23

71 15 25
                                        

Yuhuuuuu udah libur.....
Waktunya lemburrrrr
Wkwkwk

Komen yang banyak oyyy
Biar author semangat 📍

🍁 Happy reading 🍁

"Cukup!. Kamu jangan nuduh mama yang enggak enggak ya Zahir!"

Tisna memajukan langkah nya berdekatan, dan menatap tajam Zahir

Zahir berdecak "alah udahlah gak usah ngeles! Udah muka pas pasan, mainnya porotin duit orang! Dasar murahan!"

Plakk

Tisna menampar keras muka Zahir. Anak itu sudah keterlaluan dan harus dikasi pelajaran!

Zahir hanya memegang pipi merahnya. Dia terdiam, lalu selangkah maju menuju Wilson

"Ayah kenapa diam? Ayah percaya kan sama Zahir?!. Dia yang udah buat Zahra nangis yah" bisik sinis nya untuk membuat Wilson percaya atas ucapan Zahir

"Zahra?"

Tak tau kenapa, tapi hatinya selalu bergetar saat mendengar nama itu. Putrinya yang sangat ia rindukan sejak dahulu.

"Iya yah, Zahra!"

Ucapan Zahir terus memancingnya agar Wilson percaya. Dan disisi lain juga, agar rahasia tentang siapa Zahra itu terbuka

"Jangan percaya mas! Anak mu itu memang kurang ajar! Berani banget dia nuduh aku kayak gitu!" Tisna meyakinkan Wilson dengan mengandeng lengan tangannya kuat

Wilson menggelengkan kepalanya. Berhenti dari lamunannya, dan melepaskan tangan Tisna kasar

"Tisna! Cepat kamu bilang, apa yang tadi dibilang Zahir itu benar atau enggak!" Wilson sedikit menaikkan nadanya

"Kok kamu gitu sih mas! Kamu udah gak percaya sama aku?!. Kamu percaya sama anak kamu itu, iya?!"

Pertengkaran mulai sampai di ujung puncak. Ini adalah bagian terseru dalam hidup Zahir

"Yaelah yah, yang namanya pelaku, mana ada yang ngaku! Kayak istri ayah itu!" Zahir berbahak melihat Tisna yang sudah ketakutan

Wilson terdiam. Memandang Tisna dan memandang Zahir. Tak tau harus bela yang mana. Karena yang berhubungan dengan Zahra, bisa aja itu benar. Tapi apa iya istrinya Setega itu?!

"Woy lu ngapain ngintip di sono! Sini! Udahlah ngaku aja!. Kagak usah malu malu" Zahir berbahak melihat EL yang hanya melihat pertengkaran ini dari bilik kamarnya

Jujur saja, rasa takut nya amat sangat kuat. 'argghhh kenapa gue tadi mesti nuruti mama!!' batin EL sembari mengacak acak rambutnya malu

"Itu tuh yang pertama dan paling pertama nyekap Zahra!" Gaya tunjuk tangan Zahir pada bilik kamar EL

Argghhhh malu sekali rasanya.
El menutup pintu kamarnya kasar. Takut ayah menghampirinya

"Dasar pecundang! Tampang doang oke! Tapi gitu aja langsung tutup pintu malu! Gak lakik lu!" Bahak Zahir menertawakan EL yang sudah bersembunyi

"Udah Zahir! Sekarang papa minta, kalo emang benar apa yang kamu bilang, mana buktinya"

Wilson mengulurkan tangannya pada Zahir meminta bukti kejelasan bahwa yang menculik Zahra adalah benar Tisna dan EL

"E-emm"

"Tuh kan! Zahir aja binggung mas! Udah pasti dia bohong! Makanya, kalo gak ada bukti gak usah berani beraninya nuduh orang! Malu sendiri kan!" Tisna tersenyum miring melihat Zahir

Zahir kembali tertawa bahak. Lucu sekali mama sambungnya ini. Dikiranya dia bodoh?!

"Ngapain ketawa?. Udah gak ada bukti, masih aja bisa ketawa!" Ketus Tisna yang mulai sedikit khawatir karena tingkah Zahir

"Mamah mamah..... Emangnya aku bodoh?!! Aku engga bodoh kayak anda!" Pekik Zahir menunjuk nunjuk Tisna

"Kalo emang iya, mana buktinya?!" Tisna masih tak percaya jika Zahir memiliki buktinya

"Ini buktinya" Zahir mengeluarkan handphone nya dari saku celana. Membuka sebuah rekaman dan siap untuk diputar

Terlihat betul disitu muka Tisna sangat amat takut

"Gimana? Udah siap belum di puter?" Senyum licik Zahir

"Halah itu kan cuma rekaman suara. Bisa aja kamu buat buat! Iya kan mas"  Tisna mengepalkan tangannya pada tangan Wilson erat

"Gimana yah? Mau di puter atau enggak nih?!" Zahir menunjukkan handphone nya pada Wilson

Wilson berdecak. "Putar sekarang!"

"Anjirr!!! Mati gueee!!!!" Ucap frustasi EL di balik kamar yang mendengar semua pembicaraan mereka

"Oke aku puter sekarang!"

Tak perlu beberapa lama, Zahir memutarkan rekaman suara itu dan respon Wilson...

"Udah cukup matiin!" Wilson menyingkirkan handphone Zahir kasar dan melepaskan genggaman erat tangan Tisna

"Apa maksud dari semua ini?!!" Pekik Wilson depan Tisna yang sudah ketakutan tingkat dewa

"I-itu.." gugupnya

"Itu apa Tisna! JAWAB!!"

Zahir hanya memandang pemandangan yang luar biasa ini. Sangat fantastis dan menyenangkan sekali rasanya

"I-itu pasti Zahir Ngada Ngada mas! Mana mungkin aku kayak gitu!"

"Heh kamu! Dari mana kamu ambil suara itu! Pasti itu kamu edit kan! Biar suaranya mirip kayak mamah sama EL?!!" Tisna mendorong bahu Zahir

Zahir menggeleng geleng kan kepalanya "kan udah Zahir bilang, Zahir itu pinter. Gak kayak mama!"

"Yah waktu EL ambil Zahra, Zahir sempat berhenti dan inisiatif aja buat rekam suara. Ya walaupun ujung ujungnya Zahir juga di sekap" jelas panjang lebarnya

"Halah ngeles kamu!" Tisna semakin mendorong dorong Zahir agar ia tidak bisa berkutik dan bersikuat

"Mau bukti lain?. Ada yang lebih jelas loh. Atau udah cukup ini aja?" Zahir menaikkan alisnya sebelah menggoda Tisna yang sudah ketakutan

"Bukti apa lagi Zahir?!"

Tak perlu banyak lama. Seorang gadis cantik telah sampai dan datang membawa semua bukti

"Bukti ada ditangan saya"





TBC....

Cihuyyy liburrr oyyy...

Tapi, tim OSIS masuk :v
Gk jadi libur deh ;)
2 hari doang kok ;)(







Jangan lupa vote dan komen biar author lebih semangat 😉

Zahir The Series [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang