After all this timeeeee I'm backkkk!!
Belated happy easter ya semua. Maap membuat nunggu lama gile, dan makasih buat yang masih menunggu!!! Pasti pada lupa feritanya wkwkwk. Nih aing kasitau. Pokoknya intinya terakhir si Nao sama Rei semacam berantem—tepatnya Nao yang ngambek, biasanya dia jrg bgt ngambek!!!—-karena Nao pengen Rei cemburu sama si Daniel. Dan ini adalah kelanjutannya yyeyeeey. Jgn lupa vommentsnya yaaa. Kalo ada yang mau ditanyain mengenai plot atau tokoh tanya aja ke komen oqayyy
Love you guyessss
Slmt membaca!
***
.
.
.
"Iya, Kak. Ini entar kasih ke mereka, ya!" Akhirnya, setelah sekian lama, undangan gathering ini sampai juga ke tangan gue. Eh tunggu. tapi gue mesti kasih undangan ini ke Nao. Gimana kasihnya? Kita kan kesannya lagi bete-betean tanpa alasan yang jelas.
"Oh, oke...." Jawab gue sambil menerima empat lembar undangan itu. Udah lah pikir cara kasihnya entar aja.
"Sama, kak...." Ucap Layla dengan intonasi yang berbeda. Loh kok rasanya gue udah sering banget mendengar intonasi bicaranya yang satu ini. "Gue mau cerita."
(a/n: jadi, ceritanya si Layla pengen nyeritain (curhat) tentang sesuatu. Maksudnya intonasi disini tuh artinya Layla emang dulu suka curhat hal yang sama. Tentang apa sih? Hnnnn wkakakka)
***
"Nao, udah dapat undangan gathering Nike?" Tanya Mia sambil menghampiri gue yang sedang beres-beres buku dan tas saat pulang sekolah. Dih, apaan? Emang Nike ada gathering? Gue bahkan gak tahu! "Kalau belum, nih. Di meja gue entah kenapa ada dua undangan, tadi. Entah siapa yang taruh. Ngomong-ngomong, lo gak bareng Rei?"
Refleks kepala gue langsung memutar dengan cepat untuk memperhatikan seluruh isi kelas. Rei udah nggak kelihatan, mungkin udah pulang, karena sehabis ini dia ada bimbel. Dan dia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun ke gue, karena gue diemin dia dari tadi siang. Bodo amat, dasar nyebelin! "Heeh. Makasih ya Mi. Enggak nih. Lo mau balik, Mi? Bareng, dong!" Balas gue akhirnya sambil menerima undangan gathering berbentuk sepatu dari tangan Mia.
"Eh enggak, gue ada rapat OSIS..." Balasnya yang membuat gue mendesah kecewa. "Lu pulang sama yang lainnya aja, yang serute dengan lu. Duluan, ya!" Yah yaudah lah. Mending gue nongkrong dulu deh, sambil nunggu hujan.
"Lo gak balik, Nao?" Tanya Daniel kemudian menghampiri gue yang sedang berdiri di balkon, memperhatikan hujan yang pelan-pelan turun.
"Eh iya, ini gue sebenernya pengen balik, tapi tiba-tiba hujan." Dan gue gak ada temen pulang, batin gue miris. "Lo sendiri gak balik, Dan?"
"Iya, ini gue mau balik. Mau bareng keluarnya? Gue bawa payung, nih." Tawarnya. Yeeey! "Emang lo nggak mau bareng Rei?"
"Eh-emm" aduh gue bingung harus jawab apa. "Dia ada bimbel hari ini, jadi gak bareng gue." Gue gak bohong, kan?
"Ooh." Jawabnya sambil merongoh-rongoh isi tasnya, kayaknya lagi cari payungnya. Setelah sekian detik, tiba-tiba Daniel tersenyum aneh dan raut mukanya berubah. "Eh Naomi, ternyata payung gue ketinggalan." Ucapnya pelan dengan wajah memerah.
"Yeee!" Seru gue kemudian tertawa kecil. Ceroboh juga ini anak. "Yaudah lah gak apa-apa, kita tunggu hujannya reda aja disini." Balas gue, kemudian duduk dan menyenderkan diri di dinding kelas gue, menghadap ke balkon dan memperhatikan hujan yang mulai deras.
"Yaudah deh. Maaf, ya. Gue jadi php gini." Ucapnya, kedengarannya sedih banget. Kemudian gue mendapati Daniel sedang memperhatikan gue yang sedang memperhatikan hujan. Jadi salting gini gue ah, diliatin melulu. "Oh iya, lu suka hujan, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby in Love
Teen FictionDimana ada Abigail Naomi, pasti disana juga ada Alexander Reinhard. Pokoknya, mereka duo gila yang tak pernah terpisahkan, karena dalam setiap hal pasti ada aja kelakuan mereka yang selalu menimbulkan gelak tawa. Gak heran sih, karena kabarnya merek...