🍁Happy reading 🍁
Jarum jam masih berdenting
Aku terdiam tak sanggup bergeming
Berdiri ataukah kembali terbaring
Bagaikan kayu yang sudah keringHidup terus berjalan
Menyusuri hutan maupun lahan
Tak terus henti aku memikirkan
Nasib seseorang untuk maju lebih depanSemua kisah itu tak dapat ku lupakan dari memoriku
Tentang perjuangan kehidupanku untuk meraih impianku
Tentang bagaimana aku menjalani semua cobaan yang datang untukku
Tentang doa yang selalu menyertaikuDi dalam ruang yang telah usang
Dengan kebahagiaan yang mulai hilang
Betapa hidupku kini menjadi malang
Semua harapan yang ada telah hilang~Al Zahir Wilson~
Rintik rintik hujan mulai berjatuhan membasahi alam. Tanah yang semula kering kini menjadi basah dan lembab. Pohon pohon yang semula layu menjadi hidup, basah dan segar
Zahir telah tiba di sekolah milik Intan. Karena kondisi cuaca sedang hujan, Zahir dan intan memutuskan untuk berteduh di sekolahan intan terlebih dahulu.
"Gue harus telvon Damar dulu"
Karena Zahir belum bisa menjemput Damar, Zahir memutuskan untuk menelfon Damar dan menyuruh Damar pulang menaiki taxsi
•
•Damar
OnlineZahir
Halo marDamar
Iya kak?Zahir
Kamu pulang naik taxsi ya. Kakak belum bisa jemput. Disini hujan. Kalo udah sampai rumah kabarain ayah kalo kakak sama adik lagi neduhDamar
Iya. Kalo gitu Damar mau nunggu taxsi dulu. ByeZahir
Bye•
•"Kak kita gimana pulangnya?" Tanya intan yang masih berada di samping Zahir
"Bentar lagi ya. Tunggu dulu. Hujannya bentar lagi reda kok" jawab Zahir sambil membuka jaketnya dan memberikannya pada intan agar intan tidak merasa kedinginan karena cuaca
Meskipun Zahir tau, bahwa dia adalah anak yang tak sekuat orang lain bayangkan. Zahir adalah anak yang sensitif. Zahir adalah anak yang mudah sekali sakit.
Namun semenjak ibundanya meninggal, kini tak ada lagi yang mau memperhatikan keadaannya. Zahir selalu menutupi rasa sakit yang ia alami selama ini
"Kakak kok kasih jaketnya ke intan sih? Emangnya Kakak engga kedinginan?" Tanya intan adik yang selalu mengerti dan paham akan keadaan Zahir selama ini
Intan sejak dulu mengerti bahwa Zahir adalah anak yang mudah sakit. Intanlah yang selalu memperhatikan kondisi Zahir selama ini. Walaupun usianya yang terbilang masih kecil, namun rasa perhatiannya pada sang kakak tak ia lupakan
"Udah pakek aja ngga papa kok. Kakak nggak kedinginan" jawabnya dengan senyuman ikhlas
Beberapa menit telah berlalu. Hujan yang deras itu telah selesai mengguyurkan air di muka bumi.
Zahir dan intan bergegas pulang agar ayah tidak memarahinya
"Assalamualaikum" salamnya sembari membuka pintu
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahir The Series [END]
Teen FictionZahir the series - Menghela nafas dan melihat sekitar Hujan turun begitu deras membasahi tubuhnya Dia Zahir, anak yang hanya ingin mendapatkan keadilan bukan keterpurukan Jaga omongan kamu! Saya menyuruhnya pulang sendiri itu biar dia mandiri. Dan s...