21

76 17 11
                                    

🍁 Happy reading 🍁

Lelah.

Hari ini badanku terasa lelah. Setelah seharian berada di sekolah, pulang pulang diriku harus memandang keluarga neraka lagi

Ingin pergi.

Aku ingin pergi. Pergi sejauh jauhnya. Pergi dari kobaran api dan mencoba melindungi diri

Tak sempurna.

Diriku memang tak sempurna. Diriku tak sepintar kamu dan diriku tak sehebat dirimu. Tapi aku yakin suatu saat aku akan melebihi jiwa mu

Beban.

Jika memang selama ini aku adalah beban hidupmu, lantas mengapa kau masih mempertahankan ku?. Hanya tinggal buang dan lempar. Kenapa susah?!

Cukup.

Cukup karena aku tak ingin lagi melihat tubuhmu berada di depan mukaku. Sudah cukup semua kebahagiaan ku kau ambil. Dan kini saatnya aku untuk pergi.

Selamat tinggal duniawi.

^_Zahir ° the series_^

00:00

Sebuah angka yang indah. Sampai sampai ingin rasanya ku hancurkan. Begitu banyak halangan ku untuk keluar. Entah sampai kapan harus menunggu kepastian

"Cukup?!!. Gue udah gak mau lagi lihat wajah Lo!!"

Plakk

Sebuah tamparan keras untuk anak yang kurang didikan. Anak itu memang pantas untuk mendapatkannya

"Hentikan Zahir!!"

"Udahlah udah! Cukup gue yang terima! Gue bakal keluar dari rumah ini. Dan satu lagi! Saya akan pulang ke Surabaya!!"

Tangga demi tangga ternaiki. Dengan hentakan penuh dendam dan kekecewaan atas semua yang telah terjadi

"Tolong jangan pergi"

Sebuah ucapan dari seseorang yang selama ini egois dan tak tau diri

"Kenapa gak boleh pergi?!. Gue juga udah gak berguna kan di keluarga ini?!. Gue cuma sampah kan?!!"

Satu dua baju sudah mulai terletak rapi di sebuah koper besar yang siap menemaninya pergi

"Kamu anak ayah. Cuma kamu yang bisa ngertiin ayah. Damar dan intan, mereka masih kecil. Mereka belum bisa semengerti kamu" Wilson memandang muka melas

"Basi banget rayuannya"

Tak butuh waktu lama, koper dengan baju baju di dalamnya sudah siap semua. Hari ini juga diri ini akan angkat kaki dari rumah yang berkorban api

"Jangan pergi Zahir!" Wilson terus mencegah Zahir

"Lepasin tangan aku!" Zahir mencoba melepas tangan Wilson yang memegang erat

"Kamu harapan ayah satu satunya, Zahir" ucapnya

Zahir hanya tertawa kecil

"harapan?!. Harapan apa?!. Ayah juga suruh aku tinggal di sini buat apa?!. Buat jadiin babu?!. Babu dari mereka semua itu! Iya?!"  Ucapnya dengan menunjuk dua orang tak tau diri itu. Iya! Siapa lagi jika bukan El dan Tisna!

Mengambil montor dan pergi sejauh jauhnya dari keluarga ini!

00:02

Kenapa dua?!. Karna yang satu itu hanya kamu^^°

"Sorry gue gak bisa ikut Lo. Gue udah terlanjur sakit hati" ucap gadis malang

"Tapi itu semua bukan ulah gue! Itu semua olah bokap!"

Hancur! Orang yang yang selama ini ku harapkan ternyata adalah saudara ku sendiri.

"Arghhh. Gue capek!" Teriaknya di depan rumah Zahra

"Maafin gue Zahir,"

"Zahir?"

Namanya adalah Zahir. Bukan lagi Al. Dia sudah menjadi Zahir yang awal dan akhir. Bukan menjadi Al yang tengah

AL hanyalah sebuah kenangan dan Zahir adalah sebuah masa lalu yang telah kembali

"Bunda" satu kata terucap dari mulut Zahir

Begitu bergetar nya hati ini saat mengucap kata itu

"Bunda!!!"

Melaju kencang dengan penuh tancapan gas yang max. Jantung berdebar hebat. Semua telah hancur!

Oh tuhan, kenapa kau masih memberiku kehidupan?!. Tolong temukanlah aku dengan orang orang dulu! Satukan lah aku dengan jiwa ku yang dulu!!.

"Zahir lagi stres. Dia pasti ngebut banget. Gue harus susul dia"

Diam diam Zahra membawa motor mamanya keluar dan mengejar Zahir. Anak itu sangat bahaya! Dirinya sendang stres! Pasti naik motornya tidak kira kira!!

"Bunda!!!". Semakin teriakan dirinya kencang, semakin cepat pula motor itu melaju tanpa arah

Brakkk



TBC..

Hei?!!! How are you guys?!! Are you oke?.
Yeah i'm oke.

Thank you for always reading my story. I love you so much guys

15-6-2022

😊💔

Zahir The Series [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang