12

65 14 6
                                    

🍁 Happy reading 🍁

Matanya membulat karna ternyata pria itu sudah tidak ada di kamar mandi

EL terlambat. Ternyata zahir sudah cepat pergi ke kamarnya melalui anak tangga itu

••

Matahari pagi bersinar terik. Menyambut indahnya mentari dan senyuman pagi

Itu bertanda bahwa kini waktunya semua makhluk hidup kembali beraktivitas setelah mengistirahatkan
tubuhnya malam hari

Begitu pula dengan Zahir. Dia telah siap. Di mulai dari seragam, tas, dan sepatunya. Hanya tinggal satu. Dia belum sarapan

Dia segera mengambil Hoodie hitamnya dan menuruni anak tangga itu

Langkahnya terhenti. Yang semula berniat untuk sarapan, kini tidak. Ternyata keluarga mereka sedang berasik untuk sarapan dan makan makan tanpa dirinya.

Matanya berbalik menunduk. Zahir sengaja berpura pura tidak menyapa pagi mereka. Dia melewatinya dengan pandangan kedepan tanpa menoleh sedikitpun

"Kakak"

Itu intan. Ternyata adik perempuannya itu masih peduli dengannya. Dia kira semua adik adiknya juga tidak akan peduli lagi dengannya

Langkahnya berhenti setelah mendengar panggilan tersebut. Dengan terpaksa dia membalikkan badannya untuk intan

"Kakak ayo sarapan" ajak intan mengandeng tangan Zahir menuju meja makan

Ayah.

Ayah masih menatap Zahir tajam. Mungkin karena kejadian kemarin. Zahir tau ayah memberikan tatapan seperti ini adalah untuk memberi kode bahwa dirinya tidak boleh ikut sarapan bersama dengan keluarga zina itu

"Maaf ya intan tapi kakak keburu terlambat masuk sekolah"

Sejujurnya intan tau kakaknya itu tidak suka dengan calon keluarga barunya. Bahkan intan tau apa yang telah di lakukan ayahnya malam tadi kepada zahir

Sebelum zahir kembali membalikkan badannya, dia menatap sinis pria bertubuh sama dengannya

EL yang merasa di tatap, dia hanya menundukkan pandangannya

"Biar aku antar zahir ke depan dulu ya mas"

Wanita itu. Dia pasti hanya mencari perhatian dari ayahnya. Berpura pura untuk baik pada zahir

Langkahnya sudah berada di depan motor yang biasanya memang dia kenakan untuk sekolah.

"Hati hati ya. Gak pulang juga gak papa" bisiknya pelan

Sudah tertebak. Sikap perempuan itu memang sudah tidak bisa di percaya. Zahir berpura pura tak mendengarkannya dan lanjut mengegas motornya dengan cepat

"Dada sayang..."

••

Sesampainya di sekolah, pandangan mata pertamanya adalah Zahra. Anak itu sedang menuju ruang kelas

Brukk!

Dengan tak sengaja, Zahir menabrak tubuh seorang gadis kecil mungil di hadapannya

Zahir The Series [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang