

"Udah deh mending lu pulang aja. Ngapain ngurusin bocil" ledeknya

Baik. Kali ini dia benar benar pulang dan tidak mau berdebat dengan bocil bocil yang sibuk meledeknya. Tapi tunggu. Suatu saat Zahir akan kembali dan kembali meledek bocil bocil itu

Zahir menarik gas sepeda motornya dan pergi menuju ke sekolah milik Intan dan milik Damar

Zahir tiba di sekolah intan,
Tapi dia sama sekali tidak melihat keberadaan intan. Bisanya intan menunggu di gerbang sekolah, tapi kali ini dia tidak ada di sana

"Kakak..." Panggil teriak suara intan

Ternyata dia berada di tempat abang abang jualan jajan di depan sekolahnya.
Ya itu sudah biasalah yah. Namanya juga anak sekolah pasti hampa tampa adanya jajan

Intan yang melihat kakaknya sedang menunggunya akhirnya berlari menyebrang menuju tempat Zahir

Namun apa yang terjadi?. Intan berlari tanpa melihat kanan kiri dan ternyata terdapat mobil yang melaju sangat kencang dan menabrak intan

Zahir yang melihat itu langsung berlari menuju intan yang sudah tergeletak dan berlumuran darah

Mobil? Mobil itu kabur begitu saja tanpa bertanggung jawab. Ah sudahlah itu urusan terakhir. Yang terpenting sekarang adalah intan. Anak itu harus segera diselamatkan

Zahir bersama dengan para warga turut membantu membawa intan menuju rumah sakit terdekat

****

Sesampainya di rumah sakit, intan langsung dibawa ke ruang IGD untuk di periksa

Sedangkan Zahir, dia duduk di depan ruang IGD dengan badan yang bergetar dan perasaan yang campur aduk

10 menit kemudian..

"Den Zahir.."

Suara itu. Itu adalah bi arsih yang telah datang bersama dengan Damar.

Mereka berdua turut terlihat sama panik dan khawatir mendengar berita Zahir bahwa intan kecelakaan dan sedang di rumah sakit

"Bi arsih"

"Sebenarnya apa yang terjadi kak?" Panik Damar pula

Entah apa yang harus Zahir katakan. Dia sudah sangat lemas dengan perasaan yang campur aduk

Zahir sudah mencoba untuk lebih tenang. Dia hendak menceritakan semua kejadian sebenarnya yang terjadi pada intan

Belum sempat bercerita, dokter yang menangani intan telah keluar dari ruang periksa

"Permisi, dengan keluarga anak intan?" Ucap dokter berkemeja putih bersih dengan stetoskop yang dikalungkan di bahunya

"Benar dok. Saya kakaknya" jelas Zahir

Dokter menjelaskan mengenai keadaan intan. Untuk saat ini intan sangat membutuhkan donor darah. Sedangkan stok darah (A) di rumah sakit sedang kosong. Intan sangat membutuhkannya karena kepala intan tadi sempat terjadi pendarahan

Donor darah? Apakah itu semua akan Zahir lakukan? Sedangkan kondisinya sekarang sedang tidak baik baik saja. Akhir akhir ini Zahir masih merasakan tidak enak pada badannya. Entah apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya

Zahir hanya memiliki dua pilihan.
Menunggu ayahnya pulang , atau dirinya yang akan mendonorkan.

Sudah tidak ada pilihan lain lagi. Intan membutuhkan donor darah sekarang. Jika menunggu ayah, itu akan membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan Damar, anak itu belum cukup usia untuk mendonorkan darahnya

"Saya siap dok. Saya akan donorkan darah saya pada adik saya" ucap tegang Zahir

Dokter mengiyakan perkataan Zahir. Namun sebelum pendonoran dimulai, Zahir harus di periksa keadaannya terlebih dahulu. Untuk apa?. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pendonor nantinya tak akan turut drop saat mendonorkan darah

Baik. Apa boleh buat. Zahir menuruti semua permintaan dokter

TBC ...
Jangan lupa vote dan komen biar author lebih semangat 😉

Zahir The Series [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang